DIL (2)

1K 152 33
                                    

Seolah lupa akan kejadian saat dirinya mendapat bentakan dari Jennie, Yewon masih saja berharap mendapat kasih sayang dari keluarganya. Ia akan dengan mudah melupakan segala perlakuan menyakitkan yang ia terima, terus berharap jika suatu saat ia pasti bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

Tak jarang Yewon mencoba melakukan sesuatu agar keberadaannya di anggap oleh keluarga Kim. Meski semua hanya berakhir sia-sia. Di abaikan, bahkan tak jarang ia mendapat ucapan kasar.

Yewon menatap kedua orang tuanya yang berada di ruang makan. Ke empat kakaknya baru saja berangkat setelah menyelesaikan sarapan. Inginnya Yewon menghampiri kedua orang tuanya untuk berpamitan pergi ke sekolah.

Entah kapan terakhir kali Yewon melakukan itu.

Mengumpulkan segala keberanian untuk menghampiri kedua orang tuanya, perlahan Yewon melangkah. Kedua tangannya tampak saling meremas. Ia hanya ingin berpamitan, sebagai awal untuknya ingin dekat dengan kedua orang tuanya.

"Eom-ma..."

Yejin hanya melirik sekilas, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya mengecek ponsel.

Hyunbin juga tak menggubris, pria itu memilih fokus pada ponsel di tangannya. Tak peduli akan tatapan penuh harap dari gadis yang hanya ingin sedikit mendapat perhatian darinya.

"Aku akan pergi ke sekolah." ucap Yewon kembali.

Bolehkah jika Yewon berharap kedua orang tuanya memberi kecupan dipipinya? Seperti yang selalu mereka lakukan pada ke empat kakaknya sebelum berangkat.

"Pergi saja, tak perlu mengatakannya padaku."

Benarkah jika wanita di hadapannya itu adalah ibu kandungnya? Yejin berbicara bahkan tanpa menatap ke arahnya.

Yewon hanya mengangguk pelan, ia lalu membungkuk dalam di hadapan kedua orang tuanya. Baru beberapa langkah ia pergi, suara sang Ayah berhasil menghentikan pergerakkannya.

Kalimat yang kembali menghancurkan hati Yewon. Seolah pria itu tak ingat sedang berbicara dengan anak kandungnya sendiri.

"Jangan bertindak di luar batas. Aku tak memintamu untuk pintar, cukup tak membawa nama keluarga Kim untuk kau permalukan di luar sana."

Yewon mengerti maksud kalimat itu. Sebuah ungkapan dari Kim Hyunbin bahwa dia tak ingin semua orang tau jika dia memiliki anak yang bodoh seperti dirinya.

Yewon hanya akan membuat keluarga Kim malu.

.

.

.

"Lisa!"

Gadis berponi itu tersentak, ia hampir saja menjatuhkan kameranya karna suara melengking Chaeyoung. Lisa tampak panik melihat kedatangan kakaknya.

"Apa ini? Kau masih melakukannya?"

Chaeyoung menatap kamera di tangan Lisa, lalu beberapa lembar foto yang ia duga hasil jepretan adiknya itu. Sejak tadi Chaeyoung mengelilingi sekolah untuk mencari keberadaan adiknya. Hingga ia menemukan Lisa di rooftop sedang berkutat dengan sebuah kamera.

"Kau tak ingat, Appa melarangmu mengenal dunia fotografi."

Gadis blonde itu sangat mewanti-wanti adiknya untuk tak melanjutkan kegemarannya. Tapi tampaknya Lisa masih mencuri-curi kesempatan.

Masih terekam jelas dalam ingatan Chaeyoung saat sang Ayah marah besar karna hobi Lisa yang menurutnya tak bermanfaat. Hyunbin bahkan membakar semua koleksi kamera milik Lisa.

"Unnie, kau tau ini duniaku. Aku menyukainya Unnie dan aku tak bisa membuangnya begitu saja."

Lisa tampak memelas, ia begitu menyukai dunia fotografi. Ia bahkan bercita-cita ingin menjadi fotografer profesional. Namun keinginannya sulit ia wujudkan karna sang Ayah tak menyukainya.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang