Irene merenggangkan otot-otot tubuhnya setelah keluar dari ruangannya. Hari ini cukup melelahkan karna ia harus menangani banyak pasien korban kecelakaan bus. Sejenak melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir tengah malam.
Irene melangkah menyusuri koridor yang mulai sepi. Hanya beberapa pekerja rumah sakit yang terlihat. Irene berjalan menuju parkiran tempat mobilnya berada, ia ingin segera pulang.
Berjalan dengan sesekali manatap layar ponsel, hingga suara gaduh dari arah ruang UGD berhasil menarik perhatian Irene.
Gadis Bae itu mengurungkan niatnya untuk pergi ke parkiran, memilih melangkah cepat menuju ruang UGD saat suara histeris di sana semakin terdengar.
Langkahnya terhenti saat ia mengenali satu persatu orang yang menangis di depan ruang UGD. Adanya bercak darah di baju mereka membuat dada Irene bergemuruh. Membuang segala pikiran buruknya saat satu orang tak terlihat di sana.
Tatapan Irene jatuh pada Chaeyoung, gadis yang terakhir kali ia ingat tengah di culik. Penampilan Chaeyoung tampak begitu berantakan dengan wajah penuh memar juga lebam. Seragam yang masih melekat di tubuh Chaeyoung penuh dengan noda darah.
Semua keluarga Kim tampak begitu kacau. Tanpa bertanya mengenai apa yang terjadi, Irene masuk begitu saja ke dalam ruang UGD.
Membuka satu persatu tirai di sana, hingga ia menemukan pemandangan yang berhasil membuat jantungnya serasa terhenti.
Di atas sebuah bangsal, gadis yang amat sangat ia kenal tengah mendapat pertolongan dari para tim medis. Jangan lupakan darah yang sudah mengotori bangsal, membuat nafas Irene serasa tercekat.
"Dokter Irene, bukankah shift anda sudah selesai?" tanya salah seorang perawat yang melihat keberadaan Irene.
"Apa yang terjadi?"
Irene bertanya tanpa mengalihkan pandangannya. Perawat yang mengerti arah pandang sang Dokter seketika tatapannya berubah sendu.
"Putri bungsu tuan Kim, dia... baru saja mendapat luka tusuk di perutnya." jawab perawat seraya menundukkan kepalanya. Tak sanggup melihat bagaimana reaksi Irene, karna semua orang tentu tau kedekatan keluarga Bae dengan Kim Yewon.
"DOKTER, DETAK JANTUNGNYA MELEMAH!"
Melihat bagaimana tim medis begitu sibuk mengupayakan segala cara untuk mempertahankan Yewon, Irene bergegas untuk mendekat. Mengambil alih tugas Dokter yang tengah memompa dada Yewon untuk mengembalikan detak jantungnya.
"Dokter Irene, apa yang anda lakukan?"
Irene tak menggubris dan tetap melakukan penyelamatan.
"Dokter, ini tugasku. Sebaiknya..."
"Diamlah!"
Dokter pria itu langsung bungkam mendapat tatapan tajam dari Irene.
Di luar ruangan, keluarga Kim tengah menunggu dengan ketakutan luar biasa. Kembali mengingat batapa banyak darah yang keluar dari tubuh si bungsu.
Chaeyoung terduduk di lantai dengan Jisoo yang terus mendekapnya. Tubuh gadis blonde itu bergetar hebat. Jisoo terus memeluknya, mencoba memberi ketenangan meski dirinya sendiri sama sekali tak tenang.
Beberapa luka di tubuh Chaeyoung seolah tak terasa apapun. Hyunbin sudah membujuk putrinya itu untuk mendapat perawatan. Namun Chaeyoung menolak dan bersikeras ingin menunggu Yewon.
Lisa duduk di kursi dengan memeluk Yejin. Ibunya itu tak berhenti menangis dan terus menggumamkan nama Yewon. Lisa tak mampu menenangkannya karna dirinya sendiri juga tengah kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE IN LIFE
Fanfiction"Tak ada yang lebih berharga selain berada di tengah-tengah mereka. Namun... hanya sebuah ketidakmungkinan." # 1- redvelvet 27-07-2023 # 1- irene 31-07-2023 # 1- yeri 01-08-2023 # 1- baejoohyun 09-09-2023 # 1- umji 09-09-2023 # 1- kimjennie 11-11-20...