• 14

71 8 1
                                    

selamat membaca -!

•••

Hari pertama liburan semester ganjil yang Mala lakukan hanyalah berleha-leha. Baru bangkit dari kasur kesayangan nya pukul 09:45 WIB, sudah dipastikan nanti dibawah ia akan disemprot oleh berbagai omelan dari Diana.

Merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku, baru saja hendak bangkit tetapi suara notifikasi dari ponsel membuat Mala buru-buru mengambil ponselnya.

biandvndr started following you.

Mata Mala membulat sempurna, mengucek pelan matanya agar tidak salah lihat.

KAK BIAN NGEFOLLOW GUE?!

Rasanya ingin teriak saking senangnya, gadis itu langsung memencet akun milik Bian dan mengikuti balik akunnya. Mala langsung melihat-lihat akun Instagram milik Bian, hanya ada satu postingan siluet laki-laki dengan latar belakang sunset dan beberapa sorotan yang isinya foto - foto kucing dan lapangan futsal.

Menutup layar ponselnya kemudian Mala berlari kecil menuju dapur.

"Mamah!" panggil Mala.

Diana memunculkan kepalanya dari balik tembok dapur. "Kenapa, Nes?"

Mala menghampiri Diana yang sedang mencuci piring. "Ada yang harus Nesa kerjain ga?"

"Udah selesai semua, kamu antar aja itu bolu pisang yang udah Mamah buat kerumah tetangga. Ada yang baru pindah," jawab Diana.

"Loh kapan pindahnya?" tanya Mala lalu mengambil satu potong bolu pisang kesukaannya di piring yang berbeda.

"Semalem. Pak RT ngabarin semalem di grup, terus kebetulan pindahnya di samping rumah kita. Jadi sekalian aja kenalan sama tetangga baru, nanti Mamah kesana nya siangan," jawab Diana. "Udah sana ah."

Gadis dengan piyama berwarna abu itu masuk ke kamar untuk mencuci muka, sikat gigi dan memakai cardigan agar tidak terlalu terlihat seperti baru bangun tidur dan tak lupa mengoleskan pelembab bibir.

Suasana pagi ini tidak terlalu panas, malah bisa dikatakan mendung. Sepertinya nanti siang akan turun hujan. Mala menekan tombol bel yang berada tepat di samping pagar rumah tetangga barunya itu.

"Iya tunggu sebentar!" sahutan dari dalam rumah membuat Mala merapikan sedikit anak rambutnya yang tidak bisa diatur itu.

Seorang wanita dengan perkiraan usia sekitar 40 akhir datang menyambut Mala.

"Ada apa, neng?"

Mala menyodorkan sepiring bolu pisang buatan Diana. "Ini Mamah buat bolu pisang, disuruh kasih ke tetangga."

Wanita dengan daster semata kaki itu tersenyum kemudian mengambil piring itu dari tangan Mala. "Ya ampun, makasih banyak ya? Baru dateng udah disambut gini sama tetangga."

"Yaudah, Tante. Aku pamit dulu ya?"

Wanita itu menahan tangan Mala. "Jangan dulu. Anak tante lagi beli lapis talas, nanti kamu bawa satu."

Mala menggelengkan kepalanya. "Gausah, Tante. Aku langsung pulang aja."

Baru saja Mala hendak membalikkan tubuhnya, tetapi suara klakson motor mampu mengurungkan niatnya.

"Tuh anak tante udah dateng." Wanita itu pergi ke arah pengendara motor dan langsung merebut plastik yang ada di bawanya.

"Nih buat kamu sama keluarga kamu," ucap wanita itu. "Nama Tante Aminah," sambungnya.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang