• 22

69 6 0
                                    

selamat membaca-!

•••

Kejadian yang baru saja Mala alami membuat nya tidak bisa tidur di malam hari.

"Kenapa? Muka cantik lo gaboleh gue liat?"

Mala menutup wajahnya menggunakan bantal saat bayangan kejadian tadi terputar secara otomatis di kepalanya.

"AAAAAA MAMAAAA! AKU DI PUJI KAK BIAN!!" teriaknya yang teredam bantal. Gadis itu menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri kemudian duduk untuk menetralkan detak jantungnya.

Mala menoleh ke arah pintu dan terkejut saat melihat Diana yang sedang menyandarkan tubuhnya di samping pintu sambil memegang gelas berisi susu.

"MAH! Ngapain diem disitu sih?" tanya Mala.

Diana memicingkan matanya lalu berjalan ke arah Mala dan mendudukkan tubuhnya di pinggiran kasur. Menaruh gelas berisi susu di nakas, kemudian mengacak pelan rambut Mala.

"Kamu daritadi Mamah liat kayaknya seneng banget? Kenapa?" tanya Diana.

"Tadi aku dibilang cantik," jawab Mala tanpa ragu. Hubungan Mala dan Diana sangat dekat, tidak ada kata canggung diantara mereka. Karena Diana selalu mengajarkan Mala untuk menceritakan apapun yang sedang ia rasakan.

"Sama siapa? Cowo yang ada di hp kamu itu?" tanya Diana sekali lagi.

"Iya, Mah! Muka aku langsung merah pas dibilang cantik," jawab Mala.

Diana mencolek pelan hidung Mala kemudian terkekeh. "Anak Mamah emang cantik."

Wanita paruh baya itu memegang bahu Mala, mengarahkan tubuh anaknya agar berhadapan dengan dirinya. "Tapi inget ya, Nes? Harus pinter-pinter cari lelaki, jangan yang manis di ucapan aja tapi tindakan nya busuk. Mamah gamau anak perempuan Mamah satu-satunya di sakitin sama lelaki. Jadi kamu jangan sembarangan naruh perasaan di lelaki."

Mala mengerjapkan matanya, lalu kepalanya mengangguk paham. "Siap, Mah!"

•••

Suasana pagi hari di meja makan milik keluarganya selalu berisik karena ocehan bocah berusia lima tahun, yang lagi-lagi mengeluh karena tidak suka wortel. Ditambah kedatangan tamu tidak di undang yang sedang asyik makan masakan Diana tanpa malu.

"Tante, aku ambil lagi ayamnya ya?" tanya Jovan.

Diana yang sedang menyuapi Raden menoleh. "Boleh, Van. Ambil aja yang banyak. Tante sengaja masak banyak."

"Makasih, Tante!"

"Pan, perut lo ga meletus makan sebanyak itu?" tanya Mala saat melihat porsi makan Jovan yang sangat banyak itu.

Jovan menoleh sebentar. "Perut gue elastis, jadi bisa nampung semua makanan ini."

"Mamahhhh. Aku gamau makan wortel," rengek Raden.

"Adek harus makan wortel biar penglihatan kamu makin tajam. Enak loh wortel, ini potongannya udah kecil jadi bisa kamu makan," bujuk Diana.

"Gamauuuu, Mamah. Aku gamauu," rengeknya sekali lagi.

Aldi meraih sendok yang berada di tangan Diana, kemudian mencoba menyuapi Raden. "Makan ya, jagoan? Masa anak Ayah gasuka sayur sih?"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang