• 17

74 5 1
                                    

selamat membaca -!

•••

Tepat pukul 15:37 WIB, seorang wanita memasuki toko kue miliknya dengan dua tangan yang memegang totebag berisi 5 kotak kue brownies buatannya.

Matanya membulat kala ia melihat putranya sedang duduk dan disampingnya ada seorang perempuan yang sedang memangku anak kecil. Perempuan itu tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Bian.

Indira melangkahkan kakinya pelan. Mata Bian tertutup. Indira menghembuskan nafasnya pelan lalu menepuk pelan bahu Bian.

Bian yang merasakan tepukan di bahunya itu membuka matanya perlahan. Bahunya terasa berat, ia menoleh ke samping dan mendapati Mala sedang tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada bahu miliknya.

"Siapa?" tanya Indira tanpa suara, takut menganggu dua manusia yang masih terlelap itu.

"Adik kelas," jawab Bian tanpa suara juga.

Indira mengangguk kemudian menaruh dua totebag itu di meja kasir.

Bian menepuk pelan bahu Mala agar gadis itu bangun. Mala menggeliat pelan, dan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah Bian dengan jarak yang sangat dekat karena kebetulan Bian sedang menoleh ke arahnya.

Mala melotot dan langsung duduk tegap, ia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Raden yang tidur dengan menjadikan paha Mala sebagai bantalan ikut terbangun karena pergerakan Mala.

"Maaf, gue ga sengaja ketiduran," ucap Mala sambil menunduk.

Detak jantungnya kini kembali menggila.

Bisa-bisanya lo ketiduran di bahu gebetan lo, NIRMALA?! Batin Mala.

"Kak, Raden masih ngantuk," ucap Raden kemudian kembali menutup matanya dan menuntun tangan Mala untuk mengusap kepalanya lalu di turuti oleh Mala.

Mala mengedarkan pandangannya, dan ia baru sadar ada seorang wanita tengah memperhatikannya dari meja kasir. Gadis itu menoleh ke arah Bian.

"Siapa, Kak?" tanya Mala.

"Bunda gue."

Jawaban dari Bian berhasil membuat tubuh Mala semakin tegak. Gadis itu membangunkan Raden yang masih tertidur dan menyuruhnya untuk duduk.

"Kenapa sih?" tanya Raden setelah berhasil duduk.

"Itu ada Bundanya Kak Bian, salim dulu," jawab Mala. Mala menuntun Raden untuk berjalan ke arah Indira.

"Tante," ucap Mala sambil mencium tangan Indira diikuti oleh Raden.

"Temannya Ian?" tanya Indira seraya tersenyum.

"Ian?" beo Mala.

Indira menepuk pelan kepalanya sendiri. "Maksudnya Bian."

"Iya, aku adik kelasnya," jawab Mala.
"Mau ambil pesanan brownies," lanjutnya.

"Oh kamu yang pesan?" tanya Indira.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang