• 06

79 7 5
                                    

selamat membaca haluanku -!

•••

Hari ini adalah hari terakhir ujian. Mala berjalan menuju ruangannya dengan langkah yang tampak lesu. Bagaimana tidak lesu, mulai besok ia akan kembali duduk bersama gadis menyebalkan bernama Zea, bukan bersama Bian lagi yang notabenya adalah cowok yang sedang ia suka.

"Lesu amat tu langkah."

Menoleh ke arah belakang, dapat ia lihat Aldan dengan tas yang disampirkan di bahu itu mensejajarkan langkahnya dengan langkah Mala.

"Harusnya seneng ga seh? Karena sekarang itu hari terakhir ujian," ucap Aldan.

Mala mendengus. " Lo mah gapaham."

"Gapaham ap--"

"Dan, tar balik bareng ya?"

Kedua remaja berbeda jenis kelamin itu langsung menoleh kearah samping Aldan.

"Eh iya, An. Tar tunggu gue aja di parkiran," jawab Aldan.

Tanpa menoleh kearah Mala, Bian mengangguk, kemudian berjalan lebih dulu menuju ruangannya.

"L-lo kenal sama Kak Bian?" tanya Mala.

"Kenal. Temen komplek gue itu, kenapa emangnya?" Aldan balik bertanya.

Mala menggelengkan kepalanya. "Temen komplek lo banyak yang sekolah disini?"

Aldan mengangguk. "Lumayan, lo tau Naufan, Zayn, Rakiel kelas sebelah? Nah itu semua temen komplek gue. Ada juga komplek sebelah, cuman karena lo nanyanya di komplek gue, ya itu berempat sama Bian."

Mulut Mala membentuk huruf O mendengar penjelasan dari Aldan. Tak terasa, mereka sudah sampai di ruangan.

"Kok kalian bisa barengan?" tanya Arumi lima detik setelah kaki Mala dan Aldan berada didalam kelas.

"Tuh temen lo, jalannya lemes banget kayak orang mau pingsan. Jadi gue temenin," jawab Aldan kemudian duduk di kursinya sendiri.

"Kenapa? Cemburu lo?" tanya Aldan setelah berhasil mendudukkan tubuhnya di atas kursi.

Arumi mendelik. "Amit-amit tujuh turunan!"

"Awas benci jadi cinta," sahut Cia.

"Dih apaan sih lo! Najis gue," ucap Arumi.

Aldan terkekeh. "Taruhan ga, Mi?"

"Taruhan apaan?" tanya Arumi.

"Kita pacaran sebulan, yang baper duluan harus traktir jajan dikantin," jawab Aldan.

Arumi menggelengkan kepalanya kuat. "Ogah! Lo kira ini novel-novel romance apa?!"

"Gamau berarti lo takut baper duluan ya?" Aldan menaik-turunkan alisnya menggoda Arumi.

"Dih! Gamau ya?!"

"Ah cemen lo!" sahut Aldan.

Posisi duduk Aldan memang ada di pojok belakang, dan kebetulan Arumi, Cia dan Zea sedang kumpul di kursi Zea yang letaknya persis disamping Aldan.

"Berisik lo!" ucap Arumi kemudian berusaha menfokuskan kembali pikirannya kepada catatan ditangannya.

Mala duduk disamping Zea. Setelah mendudukkan tubuhnya, gadis itu langsung menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.

"Kenapa lo?" tanya Zea.

Mala menggelengkan kepalanya tanpa mengangkat wajah. "Ini ujian gabisa satu semester aja apa?"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang