DIL (13)

1K 142 44
                                    

"Kau bertengkar dengan Chaeyoung?"

Jisoo bertanya pada Jennie yang tengah duduk sendirian di ruang tengah. Sulung Kim itu sudah mengetahui tentang pertengkaran yang terjadi antara adik-adiknya.

Jennie yang lagi-lagi menyalahkan Chaeyoung.

"Dia mengadu padamu?" tanya Jennie tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Jennie-ya, berapa kali aku harus mengatakannya padamu, kau tak bisa menyalahkan Chaeyoung tentang apapun yang terjadi pada Lisa."

Jennie menoleh.

"Aku tak menyalahkannya. Aku hanya memintanya bersikap layaknya seorang kakak. Lisa adik kita, sudah sepantasnya..."

"Lantas apa kau sendiri sudah bersikap layaknya seorang kakak? Aku tau kau sangat menyayangi Lisa, tapi bisakah kau mengingat Chaeyoung? Dia juga adikmu."

Jennie tampak beranjak dari duduknya. Ia kesal saat Jisoo menyudutkannya.

"Jadi sekarang kau menyalahkanku? Kemana saja kau selama ini Unnie? Kau menyibukkan diri di gedungmu itu tanpa memikirkan kami adik-adikmu!"

Setelah segala permasalahan yang menimpa keluarganya beberapa waktu terakhir. Jisoo memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Gadis itu bahkan sampai tak pulang.

"Kau tau adik kita, bahkan aku menjadi bahan gunjingan orang? Mereka semua terus membicarakan keburukan keluarga kita!"

Bungkam. Ucapan Jennie berhasil membuat Jisoo bungkam.

Bagaimana mungkin Jisoo melupakan hal itu. Setelah rahasia besar keluarganya terkuak, semua orang kini menatap buruk pada keluarga Kim. Menganggap jika keluarga Kim tak berperasaan juga kejam. Hal itu tentu berdampak pada kondisi mental adik-adiknya.

Tapi Jisoo justru tak memikirkan itu. Ia sibuk memikirkan dirinya sendiri.

"Jennie-ya, aku..."

"Jangan menyalahkanku jika kau sendiri begitu buruk menyandang status sebagai kakak." ucap Jennie penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Jisoo.

Dari lantai dua, Chaeyoung melihat juga mendengar pertengkaran kedua kakaknya. Semua menjadi semakin rumit, keluarganya benar-benar kacau sekarang.

Chaeyoung menatap Jennie yang baru tiba di lantai dua. Tatapan mereka hanya bertemu beberapa detik, karna Jennie lebih dulu mengalihkan wajah, lalu melangkah menuju kamarnya.

Bahkan setelah apa yang Jennie lakukan pada Chaeyoung, gadis mandu itu tak berniat meminta maaf. Tak peduli jika Chaeyoung begitu tersakiti akan sikapnya.

.

.

.

"Aku ingin kau mencarinya."

"Setelah kekacauan yang dia perbuat? Kau memintaku mencarinya?"

"Lalu kau akan tetap membiarkannya? Dia putri kita Hyunbin!"

Pasangan suami istri itu tampak tengah berdebat. Sejak kemarin Yejin meminta suaminya untuk ikut turun tangan mencari Yewon. Namun pria itu sama sekali tak berminat untuk mencarinya.

"Seharusnya kau tidak melahirkannya! Aku menyesal memiliki..."






PLAK!

"Kau keterlaluan!"

Yejin menampar Hyunbin. Pria itu menatap tak percaya pada apa yang baru saja istrinya lakukan.

"Kau menamparku?"

"Sadarlah dia putrimu! Dia putri kita! Darah daging kita!"

Sudah cukup selama bertahun-tahun ia menuruti ucapan suaminya. Hyunbin memintanya untuk menjauhi putri kandungnya sendiri, hingga tanpa sadar rasa itu justru berubah menjadi kebencian pada Yewon.

DESIRE IN LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang