• 43

41 8 0
                                    

selamat membaca-!

•••

Matanya berkali-kali mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

Mala mengedarkan pandangannya ke segala arah lalu menghembuskan nafasnya pelan. Ternyata ia berada di ruang tamu rumah Aminah.

"Udah bangun lo? Nih minum dulu."

Jovan menaruh segelas air hangat di meja yang berada tepat di depan Mala. "Makasih, Van."

"Udah lega?" tanya Jovan.

Mala menganggukkan kepalanya. "Makasih, Van."

"Sekali lagi bilang makasih, dapet piring," ucap Jovan dan dibalas kekehan oleh Mala.

"Tante Aminah kemana?" tanya Mala.

"Ada di dapur, lagi buat makanan buat orang galau," jawab Jovan.

"Ah ngeselin lo!" sahut Mala. Gadis itu kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa lalu memejamkan matanya.

"Jangan tidur sore-sore, nanti kepala lo pusing," tegur Jovan yang kini duduk di sofa yang berhadapan dengan Mala.

Mala menoleh sejenak lalu berguman tanpa membuka matanya. Sungguh, matanya terasa sangat berat akibat terlalu banyak menangis. Ia ingin melanjutkan kembali tidurnya yang sempat terpotong itu.

"Ck! Dibilang jangan tidur, malah merem," tegur Jovan sekali lagi.

"Kepala gue pening, pengen tidur sebentar," ucap Mala.

Jovan bangkit lalu mengangkat tubuh Mala hingga duduk di atas sofa. "Dibilangin jangan batu. Kalau tidur sekarang yang ada kepala lo makin pusing."

"Kalau lo tiduran lagi, gue laporan kejadian tadi ke Tante Diana," sambung Jovan yang berhasil membuat niat Mala untuk kembali merebahkan tubuh itu hilang.

"Ga gentle lo, ngancem ke cewe," sahut Mala.

Jovan menoleh sekilas. "Lebih ga gentle cowo lo yang beraninya bentak cewe."

"Segala lo ingetin," timpal Mala lalu mencomot makanan kering yang ada di meja.

"Percaya kan? Kalau cowo lo selingkuh," ucap Jovan.

"Ngga. Itu bukan selingkuh ga sih?" tanya Mala.

Jovan menggelengkan kepalanya berulang kali. "Udah sejelas itu, dan lo masih berdalih kalau itu bukan selingkuh? Selingkuh ga cuman disaat cowo lo menjalin hubungan sama cewe lain. Apa yang cowo lo lakuin itu udah termasuk selingkuh. Gue pernah pergokin mereka lagi berduaan, entah dikelas atau di motor."

"Kan kita juga suka berduaan, kayak sekarang nih. Sama kita juga sering boncengan, berarti kita selingkuh dong?" tanya Mala.

"Mal, otak lo udah pindah ke dengkul ya? Yang kita lakuin sama yang mereka lakuin jelas beda. Gue sama lo ya emang pure sebatas temenan, kalau mereka udah saling suka. Jadi mereka udah selingkuh dibelakang lo," jawab Jovan.

Mala menganggukkan kepalanya berulang kali. "Tapi gue gamau putus sama Kak Bian."

Jovan menghembuskan nafasnya kasar. Menangkup wajah Mala dengan tangan besarnya." Bego! Dasar bulol. Lo mau nangis lebih kenceng dari yang tadi? Lo mau ngerasain sakit yang lebih hebat dari yang tadi?"

Lelaki itu melepaskan tangannya dari wajah Mala. "Jangan bikin diri lo lebih sakit dari ini."

Mala menundukkan kepalanya. "Tapi kalau ga sama dia, gue bakal ngerasa lebih sakit."

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang