03

263 17 1
                                    

      Pagi harinya kini semua santriwan dan santriwati di kumpulkan untuk menyambut kedatangan gus muda mereka

     MUHAMMAD AGAM ATHALLA merupakan anak dari keisha dan gus ivan,  memiliki sifat dingin namun sifat dinginnya akan mencair hanya pada keluarga nya sendiri

  Di umur  Gus agam yang baru saja menginjak 20 tahun,  gus agam dapat lulus dengan cepat di universitas kairo

    Tak hanya itu saja,  gus agam juga sudah merintis usaha di usia mudanya, dimana gus agam memiliki sebuah cafe yang terletak di kota bandung ini

    -

     Sebuah alunan hadroh mengisi acara tersebut disaat mobil gus agam lewat,  para santri langsung menunduk sebagai tanda hormat pada cucu dari pemilik ponpes ini

     Gus agam keluar dari mobilnya kemudian langsung menghampiri sang bubu yaitu keisha yang kini tengah berdiri menyambut kedatangan putra nya itu

      "assalamualaikum " ucap gus agam

    Semua yang mendengarnya itu langsung menjawab salam itu,  sementara keisha tak tahan dengan kerinduan nya pada sang putra dengan cepat langsung memeluk gus agam

    "putra ku" lirih keisha sambil terisak

    Gus agam tersenyum tipis sambil membalas pelukan itu

     "bubu apa kabar? " tanya gus agam pelan

    Keisha melepaskan pelukan nya lalu menatap wajah tampan tegas putranya itu

     "alhamdulillah kabar bubu baik setelah putra bubu sudah kembali" jawab keisha

     "udah dong nangis-nagisannya" celetuk kanaya membuat jihan dan kenzo menepuk jidat mereka

     "heran banget.... Sifat kanaya itu mirip siapa sih" gerutu jihan membuat kenzo menggeleng -geleng

     "mirip seorang dewi jihan.... Makanya sifatnya pecicilan begitu" sahut karin menimpali

     Mata jihan melotot sementara kanaya hanya mendengkus pelan

    "sini sayang peluk umah" lanjut karin pada gus agam

    Gus agam memeluk karin yang sudah dirinya anggap ibunya sendiri

     "masyaallah anak laki umah udah gede banget.... Perasaan dulu masih tinggian umah deh" ucap karin

     "lepas-lepas.... " ujar jihan membuat pelukan itu terlepas

     "yaallah.... Ganteng banget putra ibun ini...." celetuk jihan sambil mencubit kedua pipi gus agam

      "ibun sama umah juga tambah cantik " balas gus agam

     "emang ya pujian berondong itu gak main-main.... Langsung melekat di ulu hati" gumam karin

    "centil banget sih" gerutu syila dan kanaya bersamaan

     "sudah-sudah.... Sebaiknya biar kan agam istirahat.... Dia pasti capek banget" ucap azka membuat mereka langsung bubar

     -

    "kamu liat tadi nar.... Wajah gus agam itu tampan banget.... " ucap nina

    "emangnya yang mana sih gus agam-agam itu? " bingung nara

    Pantas saja nara bertanya seperti itu karna yang dia liat banyak laki-laki disana dan posisi nara juga sangat jauh, nara berada di posisi paling belakang

     "yaallah nara.... Jadi dari tadi kamu gak tau yang mana gus agam? " tanya nina

    Nara menggeleng pelan "enggak" jawabnya dengan muka polos

     "itu nar... Yang pakek jubah hitam " jelas nina

     "yang mana? Tadi ada banyak loh yang pakek jubah item"

     "nanti deh aku tunjukin.... Kalo ketemu " pasrah nina

     "habis ini ada agenda apa lagi? " tanya nara mengalihkan pembicaraan

     "gak ada sih....tapi habis duhur nanti ada kajian umah karin.... " jawab  nina

     Nara mengangguk mengerti "lo udah berapa tahun mondok disini nin? "  tanya nara

     "aku udah hampir 2 tahunan.... " jawabnya

     "lama banget.... Pantesan elo ngerti banyak aturan-aturan disini"  salut nara

     "alhamdulillah nar.... Rencana lulus dari sini aku mau langsung kuliah "

     "kuliah? Dimana? " tanya nara

     "insyaallah di sini juga......" jawab nina

    "kalo kamu nar? " tanya nina

    "gue.... G-gue... Gak tau" gugup nara

    "karna tujuan gue belum terpenuhi... Yaitu membalas dendam pada geng yang telah menyebabkan langit tiada" batin nara menatap kosong kearah depan

     "eh nar... Kita ke kantin Yuk " ajak nina membuat nara mengangguk

-

    Malam ini di sebuah kamar ber cat hitam seorang laki-laki tengah berusaha memejamkan matanya untuk tidur namun tidak bisa

     "yaallah.... " ucapnya lalu duduk dari baringannya

     Lelaki itu pun berdiri lalu melangkah ke arah balkon kamarnya , mata laki-laki itu terpejam sambil merasakan suasana di malam hari pesantren yang sudah lama dirinya tinggalkan

    Beberapa detik kemudian mata laki-laki itu terbuka saat melihat-lihat seluruh kawasan pesantren dari balkon itu,  mata laki-laki itu menangkap seorang gadis yang kini tengah berjalan sendirian dengan membawa sajadah dan mukena di tangannya

    "siapa dia? " gumam laki-laki itu yang tak lain adalah gus agam

   Mata gus agam tak bisa lepas dari gadis itu, hingga gadis itu masuk ke masjid

    Entah apa  yang ada di fikiran gus agam hingga dirinya tertarik ingin menyusul gadis tadi ke masjid

    Gus agam masuk ke dalam kamarnya lalu memakai kemeja dan pecinya, setelah itu gus agam keluar dari kamar melangkah menuju masjid

    Saat sampai di masjid,  di balik tirai pembatas itu gus agam mendengar semua yang gadis itu ucapkan

     Memang tidak lah sopan mendengar nya namun jiwa gus agam merasa tertarik ingin mendengar nya

      Gus agam tersentak kaget saat mendengar gadis itu menangisi

    "hatiku kenapa Tiba-tiba  sakit ?" ucap gus agam sambil memegangi dadanya

     "kenapa rasanya aku tidak mau melihat gadis itu menangis? Yaallah ada apa ini? " gumam gus agam bingung

    Hingga beberapa detik kemudian sudah tidak terdengar tangisan itu,  ingin sekali gus agam mengintip gadis itu namun gus agam urungkan

    

*****

   

   
     

PESANTREN OH NO!!! (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang