3rd POV
Dengan langkah tergopoh-gopoh, Taeyong menyusuri lantai demi lantai yang ada di perusahaan. Tidak sabaran menunggu lift yang tidak kunjung berhenti di lantainya, Taeyong memutuskan untuk menuju ke lobi perusahaan lewat tangga darurat. Pesan yang baru saja dia dengar dari petugas keamanan yang berjaga di bawah menjadi alasan utama Taeyong bertindak seperti ini.
Seorang gadis muda mencari Lee Taeyong-ssi. Dia bilang namanya adalah Lee Lui, dan dia membawa kabar penting tentang Nona Melody.
Sepanjang perjalanan dari lantai tujuh dimana studio rekaman berada sampai ke lantai dasar, pikiran Taeyong mereka-reka kira-kira kabar apa yang dibawa oleh gadis yang namanya sering disebut oleh Melody setiap kali bercerita tentang kesehariannya di sekolah.
Tiba di lantai dasar, tangan Taeyong langsung terulur dan mendorong pintu besi yang membatasi tangga darurat dengan ruangan lain yang ada di lantai tersebut. Pintu besi itu terbuka lebar dan Taeyong semakin mempercepat langkahnya untuk menemui gadis yang bernama Lui.
Berhenti sejenak, Taeyong mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobi. Dia baru melanjutkan kembali langkahnya saat dia melihat seorang gadis dengan rambut pendek, mengenakan kaus cokelat berkerah, celana jeans dan sepatu sneaker warna hitam. Gadis itu duduk di salah satu kursi yang ada di lobi, kedua tangannya tertaut erat, kepalanya menunduk, kedua kakinya bergerak naik turun dengan cepat khas orang yang sedang gugup.
Mata Taeyong bertemu dengan mata petugas yang berjaga. Dia menunjuk ke arah gadis yang duduk di lobi. Mengeluarkan pertanyaan meski tanpa bersuara.
"Apa dia orangnya ?"
Petugas keamanan yang ditanya oleh Taeyong mengangguk. Taeyong mantap melangkah mendekat.
"Kau yang bernama Lui ?"
Gadi yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar suara Taeyong. Dia tertegun, wajah gadis yang mengaku sebagai teman Melody itu sangat berantakan. Sepertinya dia habis menangis.
"Hei.... Ada apa ? Apa terjadi sesuatu pada Melody ?"
Gadis di depan Taeyong itu mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Dia melipat kedua bibirnya yang bergetar karena menangis.
"Melody..... Melody...." ucap Lui terbata-bata.
Kewaspadaan Taeyong meningkat. Dia maju selangkah lebih dekat dengan Lui. Satu tangannya memegang lengan Lui.
"Berhenti menangis. Katakan kepadaku dengan jelas. Apa yang terjadi dengan Melody? Dimana dia ? Bukannya dia bilang dia menginap di tempatmu ?"
Lui yang masih terisak menggelengkan kepalanya.
"Tidak.... Dia tidak bersamaku. Melody.... Melody.... Dia terbang ke Jepang.... Sendirian.... Dan pesawatnya.... Pesawatnya...."
"BICARA YANG JELAS NONA !!!!" sentak Taeyong tidak sabar.
Lui menelan salivanya. Berharap dengan cara itu, dia bisa menenangkan dirinya. Dia mengeluarkan ponsel, berselancar mencari berita tentang kecelakaan pesawat yang ditumpangi oleh Melody. Setelah meng-klik satu artikel yang memuat berita kecelakaan itu, Lui menyodorkan ponselnya ke depan Taeyong dengan dua tangannya yang gemetar.
"Melody di sana.... Melody adalah salah satu penumpang dalam pesawat itu...."
Meskipun masih diliputi dengan kebingungan, Taeyong menerima ponsel gadis itu, membaca berita yang terlihat di layar ponselnya. Kedua matanya membola sempurna saat membaca kronologis tentang jatuhnya pesawat dari salah satu maskapai Korea Selatan di Laut Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...