DIL (38)

827 112 20
                                    

"MEREKA KABUR!"

"JAGA PINTU KELUAR! JANGAN SAMPAI MEREKA LOLOS!"

"YAK! BAGAIMANA MEREKA BISA KABUR. NONA IM PASTI AKAN MARAH!"


Yewon menarik tangan Chaeyoung untuk ia ajak lari. Beruntung ia masih mengingat jalan menuju pintu keluar gedung. Namun Yewon tidak yakin jika di sana akan aman. Mengingat rencana pelarian mereka sudah di ketahui anak buah Tzuyu.

"Bagaimana caranya kita keluar? Kau dengar sendiri mereka menjaga ketat tempat ini." ucap Chaeyoung di sela nafasnya yang terengah karna kelelahan belari.

Yewon menghentikan langkahnya, ia lalu menatap sang kakak.

"Unnie, setidaknya aku akan berusaha membawamu keluar. Kau harus baik-baik saja. Jennie Unnie dan yang lain mengkhawatirkanmu. Mereka menunggumu."

Merasa aneh dengan ucapan Yewon, Chaeyoung lalu memprotesnya.

"Mengapa bicara seperti itu? Kita berdua harus baik-baik saja. Mereka juga pasti mengkhawatirkanmu."

Yewon hanya diam. Tiba-tiba saja ucapan Jennie kembali melintas di kepalanya.

Tak ada yang ia harapkan selain keselamatan Chaeyoung. Itu janjinya pada sang Ibu, juga untuk menebus kesalahannya pada Jennie.

"Yewon-ah, semua baik-baik saja kan?"

Adiknya itu tampak seperti menyimpan beban berat. Entah apa yang terjadi pada keluarganya setelah ia di culik. Tapi Chaeyoung berharap tak ada masalah baru yang muncul karna kejadian ini.

"Unnie."

"Bukankah tadinya teror itu datang untukku? Tapi sekarang justru kau yang menangggungnya."

"Kalian terlalu fokus pada keselamatanku. Kenyataannya teror itu hanya mengecoh fokus kita."

"Unnie, seharusnya aku yang berada di sini, bukan..."

"Mereka menyalahkanmu?" potong Chaeyoung.

Wajah Chaeyoung berubah serius saat ia mulai paham maksud dari ucapan Yewon.

"Apa mereka menyalahkanmu atas apa yang menimpaku sekarang? Yewon jawab Unnie."

Yewon tak menjawab, ia hanya menatap sang kakak yang kini juga tengah menatapnya. Rasa sakit saat di sudutkan oleh Jennie seketika kembali menyeruak dihatinya.

Penyesalan Yewon karna sudah menaruh kepercayaan yang begitu besar pada orang yang salah. Jika saja dulu ia tak menerima pertemanan yang Tzuyu ajukan, mungkin keluarganya akan baik-baik saja.

Berteman dengan seseorang yang tak lain adalah orang yang sudah mengancam keselamatan keluarganya, Yewon sungguh menyesali hal itu.

Kedua tangan Chaeyoung tampak terkepal saat tak mendapat jawaban dari sang adik. Tanpa di jawab pun Chaeyoung sudah tau jawabannya.

Bagaimana mungkin keluarganya kembali bersikap egois?

Chaeyoung tampak begitu marah. Merasa tak terima karna adik kesayangannya disalahkan.

"Dengarkan Unnie, semua ini terjadi karna Tzuyu memiliki dendam pribadi pada Unnie. Tak ada sangkut pautnya denganmu. Justru Unnie yang bersalah karna sudah melibatkanmu."

"Apapun yang mereka katakan tak perlu kau dengarkan."

Chaeyoung menangkup wajah Yewon, bisa ia lihat kedua mata adiknya yang mulai berkaca-kaca. Demi apapun ia sangat marah pada orang yang sudah menyalahkan adiknya.

"Ayo kita pergi dari sini. Kau dan aku harus selamat. Unnie tak akan membiarkanmu terluka."

Sekarang justru semangat Chaeyoung yang menggebu-gebu untuk melarikan diri dari sana. Padahal tadinya Yewon lah yang bersemangat untuk membawanya kabur.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang