• 20

88 8 3
                                    

selamat membaca -!

•••

Jam pelajaran kedua setelah upacara untuk kelas 10 MIPA 2 adalah pelajaran olahraga. Pelajaran yang sangat Mala benci karena kemampuan olahraganya yang sangat lemah.

Banyak siswa yang mengeluh karena dihari pertama masuk harus sudah mengambil nilai praktek di mata pelajaran olahraga.

"Baik anak-anak, hari ini kita akan mengambil nilai praktek bola basket. Setiap murid melakukan dribbling sebanyak 7 kali, dan melempar bola ke ring akan mendapat nilai sempurna," jelas Pak Indra.

"Pak, ambil nilai prakteknya Minggu depan aja pak," sahut Aldan.

Pak Indra menghembuskan nafasnya pelan. "Bapak jarang masuk ke kelas ini karena setiap hari senin selalu bertepatan dengan lomba futsal. Jadi banyak nilai yang belum terisi, harus kita kejar nilainya dari sekarang agar nanti tidak terteter.

Sudah ayo cepat jangan banyak mengeluh. Absen pertama Aldan," lanjut nya.

Aldan berjalan ke dekat Pak Indra dengan langkah yang lesu. "Harus banget dari absen awal, Pak?"

"Harus. Ayo cepat. Yang berhasil dapat nilai sempurna boleh ke kantin."

Mendengar kata kantin berhasil membuat mata Aldan berbinar dibuatnya. Lelaki itu langsung menatap Pak Indra. "Serius, Pak? Ga prank kan? Beneran kan? Rill kan?"

"Iya, kamu ni bawel banget. Setiap murid diberi kesempatan tiga kali untuk nilai sempurna," jawab Pak Indra.

"Yaelah, Pak. Saya mah satu kali percobaan aja udah pasti dapet nilai sempurna," sahut Aldan dengan gayanya yang tengil.

Aldan melakukan dribbling sebanyak 7 kali, dan memasukkan bola nya ke dalam ring tanpa kendala. Bahkan dengan waktu yang kurang dari satu menit.

"Bagus, Aldan. Selanjutnya Arumi."

Arumi maju, memegang bola basket di tangan kanannya lalu mulai melalukan dribbling dan melempar bola tanpa kendala. Satu hal yang perlu kalian ketahui, Arumi adalah  anggota tim basket putri SMA ATMAJAYA 1. Jadi, jangan heran untuk melakukan dribbling sebanyak 7 kali adalah hal kecil bagi diri Arumi.

"Mi, ayo ke kantin bareng!" ajak Aldan.

"Gue nungguin temen gue aja," ucap Arumi.

"Kita mah masih lama, Mi. Absen akhir. Lo duluan aja sana, katanya tadi belum sarapan," sahut Zea.

Arumi menoleh. "Serius gue duluan aja?"

"Iya sana duluan. Daripada pingsan," jawab Cia.

"Yaudah gue duluan ya?"

Arumi hendak melangkah kan kakinya tetapi pergerakannya terhenti karena secara tiba-tiba Aldan menggenggam tangan kanannya dan berhasil membuat jantung Arumi kacau dibuatnya.

"E-eh. Ngapain ini?" tanya Arumi. Gadis itu memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa gugup.

"Ke kantin lah. Gue takut lo pingsan, makannya gue pegangin gini," sahut Aldan.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang