DIL (8)

900 152 20
                                    

Klek!

Jennie terlihat memasuki kamar salah satu adiknya. Ia bisa melihat Chaeyoung duduk di hadapan meja belajar. Adiknya itu tengah berkutat dengan tugas sekolah.

"Apa Unnie mengganggumu?" tanya Jennie seraya duduk di sisi tempat tidur.

"Aniyo Unnie."

Chaeyoung beralih menatap sang kakak.

"Ada apa Unnie kemari?"

Karna biasanya Jennie hanya datang ke kamarnya jika ada perlu.

"Ada yang ingin Unnie tanyakan padamu. Unnie harap kau menjawabnya dengan jujur." wajah Jennie berubah serius.

Chaeyoung merubah posisi kursinya agar sepenuhnya menghadap sang kakak. Menunggu apa yang akan di sampaikan kakaknya.

"Kau masih bermain gitar Chaeyoung?"

Chaeyoung membeku. Selain kedua orang tuanya, kedua kakaknya juga melarangnya bermain alat musik. Ia tak menyangka jika Jennie akan ikut membahas hal ini. Padahal beberapa waktu lalu ia sudah di marahi habis-habisan oleh sang Ayah.

"Unnie tau kau diam-diam masih bermain gitar di sekolah."

Gadis blonde itu menunduk. Kedua tangannya tampak saling meremas. Sekarang Jennie mungkin akan ikut memarahinya.

"Unnie maafkan, tapi untuk keinginanmu menjadi penyanyi, Unnie tetap menentangnya."

Chaeyoung mendongak.

"Wae?"

"Kau tau jawabannya Chaeyoung, Eomma dan Appa juga melarangmu. Menjadi penyanyi bukan pilihan yang bagus."

"Unnie, ini bukan tentang pilihan. Tapi ini cita-citaku sejak dulu."

"Dan sejak dulu Unnie sudah katakan untuk membuang jauh-jauh cita-citamu. Kau hanya akan membuang waktu Chaeyoung."

Mata Chaeyoung sudah berkaca-kaca. Hatinya sakit mendengar kalimat yang Jennie katakan.

"Unnie melarangku, tapi jika itu Lisa, Unnie pasti membiarkannya."

Kalimat itu terlontar begitu saja.

"Apa yang katakan? Mengapa jadi membawa Lisa?"

Air mata Chaeyoung mulai mengalir.

"Sejak dulu memang begitu kan Unnie. Apapun yang di lakukan Lisa, kau tak pernah bisa melarangnya. Jika dia berbuat salah, kau juga selalu berusaha menyembunyikannya dari Appa. Kau pilih kasih Unnie."

"Mengapa kau bicara seperti itu?" tanya Jennie tak habis pikir.

Jennie tentu terkejut mendengar penuturan adik pertamanya. Chaeyoung bahkan menganggapnya pilih kasih.

"Kau tak sadar Unnie, sejak dulu kau memperlakukan ku berbeda. Kau lebih menyayanginya dari pada ak..."

"Chaeyoung!"

Bentakkan Jennie membuat Chaeyoung terdiam.

"Kau ini kenapa? Kau iri pada adikmu sendiri? Bukankah sejak dulu kita memang selalu memprioritaskan Lisa?"

"Tapi aku juga ingin kau perlakukan sama seperti Lisa Unnie!"

Jennie memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut. Ia tak menyangka jika adik yang ia anggap sudah dewasa akan memiliki pemikiran selabil ini.

Chaeyoung belum sepenuhnya dewasa.

Gadis blonde itu tentu menyadari jika mereka semua memang begitu memprioritaskan Lisa. Ia tak masalah dengan hal itu karna ia sendiri juga lebih menyayangi Lisa dari pada saudarinya yang lain.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang