Suasana malam di pusat kota Seoul. Jisoo dan Jennie tampak baru saja keluar dari salah satu pusat perbelanjaan. Mereka mendapat pesan dari sang Ibu untuk membeli beberapa kebutuhan Chaeyoung selama di rumah sakit. Jika mengambilnya di rumah, akan memakan waktu lama. Jadi mereka memutuskan untuk membelinya saja.
"Restoran di seberang sana makanannya enak-enak. Kau ingin mencobanya?" ucap Jisoo seraya menunjuk sebuah restoran kecil di seberang jalan.
"Kau serius mengajakku makan di sana Unnie?"
Tempatnya tampak sempit. Dan Jennie tak pernah makan di tempat seperti itu. Mungkin saja makanannya juga tidak higienis.
"Kau tak akan mati hanya karna makan di restoran pinggir jalan, ayo cepat."
Jisoo menarik tangan Jennie untuk menyeberang. Namun Jennie menahannya saat ia teringat sesuatu.
"Unnie, aku lupa membelikan pesanan Lisa. Kau kesana saja dulu, nanti aku menyusul." ucap Jennie seraya bergegas kembali masuk ke dalam toko.
Jisoo hanya menggelengkan kepala mengingat sifat pelupa Jennie. Ia pun memutuskan untuk pergi lebih dulu ke restoran. Ia akan menunggu Jennie di sana.
Lima kotak susu coklat kesukaan Lisa.
Bagaimana mungkin Jennie melupakan hal itu? Bisa-bisa adiknya akan mengamuk padanya.
Jennie keluar setelah membayar belanjaannya. Ia juga membelikan sesuatu untuk Chaeyoung, juga... Yewon. Seperti yang sudah ia janjikan bahwa ia akan adil pada adik-adiknya. Meskipun ia tak yakin jika Yewon akan menerima pemberiannya.
Jennie melihat ke arah di mana tadi Jisoo berdiri. Sepertinya sang kakak sudah lebih dulu pergi ke restoran. Jennie menatap rambu lalu lintas yang kini berubah warna, memberi ruang pada para pejalan kaki untuk menyeberang. Jennie pun segera melangkah bersama orang-orang yang juga akan menyeberang.
Sedikit mempercepat langkah. Ia takut kehabisan waktu untuk menyeberang.
Bruk!
"Jeosonghamnida." ucap seorang pria yang bertabrakan dengan Jennie. Pria itu lalu pergi tanpa berniat membantu membereskan barang belanjaan Jennie yang berserakan.
Jennie tampak menggeram kesal, ia pun berjongkok memunguti barang-barangnya. Hingga Jennie melupakan jika waktu untuk para penyeberang segera habis.
Bunyi klakson terdengar begitu nyaring. Jennie mendongak, cahaya terang dari sebuah mobil begitu menyilaukan matanya. Jennie berdiri perlahan, waktu seolah terhenti. Kakinya terasa berat untuk melangkah menjauh dari mobil yang mungkin sebentar lagi akan menghantam tubuhnya.
Jennie pasrah, ia menunduk dengan mata terpejam. Bersamaan dengan suara teriakkan para pengguna jalan yang terdengar menggema.
TAP!
Jennie merasa sebuah tangan menarik tubuhnya.
Bruk!
Dugh!
Keduanya jatuh cukup keras di aspal. Orang-orang segera mendekat untuk memastikan keadaan dua gadis yang hampir saja di hantam mobil.
Jennie tak merasakan apapun. Perlahan ia membuka matanya.
"Jennie!"
Itu teriakan Jisoo, gadis itu segera berlari menghampiri Jennie. Salah satu dari orang-orang disana segera menghubungi ambulance.
Akh~
Jennie tersadar dari keterdiamannya, ia segera bangkit saat menyadari jika ia berada di atas tubuh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE IN LIFE
Fanfiction"Tak ada yang lebih berharga selain berada di tengah-tengah mereka. Namun... hanya sebuah ketidakmungkinan." # 1- redvelvet 27-07-2023 # 1- irene 31-07-2023 # 1- yeri 01-08-2023 # 1- baejoohyun 09-09-2023 # 1- umji 09-09-2023 # 1- kimjennie 11-11-20...