DIL (9)

924 144 30
                                    

"Kau mau kemana Chaeyoung-ah?"

Hyeri menahan tangan Chaeyoung yang tampaknya akan pergi mengikuti siswa yang membawa Yewon.

"A-aku..."

"Ayo pulang, kau bilang kakakmu sudah menjemput."

Hyeri menarik Chaeyoung menjauh dari kerumuan yang belum bubar. Dengan terpaksa gadis blonde itu mengikuti Hyeri. Namun arah pandangnya terus melihat Yewon yang menghilang di balik lift sekolah.

"Kau kenapa? Wajahmu terlihat panik melihat gadis itu terluka, kau mengenalnya?"

Pertanyaan Hyeri tentu membuat Chaeyoung gelagapan.

"A-aniyo, mana mungkin aku mengenalnya."

Hyeri menatap Chaeyoung penuh selidik. Ia tadi bahkan melihat Chaeyoung seperti akan menyusul Yewon.

"Itu mobil kakakku, aku duluan."

Chaeyoung bergegas memasuki mobil Jisoo, meninggalkan Hyeri yang terus menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Kau seperti tau tentang dia Chaeyoung-ah."

.

.

.

Yeri berlari dengan tergesa di koridor sekolah. Ia membuka pintu ruang kesehatan dengan sedikit kasar. Di sana Yeri bisa melihat sahabatnya terbaring tak sadarkan diri dengan seorang Dokter yang tengah menanganinya.

"Yewon-ah..." lirih Yeri.

Mata gadis itu mulai berkaca-kaca melihat sudut bibir Yewon yang terluka. Jangan lupakan lengan Yewon yang tengah mendapat perawatan. Luka seperti goresan benda tajam itu tampak mengeluarkan darah.

"Ini luka lama. Tidak mendapat perawatan dengan benar hingga lukanya kembali terbuka."

Yeri meringis melihat Dokter juga perawat tengah menjahit lengan Yewon. Yeri bahkan sampai menitikkan air mata.

"Dia temanmu Nona?" tanya Dokter.

"Nde."

"Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja."

Yeri juga berharap begitu.

Selesai dengan kegiatannya, Dokter itu beralih menatap Yeri.

"Kami sudah memberinya pertolongan pertama. Akan lebih baik jika dia diperiksa lebih lanjut di rumah sakit. Takut ada bagian tubuh lainnya yang terluka karna kekerasan yang dia terima."

"Kekerasan?"

Yeri terlihat begitu terkejut.

"Benar Nona, dia ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi dengan beberapa luka di tubuhnya."

Yeri menggeleng tak percaya. Bagaimana mungkin seseorang melakukan tindakan keji itu pada Yewon? Kedua tangan Yeri tampak terkepal karna emosinya yang tiba-tiba memuncak.

"Sebaiknya segera beritahu keluarganya. Masalah ini tidak bisa di biarkan begitu saja." ucap Dokter kembali. Pria itu kemudian pamit pergi dari sana.

Yeri menarik kursi lalu duduk tepat di sebelah bangsal Yewon. Menatap lirih wajah sahabatnya yang masih terlelap. Ia menyesal karna tadi tak bersama Yewon. Seharusnya seperti hari kemarin, mereka menghabiskan waktu istirahat bersama. Dengan begitu kejadian buruk ini tak akan terjadi.

"Aku harus menghubungi siapa? Aku tak memiliki nomor keluarga Yewon." gumam Yeri.




Ssh~

Yeri kembali menatap Yewon.

"Yewon-ah, kau mendengarku?"

Matanya perlahan mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk indera penglihatannya. Yewon menoleh ke samping, raut penuh kekhawatiran tercetak jelas di wajah Yeri.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang