DIL (49)

734 103 8
                                    

Entah sudah berapa lama bungsu Kim itu berdiri di sana, menatap seseorang yang terbaring lemah di balik kaca pembatas.

"Jennie baik-baik saja, dia sedang istirahat."

Sebodoh itu dirinya mempercayai kebohongan yang di lakukan keluarganya. Mengatakan jika Jennie baik-baik saja, nyatanya tidak. Saat ini bahkan kakaknya harus terbaring di ruangan mengerikan dengan banyak alat medis menempel di tubuhnya.

Kedatangannya ke rumah sakit untuk menemui sang kakak, namun ia harus di hadapkan dengan pemandangan menyedihkan, saat dengan jelas ia melihat Jennie merintih kesakitan. Lalu nafas sang kakak yang seolah tersendat.

Membuat Yewon begitu takut melihatnya.

Suara tangisan Yejin juga Chaeyoung yang meraung, mendengarnya dunia Yewon serasa runtuh.

Beberapa jam berlalu, setelah peristiwa menegangkan tadi. Yewon masih betah berdiri meski sudah berjam-jam lamanya.

Keluarganya yang lain juga di sana, duduk di kursi tunggu di depan ruang ICU.

Wajah mereka tampak begitu kacau.

Di rasa sudah sedikit tenang, Chaeyoung beranjak dari duduknya menghampiri Yewon, berniat mengajak adiknya untuk duduk.

Yewon mungkin pegal karna terlalu lama berdiri. Namun... respon tak terduga Yewon berikan pada gadis blonde itu.

Yewon menepis pelan tangan Chaeyoung dari lengannya.

"Yewon-ah..."

"Kalian berbohong padaku." lirih Yewon, suaranya nyaris berbisik.

"Dia sakit parah, tapi kalian mengatakan dia baik-baik saja."

Yewon tampak kecewa. Ia tak habis pikir mengapa keluarganya berbohong. Beberapa hari ia tak bertemu Jennie, lebih tepatnya di larang bertemu.

"Wae Unnie? Kau juga berbohong padaku." Yewon menatap Chaeyoung lirih. Genangan air mata di kedua matanya tampak siap meluncur.

"Itu semua atas permintaan Jennie." Jisoo ikut beranjak. Ia mendekati kedua adiknya.

"Dia yang meminta, dia tak ingin kau melihatnya dalam kondisi buruk."

Yewon menggeleng pelan, bulir bening itu jatuh saat mendengar alasan tak masuk akal yang di lontarkan kakaknya.

Lalu apa bedanya dengan sekarang? Ia bahkan lebih terpukul karna mengetahuinya dengan cara seperti ini.

Seharusnya kemarin ia memaksa untuk datang ke rumah sakit, bukan malah menuruti ucapan kedua orang tua juga kakak-kakaknya yang terus melarang.

Yewon menutup wajahnya dengan kedua tangan saat tangisnya tak dapat ia bendung. Bayang-bayang kehilangan kembali menghantuinya. Yewon tau, ia ikut mendengar penjelasan Dokter mengenai kanker Jennie yang kini menjadi stadium 4.

"Sel kankernya menyebar cukup cepat, kemoterapi yang dilakukan tak membuahkan hasil."

Yewon terisak, kalimat itu benar-benar menghancurkan hati Yewon. Penyakit sang kakak sudah memasuki stadium lanjut, itu artinya... tak dapat di sembuhkan.

Tubuh Yewon hampir meluruh jika Chaeyoung tak menahannya lalu memeluknya erat. Tangis Chaeyoung ikut pecah, namun ia terus berusaha menenangkan adiknya yang juga menangis keras.

Tak ada yang bisa mereka lakukan selain berharap keajaiban datang untuk Jennie.

.

.

.

Yewon tertidur di bahu Chaeyoung setelah kelelahan menangis. Mereka masih terduduk di sana, di kursi tunggu depan ruang ICU.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang