• 29

59 5 0
                                    

selamat membaca-!

•••

Hubungan yang awalnya Mala kira tidak akan berjalan lama, nyatanya salah. Hari ini hubungan Mala dan Bian sudah memasuki bulan ke 10, yang mana artinya Bian sudah menginjak kelas 12, dan Mala kelas 11.

Hubungan mereka berdua juga tidak ada masalah, hingga saat ini adem ayem tanpa ada pertengkaran hebat yang bisa berakhir dengan perpisahan.

"Kak, kira-kira. Misalnya kita putus, karena apa?" tanya Mala.

Keduanya sedang berada di Cafe kucing langganan, tempat pertama kali mereka date.

"Kita gaakan putus," jawab Bian santai kemudian menyesap minumannya.

Mala berdecak. "Aku kan bilang misalnya."

"Yaudah aku juga bilang, kalau kita gaakan putus," ucap Bian kekeuh dengan pendiriannya.

Ah, perihal panggilan aku-kamu, mereka mencoba untuk membiasakannya. Karena ternyata, mengobrol dengan pasangan lebih enak menggunakan kata aku-kamu daripada gue-lo. Walau awalnya sulit untuk membiasakan, tapi akhirnya mereka berhasil.

"Ga asik banget sih," sahut Mala kemudian mencomot stik kentang yang ada di meja.

Bian terkekeh pelan. "Mungkin putus karena kamu ngambekan."

"Mana ada aku ngambekan!" seru Mala tak terima disebut tukang ngambek.

Alis Bian bertaut. "Bukannya selama ini pertengkaran-pertengkaran kita berawal dari kamu?"

"MANA ADA!" sahut Mala.

"Ada, banyak. Perlu aku kasih bukti chattan pas kamu ngambek?" goda Bian.

Bibir Mala mengerucut. "Ngga!"

Bian tertawa kencang, lelaki itu baru bisa menghentikan tawanya saat ponsel di sakunya berdering nyaring. Menandakan ada telfon masuk.

"Siapa?" tanya Mala tanpa suara.

Bian mendekatkan layar ponselnya kepada Mala, hingga ia dapat melihat dengan jelas nama yang sedang menelfon Bian.

Raden

"Ck! Gausah diangkat," celetuk Mala.

"Paling juga mau nitip martabak," lanjutnya.

Hubungan Bian dengan keluarga Mala juga bisa dikatakan sangat dekat. Bian sering bermain kerumah, begitupun sebaliknya. Raden yang notabenya memang ingin mempunyai kakak yang berjenis kelamin sama dengannya, menyambut baik kedatangan Bian sebagai pasangan Mala. Bocah tengil itu sangat bersemangat jika Bian datang kerumah, dan sering merecoki kencan Mala dan Bian. Seperti saat ini.

Bian tersenyum jahil. "Angkat ah."

"Jangan ish! Nanti dia mah maksa kamu buat cepet-cepet pulang. Kita baru keluar 1 jam yang lalu ya!" sahut Mala tak terima jika kencannya dikacaukan untuk yang kesekian kalinya.

Perihal Raden yang mempunyai ponsel, Diana dan Aldi memang memperbolehkannya. Tentu saja ada batas waktunya, hanya 2 jam dalam sehari. Setelah itu, ponsel akan di pegang oleh Diana.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang