Drawing Closer

62 9 2
                                    

"Hei !!!" Akkinta menyentakku yang sedang duduk termenung di salah satu halte bus.


" Sampai kapan kau mau duduk disitu seperti orang bodoh ? Apa kau tidak menyadari kalau pria-pria yang disana itu memandang ke arahmu dengan pandangan lapar ?" lanjut Akkinta, masih dengan gaya sengak khas dirinya yang sangat menyebalkan.


Aku mendengus kasar.


Akkinta ini benar-benar menganggu !!!


Aku berakhir di halte bus ini karena aku tercengang dengan perkataan Injun Oppa saat kami piknik tadi siang.


Dia bilang kalau Kaoru mengingatkan dirinya pada seseorang.


Seseorang yang dekat dengannya


Seseorang yang


Injun Oppa bilang kalau berada dekat dengan Kaoru membuat dia teringat pada diriku !!!


Aku !!!!!


Berarti selama ini Injun Oppa tidak pernah melupakan aku !!!!


Dia selalu mengingatku !!!!


Dia ingat aku !!!!


Dia ingat Lee Melody !!!!


"HEI !!! KAU DENGAR AKU TIDAK SIH ??!!!! MALAH SENYUM-SENYUM SENDIRI !!!!" Akkinta malah berteriak di dekat telingaku.


"IYA.... IYA.... AKU DENGAR KOK !!!!"


Karena aku kaget, aku jadi ikut berteriak membalas teriakan Akkinta tadi. Namun sesaat kemudian aku tersadar. Kan hanya aku yang bisa melihat Akkinta. Kalau aku berteriak seperti tadi, bukankah orang-orang lain yang lewat akan menganggapku gila ?


Dengan cepat, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling halte. Untung saja, tidak ada orang lain selain aku dan pria-pria di seberang jalan yang kata Akkinta menatap lapar ke arahku. Dan untungnya juga, karena aku berteriak sendiri tadi, pria-pria itu mulai pelan-pelan berjalan menjauh sambil saling berbisik satu sama yang lain dan sesekali menatap ke arahku.


"Cepat pulang..... Kita bicara di flat-mu....." kata Akkinta yang terdengar seperti perintah di telingaku.


Aku merengut sebal, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena roh krisis identitas itu sudah menghilang dari pandanganku.


Sombong sekali dia !!!!


Mentang-mentang dia bisa kemana saja dengan mudah, dia jadi seenaknya kepadaku.....


Aku menolehkan kepalaku ke kanan dan kiri. Harusnya, masih ada bus yang beroperasi ke daerah flat-ku. Entah sudah berapa bus yang aku lewatkan.


Semua ini gara-gara fakta yang dilemparkan tanpa permisi oleh Injun Oppa membuat aku diam saja ketika dia menawarkan untuk mengantarkan aku pulang. Diamku itu diartikan lain oleh Injun Oppa. Dia pikir aku tidak nyaman dengan perkataannya sebelumnya. Jadi, dia meninggalkan aku setelah meminta aku untuk berhati-hati dan menghubungi dirinya jika aku sudah pulang ke tempat tinggalku.


Aku menepuk dahiku pelan.


Gara-gara terlalu terkejut, aku lupa kalau aku tidak tahu nomor ponsel Injun Oppa.


Bagaimana aku bisa menghubungi dirinya ???!!!


"Dasar bodoh !!!! Padahal itu kesempatanmu untuk bisa semakin dekat dengan Injun Oppa !!!!" Aku memarahi diriku sendiri sembari menepuk bagian belakang kepalaku beberapa kali.


Unmei no Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang