3rd POV
Suara benda yang melenting jatuh ke lantai membuat atensi para pria berpakaian formal yang duduk di kursi mereka masing-masing teralihkan dari presentasi yang sedang dilakukan oleh salah satu staf dari Divisi Brand Marketing ke arah Hyukjae yang saat ini terlihat sedang mencari-cari sesuatu yang tadi dia jatuhkan.
"Maaf.... Silahkan dilanjutkan...." Hyukjae memberi isyarat agar presentasi kembali diteruskan sementara matanya tetap awas memindai ruang yang ada di sekitarnya untuk mencari benda yang tadi dia jatuhkan.
Pena kualitas premium yang dia terima sebagai hadiah ulang tahun dari Melody saat putri bungsunya itu masih duduk di sekolah menengah pertama. Melody menyimpan seluruh uang jajannya selama sebulan penuh demi membelikan pena mahal ini untuk Hyukjae. Dan mengingat yang berusaha sampai seperti itu adalah Melody, putrinya yang paling tidak bisa menahan diri untuk membelanjakan uang apabila dia menemukan barang-barang lucu nan menggemaskan, maka bisa dibilang Hyukjae terharu dengan usaha Melody menahan diri untuk tidak menggunakan uangnya sepeser pun.
Makanya, ketika pena itu, entah bagaimana kejadiannya, bisa tergelincir dari tangannya kemudian terjun bebas ke lantai, membuat Hyukjae jadi gelagapan.
"Nanti saja dicarinya, Hyukie..." Jungsoo yang duduk di sampingnya berbisik pelan saat melihat Hyukjae masih memfokuskan atensinya pada penanya yang jatuh dibandingkan presentasi yang sedang berlangsung di hadapannya.
"Tapi itu pena pemberian Melody, Hyung..." balas Hyukjae.
"Hyung tahu. Tidak akan ada yang berani mengambilnya. Ada namamu terukir di sana kan ?"
Hyukjae mengangguk. Jungsoo menepuk pelan bahu Hyukjae.
"Ikuti dengan baik presentasinya, setelah itu baru kau cari penamu yang jatuh...." ucap Jungsoo, lebih terdengar seperti perintah yang tidak bisa dibantah.
"Baiklah...." Hyukjae mengangguk sambil menghela napas panjang. Berusaha memfokuskan kembali konsentrasinya pada sederet angka dan grafik yang sedang dijelaskan oleh staf Divisi Brand Marketing.
Entah kenapa, perasaan Hyukjae terasa tidak enak.
Ini hanya karena pena pemberian Melody yang tidak sengaja dia jatuhkan bukan ?
🎀🎀🎀
"Yes Mi amore ?" sapa Taeyong saat menjawab panggilan suara dari istri tercintanya.
"Masih di studio ?"
"Ya. Masih ada dua lagu lagi yang harus aku direct. Ada apa ? Kamu masih di Inje dengan anak-anak kan ?"
"Iya.... Heum, sayang, apa kamu bertemu dengan Melody seharian ini ?" nada suara Faith terdengar cemas.
Taeyong memberi isyarat pada staf yang mendapinginya juga pada Jaehyun yang saat ini masih berada di dalam booth untuk menjeda proses rekaman. Setelah Jaehyun mengangguk setuju, Taeyong keluar dari studio, mencari tempat yang lebih privasi untuk melanjutkan percakapan via teleponnya dengan Faith.
"Belum.... Aku belum keluar dari studio sejak pagi. Aku sibuk dengan album baru Jaehyun. Ada apa ? Apa kalian bertengkar lagi ? Bukannya kamu bilang Melody akan menginap di apartemen Lui makanya kamu membatalkan rencanamu ke Seoul malam ini ?"
"Tidak.... Bukan itu.... Hanya saja, tadi, Lavender tidak sengaja menjatuhkan foto Melody saat mereka bermain. Aku menghubungi ponselnya beberapa kali, tapi ponsel Melody tidak aktif sama sekali."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei no Akai Ito
FanfictionUnmei no Akai Ito, selanjutnya disebut sebagai Benang Merah Takdir, merupakan kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Konon, di jari kelingking setiap orang ada benang merah yang tak kasat mata, yang akan terhubung dengan jodohnya. Han...