selamat membaca-!
•••
"Nesa! Ampun deh ini anak gadis tidur terus kerjaannya!"
Suara melengking itu memecah keheningan di kamar seorang gadis yang masih bergulung di selimut padahal jam sudah menunjukkan pukul 09:00 WIB.
Mala melenguh. "Kenapa, Mah?"
Diana menghampiri anaknya lalu memukul pelan kaki anak pertamanya yang masih tertutup selimut. "Pake nanya kenapa. Bangun kamu. Sarapan, mandi. Pamali anak gadis males-malesan gini."
"10 menit lagi deh," guman Mala dengan mata yang masih terpejam.
"Gaada 10 menit 10 menit. Sekarang juga kamu bangun, mandi, sarapan abis itu kita berangkat," ucap Diana.
Mala langsung membuka matanya. "Berangkat kemana?"
"Temenin Mamah ke pasar," jawab Diana.
"Gamau berduaan sama Ayah aja?" tanya Mala.
"Ayah kamu mancing sama adik kamu, jadi kamu yang anter Mamah belanja," jawab Diana. "Udah cepetan bangun, ah! Keburu abis sayurannya," sambung Diana.
Setelahnya, Diana pergi dari kamar Mala. Sedangkan Mala masih tertidur di atas kasur. Ah, padahal niatnya weekend ini ia ingin bermalas-malasan di kasur kesayangannya sambil menonton drama yang sedang viral.
Dengan ogah-ogahan, Mala bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Daripada ia harus mendapat omelan dari Diana, lebih baik ia melawan rasa malasnya.
Selang 15 menit, gadis itu sudah lebih segar dari sebelumnya. Ia hanya menggunakan celana kulot berwarna hitam yang dipadukan dengan jaket berwarna abu muda. Mala menuruni anak tangga dan duduk di ruang makan.
"Widih masak kangkung," guman Mala.
Diana hanya tersenyum kecil lalu mengambil nasi dan beberapa lauk serta sayuran ke piring Mala. "Abisin makannya."
"Shap!"
Mala memakan masakan Diana dengan lahap, menurutnya tidak ada masakan yang lebih enak dari buatan Diana.
"Emang mau belanja apa, Mah?" tanya Mala.
"Belanja mingguan. Di warung depan sayurnya udah jarang ada yang seger, makanya Mamah mau ke pasar aja," jawab Diana.
"Jangan lama-lama ya?"
"Kenapa? Kamu ada janji?" tanya Diana.
Mala menampilkan senyuman bodoh. "Mau lanjut tidur."
Diana yang mendengar jawaban dari anaknya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tidur terus kerjaannya."
Mala hanya terkekeh lalu melanjutkan acara makannya itu hingga tidak ada nasi dan sayuran yang tersisa di atas piringnya.
"Ayo, Mah!"
"Tunggu dulu 15 menit, biar nasi di perut kamu turun. Abis itu baru kita berangkat," tegur Diana.
Bahu Mala langsung melorot kebawah. "Yah, keburu males lagi deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral
Teen FictionEphemeral (adjective), artinya berlangsung untuk waktu yang sangat singkat. Sialan. Mala merutuki hatinya yang sangat mudah untuk jatuh cinta itu. Bagaimana mungkin ia jatuh cinta kepada lelaki yang tidak sengaja ia lihat saat sedang tersenyum? Ter...