Resonance

47 13 1
                                    

Renjun POV

Ruangan itu terasa begitu sunyi, seolah-olah dunia di sekitarku lenyap. Udara dingin merayapi kulitku, menyusup hingga ke tulang. Aku masih berdiri di tempatku, menatap sosok di hadapanku—Akkinta, atau mungkin Sunghoon?


Melihatnya di sini, berdiri nyata di depan mataku, perasaan yang selama ini terpendam meledak begitu saja.


Dada ini terasa sesak. Mataku panas.


Aku tidak bisa menahan semuanya lagi.


Tubuhku luruh ke lantai.


Air mata yang selama ini kutahan akhirnya jatuh, mengalir tanpa bisa dihentikan.


Aku terisak, dadaku naik turun dengan napas yang terengah-engah.


"Maafkan aku... Maafkan aku, Sunghoon..." suaraku bergetar, penuh luka yang tak pernah benar-benar sembuh.


Aku menunduk, menggenggam rambutku sendiri, sementara tubuhku gemetar.


"Aku gagal... Aku gagal menolongmu... Aku gagal menolong keluargamu..."


Tanganku mengepal, kuku-kuku jemariku mencengkeram keras kain celana yang kupakai.


"Sejak hari itu, aku tidak bisa hidup dengan tenang... Sejak hari itu, aku dihantui rasa bersalah ini..."


Sunghoon, yang kini dalam wujud Akkinta, tetap berdiri diam. Ekspresinya sulit ditebak. Aku tidak tahu apakah dia marah, bingung, atau mungkin... kecewa.


Aku tidak berani mengangkat kepalaku.


"Aku tahu aku salah..." lanjutku, suaraku semakin serak karena tangisan. "Aku tahu aku seharusnya tidak meninggalkan kalian di sana... Aku tahu aku seharusnya melakukan sesuatu... Tapi aku pengecut, Sunghoon. Aku terlalu takut... Aku tidak bisa berbuat apa-apa... Aku benar-benar menyesal..."


Tangisku pecah lagi. Suaraku terdengar begitu menyedihkan, begitu rapuh.


Namun, Sunghoon masih belum bicara.


Hanya ada kesunyian yang menyiksa.


Lalu, suara lembut Melody memecah keheningan.


"Aku bukannya mau membela Injun Oppa... Tapi aku mengerti kalau dia mungkin berada di posisi yang sulit saat itu..."


Aku mengangkat kepalaku perlahan, menatap Melody dengan mata yang basah oleh air mata.


Dia menatap Sunghoon dengan penuh ketulusan, seolah ingin meyakinkannya.


"Injun Oppa terus berjuang untuk menebus rasa bersalahnya. Bahkan sampai meninggalkan semua yang dia punya, semua orang yang dia sayang, hanya untuk merawatmu, Sunghoon-ah....."


Suara Melody terdengar sedikit bergetar, tapi dia tetap melanjutkan, "Dia tidak meminta pengampunan. Aku tahu Injun Oppa tidak mengharapkan kau memaafkannya begitu saja. Tapi dia benar-benar menyesali semuanya. Jika itu masih belum cukup... Aku hanya bisa bertanya... Bisakah kau memaafkannya?"


Aku menatap Sunghoon dengan penuh harap, sekaligus ketakutan.


Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan.


Aku tahu, kesalahanku terlalu besar.


Aku sudah siap jika dia membenciku, jika dia mengutukku.


Tapi, Sunghoon hanya menghela napas panjang.


Dia menatapku, matanya penuh ketenangan, tanpa amarah, tanpa kebencian.


Unmei no Akai ItoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang