• 07

80 8 1
                                    

selamat menikmati haluan ku-!!

•••

Siapa yang menduga? Bahwa rasa yang awalnya Mala kira hanya sebatas rasa suka sementara, nyatanya rasa sukanya itu terus berlanjut hingga dua bulan. Ini merupakan rekor bagi Mala sendiri, menyukai lelaki lebih dari 3 minggu. Biasanya rasa sukanya itu hanya berlangsung paling lama 3 minggu.

"Liatin aja terus sampe mata lo copot."

Mala menoleh. Mulutnya yang sedang mengunyah nasi uduk itu berhenti.

"Mau sampe kapan lo sukanya diem-diem kayak gini?" tanya Cia. Hari ini gadis itu tidak membawa bekal, akhirnya ikut makan di kantin.

"Ya masa sukanya harus ugal-ugalan sih?" tanya Mala kemudian mencomot kerupuk milik Zea.

"Haruslah. Apa itu mencintai diam-diam? Aku akan mencintaimu secara ugal-ugalan," sahut Arumi.

Mala mendengus. "Keliatan murahan ga sih?"

Zea menggelengkan kepalanya. "Ya selagi ngejarnya ga ngasih 'itu' , menurut gue sih oke-oke aja."

"Yap betul banget. Kalo mau ngejar ya kejar aja, tapi sewajarnya. Jangan sampai bikin harga diri lo sebagai perempuan hilang," ucap Zea.

"Ah males. Masa cewe yang deketin duluan sih?" tanya Mala. Gadis itu mengaduk nasi uduk di hadapan nya. Tak berselera makan. Menatap ke depan, dimana disitu ada Bian berserta Nolan, dan juga Aldan!

"Eh lo minta comblangin aja ke Aldan!" seru Zea.

"Jangan, Aldan mulutnya ember," ucap Cia. " Mending lo deketin dia langsung aja, tapi ya jangan sat set juga. Perlahan aja. Coba bikin pertemuan-pertemuan ga sengaja dan bikin Bian notice keberadaan lo," lanjutnya.

"Gimana caranya?" tanya Mala.

"Ya coba aja, lo caper tipis-tipis. Kayak pura-pura jalan ke kelas dia, terus duduk sebelahan di kantin. Semacam itulah," jawab Cia.

"Kalo dia tetep ga notice gue gimana?" tanya Mala. Entah mengapa, ia sangat pesimis bisa mendekati Bian. Sebenarnya, Bian itu bukan tipe cowo cuek dan dingin. Hanya sedikit jutek ke orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

"Ya itu sih deel, yang penting lo udah usaha. Urusan hasil mah belakangan aja. Masih ada dukun kok buat melet," sahut Zea.

"Gue coba kali ya?" tanya Mala.

"Coba yang mana? Yang dari Cia atau Zea pake dukun?" Arumi bertanya balik.

"Cia lah! Gila aja lo, yakali gue pake saran sesat," jawab Mala.

"Yeu, awas aja lo kalo tiba-tiba minta rekomendasi dukun yang manjur," ucap Zea. "Eh kalo dipikir-pikir, temen dari Kak Bian cakep juga ya."

Zea mengamati lamat-lamat wajah Nolan dari jauh. Lelaki itu gampang sekali tertawa.

"Lo udah putus, Je?" tanya Arumi.

"Belum. Gue masih marahan," jawab Zea tanpa mengalihkan pandangannya dari Nolan.

"Marahan dari kapan?" kali ini Cia yang bertanya.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang