DIL (42)

778 119 26
                                    

Yewon reflek mundur, namun Chaeyoung dengan cepat menghampirinya lalu memeluknya.

"Yewon... ini sungguh kau."

Air matanya jatuh, Chaeyoung semakin mengeratkan pelukannya seolah tak ingin lepas.

Yewon masih membatu. Ia tak membalas pelukan Chaeyoung, membiarkan bahunya basah karna tangisan Chaeyoung. Kedua tangannya terkepal kuat, ia memejamkan mata saat merasakan kehangatan dari dekapan itu.

Bukannya senang, Yewon justru kesal juga sedih. Seharusnya ia tak bertemu Chaeyoung, ia selalu luluh setiap kali melihat seseorang menangisinya.

Tujuannya ikut pulang bersama Irene bukan untuk bertemu salah satu kakaknya. Namun sepertinya takdir masih saja tak berpihak padanya.

"Jangan pergi... Unnie mohon jangan pergi."

Kalimat itu terdengar begitu menyayat. Irene dan Yeri hanya diam menatap sendu pertemuan kakak-beradik di hadapan mereka.

Irene tak tau jika Chaeyoung mendatangi mansion Bae. Hingga membuatnya bertemu dengan Yewon.

.

.

.

Tatapan Chaeyoung tak lepas dari adik bungsunya yang sejak tadi hanya menunduk. Keduanya tengah duduk di bangku taman mansion Bae.

Yeri dan keluarganya membiarkan dua gadis Kim itu berbicara, memahami jika mereka berdua membutuhkan ruang.

"Kemana saja? Unnie dan yang lain merindukanmu."

Yewon mendongak, membalas tatapan teduh Chaeyoung.

"Kalian akan bahagia jika aku pergi."

"Siapa yang mengatakan itu?! Kau lihat, Unnie rasanya hampir gila karna kau pergi."

Yewon kembali menunduk, ia berpikir apakah ia salah memilih pergi?

"Aku lelah, Jennie Unnie tidak berhenti menyalahkanku."

"Kau marah padanya? Jika marah seharusnya kau membalas perlakuannya, bukan pergi seperti ini."

Kedua tangan Yewon saling meremas. Ia cukup takut saat Chaeyoung memarahinya.

"Kau takut pada Jennie Unnie? Atau karna dia kakak kesayanganmu, kau rela pergi dengan dalih demi kebahagiaan dia?"

"Kau tak memikirkan perasaanku? Eomma dan Appa, lalu Jisoo Unnie dan Lisa?"

Chaeyoung mengusap wajahnya kasar. Berusaha menahan diri agar tak meledak di hadapan Yewon. Ia meraih satu tangan Yewon untuk ia genggam.

"Kita pulang eoh, Unnie mohon ikutlah pulang bersama Unnie."

Yewon menatap tangannya yang di genggam sang kakak, lalu perlahan ia melepasnya.

"Bagaimana dengan Jennie Unnie? Dia pasti akan..."

"Jangan dengarkan dia, jangan pedulikan dia. Jika Jennie Unnie kembali memarahimu, aku yang akan balik memarahinya."

Selama ini, memang hanya Chaeyoung yang begitu menunjukkan ketulusannya pada Yewon. Namun terkadang Yewon sering kali melupakannya ketika bersama Jennie.

Karna fakta tentang kakak yang paling ia sayangi adalah Jennie, itu benar adanya.

Haruskah Yewon merubahnya?

Mengganti nama Jennie yang sudah mendapat predikat kakak tersayang dihatinya dengan nama Chaeyoung?

"Eomma memanggilmu untuk masuk."

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang