11

237 11 0
                                    


     "kanaya!!!!" teriak jihan membuat rumah itu bergetar

      Yang di panggil kini tengah duduk di teras rumahnya sambil melihat ponselnya

      Jihan sangat geram melihat itu "kanaya putri kenzo!!!!! " ucap jihan menekan semua huruf

     Kanaya langsung tersentak lalu menoleh pada sang ibund yang kini menatap horor pada dirinya

     "ada apa ibun? " tanya kanaya dengan tampang tidak merasa bersalah

   "kenapa dapur jadi seperti kapal pecah? Pasti ulah kamu!! " ucap jihan

     Mata kanaya langsung membulat sempurna dengan cepat kanaya berlutut sambil menangkup kedua tangannya

    "maaf ibun..... Kanaya tadi hanya ingin belajar masak.... Eh tau nya malah jadi kayak gitu" lirih kanaya pelan

    "berdiri!! " titah jihan membuat anaknya itu langsung menurut

     "kenapa tidak di beresin? " tanya jihan

    "capek bun.... "cicit kanaya jujur

    Jihan hanya menghela nafas dengan berat, "lain kali kalau ingin belajar masak,  ibun akan ajarin.... Sini peluk ibun" ujar jihan membuat kanaya langsung memeluk ibun nya itu

     "maafin kanaya ya ibun..... Kanaya janji gak bakal gitu lagi" ucap kanaya

     "jangan janji.... Ibun tau janji kamu tidak bisa di pegang" celetuk jihan membuat kanaya terkekeh pelan

   Dari kejauhan sana nara menyaksikan interaksi antara anak dan ibu itu

    Dalam hati nara sangat iri Melihatnya,  nara tidak pernah sedekat itu dengan maminya,  setelah nara melihat dengan mata kepala nya sendiri maminya yaitu hanum berselingkuh dengan pria lain sejak itu lah nara membenci mami nya

    "miris banget hidup gue..... " ucap nara sambil tersenyum getir

     "udah lihat mami selingkuh.... Terus papi dan mami pisah..... Papi nyiksa gue..... Dan langit yang gue pikir akan menjadi tempat pulang gue malah pergi..... "

    "yaallah.... Apa salah jika hamba ingin seperti interaksi ibun jihan dan ning kanaya.....capek yaallah.... Capek..... Rasanya ingin banget hamba ikut langit.... " gumam nara mengeluarkan semua sakit hati nya

    "langit gue kangen elo..... Hiks... Hiks.... Gue sendirian langit..... Gue kesepian..... Hiks.... " lirih nara sambil terisak

    Sebuah angin tiba-tiba datang,  seakan-akan ada sosok langit yang tengah berada di dekat nara yang kini tengah menangis

     "setelah elo pergi.... Gue harus kemana langit?..... Pulang ke mansion yang ada gue di siksa lagi sama papi.... Gue boleh nyerah gak lang.... Bawa gue pergi bersama elo langit..... Gue bahagia jika bersama elo..... Hiks...hiks.... Hiks..... " ucap nara

    Sebuah tangan mengulurkan sapu tangan pada nara membuat nara langsung mendongak menatap seseorang itu

    Gus agam tersenyum menatap nara "kamu hebat bisa bertahan sampai sekarang " ucap gus agam

     Nara menerima sapu tangan itu "jika langit tau kamu kayak gini apa dia akan bahagia? " ujar gus agam menatap nara

    "dia akan sedih....melihat wanitanya terpuruk seperti ini..... Apakah kamu ingin membuat sosok langit itu sedih melihat kamu kayak gini? " tanya gus agam yang dibalas gelengan oleh nara

     "maka tersenyum lah.... Jalani takdir ini dengan ikhlas.... Cobaan yang allah berikan hanya semata-mata ingin menguji apakah hambanya itu mampu atau tidak.... Buktikan pada allah jika kamu mampu melewati ujian darinya.... " ucap gus agam panjang

    Nara langsung terdiam mendengarnya,  jantung nya kembali berdetak kencang saat berada di dekat gus agam

     "saya tidak tau sebesar apa ujian yang allah berikan pada kamu.... Tapi saya hanya memberikan saran jika kamu mendapatkan kesulitan dalam menjalani takdir ini.... Maka jalan satu-satunya yaitu sholat.... Lalu berdoa pada allah,  cerita pada beliau.... Insyaallah setelah melakukan itu hatimu pasti akan merasa tenang" ucap gus agam

     Nara memejamkan sebentar matanya lalu kembali membuka matanya

    "makasih gus ....makasih karna udah mau mengingat kan saya jika saya  seperti ini..... Yang ada langit akan sedih..... " ucap nara sambil tersenyum

    



     "akhirnya!! " pekik rey dengan senang membuat farel dan yang lain langsung menatapnya

      "elo kenapa rey? " tanya farel

     Rey menatap farel sambil tersenyum bahagia

     "rel ikut gue sekarang!! " titah nya

    Farel langsung menurut lalu mengikuti langkah rey ke ruangan

    "ada apa rey? " tanya farel kini berada di ruangan milik rey

      "gue udah nemuin lokasi dimana quen berada saat ini " ucap rey membuat farel langsung tersenyum

    "lo seriusan rey? Dimana quen? Kenapa dia sembunyi? " tanya farel beruntun

     "gue gak tau apa alasannya bersembunyi yang pasti lokasinya saat ini quen berada di kota bandung di sebuah pesantren an-nur yang cukup terkenal " terang rey

    "pe—pesantren? " ulang farel memastikan

    Rey mengangguk pelan "ya.... Ternyata selama ini quen kita ada disana.... Menjadi santriwati disana" ucap rey

      "kapan kita kesana? Atau malam ini saja kita langsung kesana? " tanya farel tak sabaran

    "jangan.... Salah -satu diantara anggota geng kita ini ada yang berkhianat..... Ada mata-mata dari geng black d.... Gue gak tau siapa orang itu.... yang pasti dia sangat berbahaya karna akan selalu memberikan informasi tentang geng kita ke black d" ujar rey

     Kaget? Tentu farel kaget mendengar nya

    "jadi rencana elo apa rey? " tanya farel

     "kita akan bersikap seperti biasanya.... Gue seperti tengah sibuk dengan laptop dan elo sibuk dengan berlatih.... Hingga membuat orang itu lengah.... Dan pada saat itu juga kita akan pergi menemui quen " jelas rey membuat farel mengangguk mengerti

   "gue gak sabar ketemu quen" ucap farel

    "gue juga... " sahut rey menimpali




*******

PESANTREN OH NO!!! (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang