3rd POV
"Apa aku bukan kakak yang baik untuk Melody ?" Faith tiba-tiba bertanya saat Taeyong baru kembali ke dalam kamar setelah menidurkan ketiga putri kembar mereka.
Langkah Taeyong sontak terhenti. Dia menatap ke arah sang istri yang duduk bersandar di headboard ranjang.
"Gabjagi ?"
"Mereka bilang, kalau orang yang kita sayangi pergi tiba-tiba, setidaknya mereka akan berpamitan di dalam mimpi. Tapi kenapa, aku sama sekali belum memimpikan Melody. Apa dia marah padaku makanya dia tidak mau bertemu dan berpamitan denganku?"
Taeyong melangkahkan kakinya mendekat ke arah kepala ranjang. Tangannya langsung merengkuh tubuh Faith agar masuk ke dalam pelukannya.
"Kenapa berpikiran seperti itu? Melody sangat sayang padamu..."
"Aku membentaknya sebelum dia pergi.... Seandainya saja waktu itu aku mengijinkan dia mencari Renjun, mungkin Melody tidak perlu pergi diam-diam.... Mungkin Melody...."
"Ssshhh.... Jangan menyusahkan dirimu sendiri dengan berpikir seperti itu. Mungkin saja, Melody belum muncul di dalam mimpimu karena dia masih hidup...."
Faith melepaskan pelukan Taeyong. Dia mendongakkan kepalanya supaya bisa bertatapan langsung dengan manik sang suami.
"Apa kau juga percaya kalau Melody masih hidup?" tanya Faith dengan suara terbata-bata.
Bukan tanpa alasan Faith menanyakan hal tersebut. Selain dia, ayah serta samchondeul nya , beberapa kenalan dan keluarga mereka sudah beberapa kali mengatakan supaya mereka merelakan Melody. Tidak mungkin adik bungsunya itu masih bisa ditemukan dalam keadaan selamat. Bahkan ada yang menyarankan agar mereka mengadakan upacara pemakaman untuk Melody yang tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh Hyukjae.
Taeyong mengusap lembut wajah Faith dengan kedua ibu jarinya. Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi Taeyong dibanding dengan melihat istri tercintanya menderita seperti ini. Seolah-olah dia harus kembali melalui masa-masa dimana Faith hancur karena kehilangan penglihatannya.
Tidak....
Istrinya dua kali lipat lebih hancur dari saat itu....
"Aku selalu percaya dengan apa yang kau percayai, Sweet.... Selama ini aku hidup seperti itu kan?"
Taeyong kembali membawa Faith ke dalam pelukannya. Kali ini tangannya ikut bergerak naik turun untuk mengusap puncak kepala Faith. Dia memejamkan kedua matanya ketika dia merasakan kalau tubuh kurus Faith bergetar di dalam pelukannya.
"Aku yakin Melody akan kembali lagi pada kita.... Sudah ya.... Jangan menangis lagi.... Aboenim akan semakin sedih nantinya...." Taeyong berusaha menenangkan Faith. Keadaan ayah mertuanya itu juga tidak jauh berbeda dengan keadaan Faith. Itu sebabnya, setelah kecelakaan pesawat yang ditumpangi oleh Melody, Taeyong memang sengaja memboyong Faith dan ketiga putri mereka untuk tinggal di rumah keluarga Lee di Seoul demi menemani Hyukjae.
Terlalu lelah mengurusi si kembar dan memikirkan nasib Melody yang membuat dia selalu berakhir menangisi adik bungsunya itu, Faith jatuh tertidur di dalam pelukan Taeyong. Dengan perlahan, Taeyong membaringkan Faith di atas tempat ridur tanpa membuat istrinya terbangun. Setelah dia yakin Faith sudah tertidur dengan lelap, Taeyong beringsut turun dari atas tempat tidur. Dia berjalan menuju ke atas nakas tempat ponselnya sedang tersambung pada kabel pengisi daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...