• 23

70 5 0
                                    

selamat membaca -!

•••

"MALA!"

Seorang gadis yang sedang memakan nasi uduk di kantin itu menoleh. Di ujung kantin sana, terdapat ketiga temannya yang sedang berjalan ke arahnya.

"Lo kenapa telat, anjrit?" tanya Zea lalu mencomot kerupuk yang ada di piring Mala.

"Motor Jovan kehabisan bensin, jadi harus di dorong," jawab Mala.

"Pan, tega banget lo bikin temen gue kecapean," sahut Arumi.

Jovan yang sedang memakan nasi uduk juga pun menoleh. "Yeu, dia udah gue suruh naik ojol tapi malah gamau."

"Kenapa gamau?" tanya Cia yang mendapat gelengan kepala dari Jovan.

Cia menoleh ke arah Mala kemudian menyenggol bahunya. "Kenapa gamau?"

"Ya kasian aja liatnya dorong-dorong motor sendirian," jawab Mala apa adanya. "Lagian gue udah numpang, harus ada kontribusi nya dong. Jadi gue bantu dorong," lanjutnya.

"Terus lo dihukum apa?" tanya Zea.

"Bersihin lapangan, sama angkutin tong sampah setiap kelas," jawab Mala.

"Pantes dari tadi kayak ada bau sampah," celetuk Zea.

Mala mendelik. "Sialan lo!"

"BANG! SINI GABUNG!"

Keempat gadis yang sedang duduk itu menoleh ke belakang dengan cepat, mengikuti arah lambaian tangan Jovan.

Bian dan Nolan yang baru saja tiba di pintu kantin itu langsung berjalan ke arahnya. Seiring dengan Bian yang mendekat, jantung Mala berdetak lebih kencang. Gadis itu langsung merapihkan poninya yang sedikit berantakan lalu merapihkan bajunya.

"Mau pesen uduk juga ga, Bang?" tanya Jovan.

"Gue mau pesen lontong sayur aja," jawab Nolan.

"Gue juga sama," jawab Bian.

Jovan bangkit, hendak memesan pesanan Bian dan Nolan. Tetapi tangannya di tahan oleh Arumi.

"Gue aja yang pesen, lo duduk aja. Kasian abis bersihin sampah," ledek Arumi.

Jovan yang mendengar itu langsung mengacungkan jari tengahnya.

"Je, Ci. Kalian mau pesen apa?" tanya Arumi.

"Gue ketoprak aja," jawab Zea.

"Eum, samain sama Zea deh," jawab Cia. Arumi mengangguk kemudian memesan pesanan.

Posisi Arumi yang awalnya berada di samping kanan Mala kini kosong, Bian yang berada di samping Arumi bergeser hingga kini posisi Mala dan Bian berdekatan.

"Belum sarapan?" tanya Bian saat melihat Mala yang sangat lahap memakan nasi uduk.

"Udah, Kak. Cuman tadi kan dihukum, jadi laper lagi," jawab Mala sambil cengengesan.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang