• 18

71 7 2
                                    

selamat membaca -!

•••

Lelaki itu tampak bingung. Menghapus pesan yang hendak di kirimnya, kemudian mengetik ulang pesan tersebut. Kejadian yang sudah berulang sejak 5 menit yang lalu.

"Duh kirim jangan ya?" tanya nya pada diri sendiri.

Mengetukkan jari telunjuknya pada meja, kemudian kembali memikirkan ulang. Haruskah ia mengirim pesan ini?

"Kenapa sih lo?"

Bian menoleh kala suara itu terdengar oleh telinganya. Berdecak pelan lalu kembali menatap layar ponselnya.

Sang kakak mengintip dan dengan jahil, jemari besarnya menekan tombol kirim hingga Bian memekik kencang.

"BANG!"

Bian panik. Sungguh panik. Lelaki itu langsung bangkit, hendak menarik pesan yang sudah dikirim tetapi ia urungkan niat itu karena pesannya sudah dibaca oleh penerima.

"Anjing! Udah dibaca," maki Bian sambil menatap tajam Kelvin.

Kelvin mengangkat kedua bahunya acuh. "Suruh siapa labil."

Ting!

"Dibales noh, cek sana," lanjutnya.

Bian mendelik lalu menuruti perkataan Kakaknya dan membuka kembali ponsel nya.

"Apa katanya?" tanya Kelvin. Lelaki itu berdiri di sebelah kursi yang di duduki oleh Bian dan mengintip ponsel Bian.

"Ck! Apa kata gue, tinggal kirim apa susahnya?" Lelaki itu kemudian berjalan keluar rumah.

"LO MAH COWO JOMBLO GAAKAN PAHAM!" teriak Bian.

Kelvin berbalik kemudian mengacungkan jari tengahnya ke arah Bian. "LO JUGA SAMA!"

Mala

mal, gue ada rekomendasi cafe kucing
mau kesana ga?

kapan?
boleh boleh

"Ini gue bales apaan?!"

"Kelvin tai! Udah tau gue belum ada persiapan, malah langsung ngirim pesannya," lanjut Bian.

Kekesalannya terhadap Kelvin masih terasa, ia bahkan berkali-kali mengumpat pelan.

Mala

lo bisanya kapan?

lusa bisa

mau?

ayo

shareloc rumah lo
nanti gue jemput

📍location

okei
jam 9?

siap
see u kak!!

Bian menutup layar ponselnya lalu mengusap dadanya yang terasa berdebar. "Gila. Gue bakal nge- date?"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang