06

258 15 0
                                    

   

     

      Gus agam berjalan sambil membawa satu kardus yang isinya buku-buku menuju ke ndalem

      Tiba-tiba buku-buku itu terjatuh karna kardus yang dibawa gus agam bolong

     Buku-buku nya pun berserakan,  dengan cepat gus agam mengambil buku-buku itu, 

    Sebuah tangan putih mulus membantu gus agam mengambil buku-buku itu

     Gus agam langsung menatap seseorang didepannya yang tengah fokus mengambil buku-buku itu

    
"biar saya bantu membawanya" ucap nara membuat gus agam langsung tersadar

    "t-tidak usah saya bisa sendiri " jawab gus agam

      "buku-buku yang kamu bawa sangat banyak.... Kalo di bawa jadi satupun tidak akan bisa " sahut nara lalu langsung berjalan duluan

      Gus agam hanya diam di tempat menatap tubuh nara yang berjalan

    "INI MAU DI BAWA KE NDALEM UTAMA KAN? " teriak nara lumayan jauh

   Gus agam mengangguk kecil kemudian menyusul nara

   Keduanya kini berjalan beriringan dengan jarak lumayan jauh

    "siapa nama kamu? " tanya gus agam

     Nara menoleh sebentar lalu menatap kedepan lagi "bukannya waktu itu ning syila sudah memperkenalkan kita? " jawab nara

    Gus agam terdiam sebentar "Nara? "  ucap gus agam membuat nara tersenyum

    "quenara laurent.... Itu nama saya" jelas nara

     "sepertinya kamu bukan dari kota ini? " tanya gus agam

     "ya.... Saya bukan asli orang bandung.... Saya asli jakarta " jawab nara

      "kenapa mau mondok? "

      "ingin mencari ketenangan hidup "  jawab nara singkat

    Setelah beberapa menit akhirnya gus agam dan nara sampai di ndalem utama yaitu ndalem milik keisha

    Nara meletakan buku-buku itu di meja yang berada di teras

     "terimakasih karena sudah mau membantu saya" ucap gus agam

     "sama-sama " jawab nara "kalau begitu saya langsung balik ke asrama assalamualaikum " lanjut nara kemudian melangkah pergi

     "jangan pernah berlarut-larut dalam masalalu..... Ingat ucapan saya waktu itu.... Beristighfar lah maka hatimu akan menjadi tenang" ucap gus agam membuat langkah nara langsung terhenti

     "j-jadi orang itu gus agam.... " batin nara lalu berbalik menoleh pada gus agam yang kini menatap nya sambil tersenyum

     "jantung gue.... Astagfirullah kenapa deg-deg kan seperti ini? " batin nara memegang dadanya dengan cepat nara langsung melanjutkan langkahnya pergi dari sana

    Gus agam hanya menggeleng pelan melihat nara yang berlari seperti dikejar seseorang

    "quenara..... Nama yang indah... " ucap gus agam dalam hati

     "ekhemmmmmm"

    Gus agam langsung tersentak saat tiba-tiba kanaya datang dengan tampang tengilnya

    "serius banget ngeliatin santriwati tadi... " goda kanaya

     Gus agam menyentil dahi kanaya dengan pelan

     "jangan sok tau.... Aku bukan liatin santriwati itu" bantah gus agam lalu membawa buku-bukunya masuk meninggalkan kanaya yang masih menatap nara yang menjauh

     "masak iya gus agam tadi gak ngeliatin santriwati itu.... Terus gus agam ngeliatin apa dong? " gumam kanaya bingung lalu menyusul gus agam masuk

   

     "menurut gue sih,  yang dimaksud nafas geng langit itu rey gak sih? " ucap wiliam pada darma

    Saat ini geng BLACK D tengah mengadakan rapat untuk memecahkan siapa seseorang yang dimaksud nafas geng LANGIT

    "bukan , " ujar darma membuat yang lain bingung

    "maksudnya? " bingung wiliam

     "yang di maksud nafas geng langit tidak mungkin rey.... kita harus cari tau siapa seseorang itu" jelas darma

      "nafas geng langit..... Kemungkinan besar seseorang yang sangat dekat dengan mereka...... " ucap wiliam

     "hmm,  lo benar.... Seseorang itu pasti sangat dekat dengan geng langit" balas darma

      "cepat atau lambat,  siapapun orang itu.... Dia bakal secepatnya nyusul langit " lanjut darma sambil menyeringai

    

  Sementara di kantor milik hanum,  hanum dan sekretaris nya kini tengah membicarakan sesuatu yang penting

   "ternyata benar..... Sekretaris mas romeo tau dimana nara... " ucap hanum menatap laptopnya

     "seperti nya bu hanum harus berterimakasih pada pak juno karna udah mau membawa nona pergi " ujar sang sekretaris

      Hanum tersenyum tipis "ya, kamu benar mira.... Saya harus berterimakasih banyak pada juno karna mau menyembunyikan putriku dari lelaki bajingan seperti mas romeo" balas hanum

     "tidak disangka, nona nara mau masuk ke tempat itu.... Mengingat pergaulannya selama ini sungguh diluar nalar tiba-tiba nona masuk pesantren " celetuk mira

      Hanum langsung tertawa mendengar nya "putriku.... Sangat mirip sekali dengan romeo.... Sifatnya pun juga mirip dengan mas romeo"

    "keras kepala bukan maksud nyonya? " tebak mira

    "hmm sangat mirip" jawab hanum

********


    

PESANTREN OH NO!!! (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang