Jennie mengerjapkan matanya perlahan, menatap sekeliling tempatnya terbaring. Ia menyadari jika kini ia sudah berada di kamarnya.
Seingatnya tadi, ia tertidur saat dalam perjalanan pulang.
"Kau sudah bangun?"
Jennie menoleh, ia mendapati sang Ibu yang berjalan mendekatinya.
Tangan Yejin terulur guna memeriksa suhu tubuh Jennie. Ia menyentuh kening juga leher Jennie.
"Panasnya sudah turun. Apa kau merasa lebih baik?"
Jennie tampak beranjak untuk duduk, Yejin yang melihatnya segera membantu. Wanita itu menambahkan bantal untuk Jennie bersandar.
"Aku baik-baik saja Eomma." jawab Jennie dengan suara serak.
"Ambilah cuti untuk beberapa hari kedepan. Kau butuh istirahat."
Wajah sang Ibu tampak menyiratkan kekhawatiran.
Tentu saja Yejin khawatir, Jennie sangat jarang jatuh sakit. Meski disibukkan dengan profesinya sebagai Dokter, gadis mandu itu tak lupa menjaga kesehatannya.
Namun kali ini, mungkin tubuhnya benar-benar sangat lelah. Dan ia akan menuruti ucapan sang Ibu untuk mengambil cuti.
"Apa perlu menelpon Dokter Son? Eomma pikir kau perlu di periksa."
"Tidak perlu Eomma, aku hanya kelelahan. Istirahat beberapa hari kondisiku akan lebih baik."
Yejin tak akan memaksa jika Jennie sendiri menolak. Ia membereskan wadah juga handuk yang tadi ia gunakan untuk mengompres Jennie. Setelahnya ia memanggil maid untuk membawanya ke dapur.
Yejin tak beranjak dari tempatnya, ia duduk di sisi tempat tidur sang anak seraya memijat pelan kaki putrinya itu.
"Aku tidur terlalu lama." ucap Jennie saat menyadari pemandangan luar jendela kamarnya tampak gelap.
"Hmm, kau baru bangun saat hampir tengah malam."
Seorang maid kembali memasuki kamar Jennie seraya membawa nampan berisi semangkuk bubur juga obat. Yejin meminta untuk menaruhnya di atas nakas.
"Makan dulu eoh, kau melewatkan makan malam tadi. Setelah itu minum obat."
Bubur?
Makanan yang paling Jennie hindari. Namun kali ini ia terpaksa memakannya karna kesehatannya yang menurun.
Dengan telaten Yejin menyuapi putri keduanya itu. Entah kapan terakhir kali Yejin melakukannya. Diantara putri-putrinya yang lain, hanya Jennie yang sangat jarang bersikap manja padanya.
Mungkin karna merasa sudah dewasa.
Putrinya itu memang memiliki sifat gengsi yang tinggi.
Padahal bagi Yejin, kelima gadis Kim tetaplah putri-putri kecil dimatanya.
"Siapa yang menggendongku ke kamar?" Jennie bertanya setelah menelan sisa bubur di mulutnya.
"Chaeyoung. Dia juga menemanimu tadi, Eomma memintanya kembali ke kamarnya karna sudah larut."
Jennie terdiam sejenak, sedikit senyum terbit di bibirnya.
"Yewon juga kemari. Dia khawatir melihatmu berada di punggung Chaeyoung tadi."
Hampir saja Jennie lupa bagaimana caranya bernafas, mendengar kalimat yang baru sang Ibu katakan.
Mencoba mencernanya kembali.
Yewon mengkhawatirkannya?
"Istirahatlah, Eomma akan menemanimu setelah membereskan ini."
.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE IN LIFE
Fanfiction"Tak ada yang lebih berharga selain berada di tengah-tengah mereka. Namun... hanya sebuah ketidakmungkinan." # 1- redvelvet 27-07-2023 # 1- irene 31-07-2023 # 1- yeri 01-08-2023 # 1- baejoohyun 09-09-2023 # 1- umji 09-09-2023 # 1- kimjennie 11-11-20...