Aku mengerjap pelan. Sinar matahari yang menerobos masuk lewat celah-celah tirai menimpa wajahku. Aku melenguh pelan. Menolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri. Dahiku mengernyit. Ruangan yang ada di sekitarku ini terasa asing.
Aku mendudukkan tubuhku di atas kasur. Kepalaku terasa sedikit pening sehingga aku spontan memejamkan kedua mataku kembali. Setelah rasa tidak nyaman itu berangsur-angsur menghilang, aku kembali membuka kedua mataku, menyibak selimut yang menutupi separuh tubuhku kemudian beringsut turun dari kasur.
Kamar siapa ini? aku membatin
Yang aku tahu pasti, ini bukan kamarku.
Aku berjalan pelan menuju ke arah standing mirror yang ada di sudut ruangan. Salah satu rutinitas wajibku di pagi hari. Memeriksa kondisi wajahku setelah bangun tidur di cermin.
Namun,
Saat aku menghadapkan wajahku ke cermin, aku terkejut bukan main. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Menarik napas panjang-panjang sebelum kembali membukanya.
Wajahku bukan wajahku.
Tubuhku bukan tubuhku, meskipun, sepertinya tubuh yang aku lihat di cermin sedikit lebih kurus dari tubuhku yang aku ingat.
Mengerti maksudku kan ?
"Ini pasti mimpi...." aku bergumam. Tapi kemudian aku kembali terkejut.
Suara yang keluar dari mulutku, bukan suaraku. Dan bahasa yang aku gunakan, bukan bahasa yang familiar di telingaku. Aku memutar tubuhku membelakangi cermin, ganti menutup mulutku dengan kedua tangan. Dengan gemetar, aku menjauhkan tanganku dari mulut.
"Tes... tes...."
Aku kembali terkesiap.
Ada apa denganku ?
"Ini pasti hanya mimpi.... Ini pasti hanya mimpi...." Aku menepuk kedua pipiku berkali-kali. Berharap aku bisa keluar dari dunia yang tidak aku kenali ini.
Tidak berhasil.
Aku kemudian berjalan kembali ke arah tempat tidur, naik ke sana, berbaring di sana dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku. Sekuat tenaga aku memejamkan kedua mataku. Menarik napas dalam-dalam sambil berucap bahwa ini semua hanya mimpi berulang-ulang. Seolah-olah kalimat itu adalah mantera yang akan membawaku kembali ke dunia yang aku kenal.
Beberapa saat kemudian, aku berhenti.
Apakah aku sudah kembali ?
Aku menurunkan selimut yang menutupi wajahku. Aku membuka mataku yang sebelah kanan. Mengedarkan pandanganku hanya dengan sebelah mata.
Aku masih ada di dunia mimpi.
Aku kembali memejamkan mataku. Mulutku kembali meracaukan kalimat bahwa ini hanya mimpi.
"Hahahaha..... kau lucu sekali...."
Suara laki-laki asing tertangkap oleh indera pendengaranku. Kedua mataku spontan terbuka.
Sejak kapan ada laki-laki di dalam kamar ini ?
Aku mendudukkan tubuhku kembali, memeriksa seluruh ruangan, dan cukup terkejut saat melihat seorang pemuda, duduk di kusen jendela, mengenakan pakaian serba putih, dengan satu kaki terangkat dan satu kakinya lagi menjuntai ke bawah.
"Ka...ka...mu ssi...ap....pa ?" tanyaku dengan suara terbata-bata. Karena belum terbiasa dengan suara dan bahasa yang aku rasa asing keluar dari mulutku-ini masih bisa aku sebut sebagai mulutku kan?-otomatis aku menutup mulutku dengan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...