55

3.8K 140 3
                                    

Mobil pun sudah terparkir dihalaman pondok semua santri ikut berduka atas kematian gus afif langit menjadi mendung

Dengan langkah yang cepat syafa berlari menuju gus afif

Syafa berhenti dan melihat gus afif yang sudah ditutupi kain membuat syafa terus menangis dengan langkah perlahan syafa menghampiri gus afif dan duduk di sebelah tubuh gus afif

Syafa membuka kain penutup itu dan melihat wajah pucat sang ayah dengan tersenyum syafa langsung memeluk nya rasya yang melihat syafa langsung menghampirinya

Mulut syafa terasa sangat susah buat berbicara hati nya sangat sesak rasya langsung mengusap punggung syafa membuat syafa menoleh dan langsung memeluk nya

"kita harus kuat " lirih rasya namun syafa hanya menangis kesegukan

Gus afif sekarang sudah dimakamkan syafa menaburkan bunga pada makam gus afif sambil memegang batu nisan gus afif

"baba yang tenang disana syafa janji bakalan  lebih dewasa lagi insyaallah syafa ikhlas atas kepergian baba... Syafa sayang banget sama baba" ucap syafa

"syafa untuk sementara waktu kamu dan rega bisa tinggal disini dulu biar papi akan urus surat izin kalian" ucap adi

"makasih pi" ucap syafa yang dibalas anggukan oleh adi

***

1 minggu kemudian syafa sudah kembali menjadi syafa yang bar bar dia sudah sepenuhnya ikhlas atas kepergian gus afif

"regaaa cepetan mandinya" teriak syafa

Rega langsung keluar dengan mengenakan sarung dan kaos hitam membuatnya seperti seorang santri.

Syafa menatap rega tidak berkedip "kenapa gue tampan kan? " pd rega membuat syafa langsung masuk kedalam kamar mandi

"arghhh gue kenapa sih" kesal syafa pada dirinya sendiri

"jujur rega emang tampan sihhh arghhh sialan jangan2 gue udah jatuh cinta sama rega.... Gak gak gak" ucap syafa sambil menggeleng geleng


"mending sekarang gue keasrama aja dari pada mumet disini" gumam syafa lalu pergi menuju ke asrama

Saat melewati kamar aqela syafa sangat kaget melihat aqela yang menangis

Perlahan syafa masuk lalu mendengarkan apa yang aqela bicarakan

"kenapa semuanya jadi gini gus... Hiks kenapa kamu menyetujui pembatalan perjodohan kita kenapa? Hiks... Apa karna aku bukan keturunan dari kakek faruq... Hiks... Hiks... " lirih aqela sambil memegang tasbih yang diberikan gus rafa

Syafa langsung keluar betapa terkejut nya saat mengetahui bahwa perjodohan saudari tirinya batal

"jadi perjodohan kak qela sama gus rafa batal hanya karena kak qela bukan keturunan dari kakek" batin syafa merasa sangat kasihan dengan saudarinya

"gue harus bicara sama gus rafa"ucap syafa lalu pergi mencari gus rafa

Syafa melewati banyak santri yang lagi kerja bakti

Banyak yang menghormati syafa sebagai ning mereka

"assalamualaikum afan ukhti apa kalian melihat gus rafa? " tanya syafa dengan sopan

"waalaikum salam ning... Emm tadi sih gus rafa ada di lapangan" jawab salah satu santriwati

"makasih kalo gitu saya pamit assalamualaikum " pamit syafa lalu pergi

Syafa melihat gus rafa yang lagi melatih ilmu bela diri untuk santri wan

"GUS RAFA!! " panggil syafa membuat gus rafa langsung menghampiri nya

"ya ning ada apa? " tanya gus rafa

"apa alasan lo membatalkan perjodohan lo dengan qela? " tanya syafa dengan dingin

"maaf ning ini sudah keputusan dari abah saya "

"hahaha bukannya lo  cinta ya sama qela? " tanya syafa membuat gus rafa bungkam

Syafa tersenyum miring dengan kebungkaman gus rafa "lo pecundang gus seharusnya lo perjuangin cinta lo"

"gue hanya mau bicara itu saja semoga lo mengerti apa yang gue maksud " ucap syafa lalu pergi

Gus rafa hanya terdiam mendengar apa yang syafa katakan

Memang benar kalau dirinya mencintai aqela namun disisi lain dia tidak mau melawan keputusan abahnya

"yaallah aku harus gimana? " lirih gus rafa dengan frustrasi

Bersambung....





PESANTREN OH NO!!! (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang