• 35

48 4 0
                                    

selamat membaca -!

•••

Senyuman tipis tercetak jelas di wajah seorang gadis yang sedang duduk di kursi sambil mengayunkan kakinya pelan.

"Nyengir terus, ga kering tuh gigi?"

Pertanyaan menganggu itu membuat senyumannya perlahan meluntur.

Mala memandang sengit ke arah Zea. "Ganggu aja lo!"

"Lagian emangnya kaga cape apa senyum terus dari tadi?" tanya Zea.

"Ga! Orang lagi seneng, jadi wajar senyum terus!" jawab Mala.

Seorang wanita masuk ke halaman rumah Mala, dan langsung menghampirinya.

"Mal. Ini Tante buat bolu, kamu bawa aja ya," ucap Aminah sambil menyerahkan tempat makan berisi bolu yang sudah di iris.

Mala bangun untuk mengambil tempat makan itu sambil tersenyum lebar. "Makasih banyak, Tante!"

"Jovan masih siap-siap. Udah kayak anak gadis aja siap-siapnya lama banget," ucap Aminah.

"Jangan dramatis deh, Mah. Aku aja baru bangun 10 menit yang lalu, sekarang udah siap. Lama dari mana coba?"

Suara itu membuat keseluruhan orang yang berada di teras rumah menoleh bersamaan.

"Kebo," cibir Mala.

Jovan mendelik lalu hendak memiting leher Mala, tetapi Mala berhasil menghindar. "Tante! Liat anaknya, bisa-bisanya mau miting leher aku," adu Mala.

"Tukang ngadu!" sahut Jovan.

"Udah-udah. Kalian nanti kalau mau berangkat hati-hati ya! Jovan, jangan ngebut-ngebut kamu bawa motornya! Buat semuanya, jangan ngebut-ngebut pokoknya!" ingat Aminah.

Semuanya mengangguk serentak. "Siap, Tante!"

"Tante ke rumah dulu ya, mau siap-siap berangkat kerja. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam!"

Zea berdecak pelan. "Ini udah jam 7, sisanya pada kemana sih?"

"Cici, Ezra kenapa belum dateng?" tanya Mala.

Cia mengangkat bahunya tanda tidak tau. "Mana gue tau, tadi sih jam setengah 7 bilangnya otw. Kejebak macet mungkin."

"Emang cuman cowo gue doang yang ga ngaret," ucap Zea yang langsung mendapat toyoran pelan di kepalanya.

"Iya iya tau, Je! Yang abis jadian, sombong amat. Kuping gue udah mau pecah denger lo bilang 'cowo gue' terus," sahut Arumi.

Zea tergelak lalu mengaitkan jemarinya dengan jemari Rakiel. "Harus pamer dong punya cowo cakep!"

"Nanti putus baru tau rasa lo," cibir Cia.

"Cici lo mending gausah ngomong deh. Sekalinya ngomong nyelekit banget," sahut Zea.

"ASSALAMUALAIKUM! PANGERAN DATANG!"

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang