• 27

63 5 2
                                    

selamat membaca-!

•••

"MALAAAA!! LO TIDUR APA MATI BEGO?!!"

Teriakan disertai dengan gedoran di pintu, tak berhasil membangunkan seorang gadis yang masih tergulung selimut itu.

"MALAAAAA INI UDAH JAM 7 KURANG 10 ANJRIT!!!"

Jovan mengeram kesal. Lelaki itu tak habis pikir dengan Mala yang sama sekali tidak terusik dengan teriakan dan gedoran di pintu.

"MALA LO KEBO BANGET ASLI!!!"

"Jovan! Kamu ini berisik banget!" seru Aminah yang sedang berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi makanan.

"Mah, dia ga bangun-bangun loh dari tadi. Jovan kesel bangunin kebo," sahut Jovan sambil menunjuk ke arah pintu.

Aminah terkekeh pelan kemudian mengetuk-ngetuk pintu kamar Mala secara halus, tidak seperti Jovan yang terkesan menggedor-gedor pintu.

"Nirmala. Ini udah jam 7 kurang, Nak. Ayo bangun, nanti kamu kesiangan," ucap Aminah sambil terus mengetuk pintu.

"Emang udah pasti kesiangan," sahut Jovan pelan.

Tok tok tok

"Mah, aku berangkat duluan aja kali ya?" tanya Jovan.

Aminah menoleh dengan cepat. "Gaboleh! Nanti Mala berangkat sama siapa?"

"Sendiri lah. Suruh siapa kebo," jawab Jovan santai yang berhasil membuat Aminah melemparkan pukulan ringan di bahunya.

"Enak aja Mala disuruh berangkat sendiri," ucap Aminah.

Mata Jovan yang terkesan sipit itu membulat. "Anak Mamah itu sebenernya Jovan atau Mala?"

"Mala," jawab Aminah tanpa ragu.

Jovan berdecak. "Mentang-mentang ada tetangga cewe seumuran aku, jadinya anak sendiri dilupain."

Perdebatan antara ibu dan anak itu berhenti saat mendengar suara knop pintu yang dibuka.

Nampak Mala dengan piyama berwarna biru dongker itu sedang mengucek matanya. "Kok kalian ada di depan kamar aku? Sekarang jam berapa?"

Jovan menunjukkan layar ponselnya. "Jam 06:55 bego. Cepetan sana mandi. 5 menit belum keluar dari kamar, gue tinggal."

Nyawa yang sebelumnya belum terkumpul penuh itu kini sudah sadar. Mata Mala membuat sempurna , 2 detik setelah ucapan Jovan.

"LO GA BOHONG?!" pekik Mala.

Tanpa menunggu lama, Mala langsung masuk kembali ke kamarnya kemudian bersiap untuk pergi ke sekolah. Hanya mencuci muka dan sikat gigi, karena kebetulan semalam ia sudah mandi.

Daripada mandi lagi, nanti yang ada makin telat. Pikirnya.

Tepat 5 menit setelah nya, Mala keluar dari kamar dengan pakaian yang belum sepenuhnya rapi.

Dasi yang disampirkan di leher, baju yang masih belum dimasukkan kedalam rok, kaos kaki yang baru ia pasang sebelah, sepatu yang ia jinjing, serta tas disampirkan di bahu. Ah, jangan lupakan rambut pendeknya yang belum ia rapihkan.

"Orang gila," sahut Jovan sesaat setelah melihat penampilan Mala.

"Kamu bawa mobil aja, Van. Biar nanti Mala rapi-rapinya di mobil," ucap Aminah.

Mala menggelengkan kepalanya. "Kalau pake mobil makin lama, Tan. Pake motor aja."

"Ayo!" seru Jovan.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang