• 16

69 6 1
                                    

selamat membaca -!

•••

Bian melemparkan tubuhnya ke atas kasur, memandang langit-langit kamarnya yang berwarna putih, dan memejamkan matanya sejenak.

Perasaan aneh kembali muncul kala mengingat kejadian di mall siang tadi.

Lelaki itu mengambil ponsel di saku celananya dan mengamati foto yang tadi ia ambil kemudian tersenyum kecil. Layar ponselnya menampilkan siluet seorang gadis dari kejauhan, Bian memperbesar foto yang ia ambil dan netranya melihat wajah gadis itu lebih jelas.

"Lucu," guman Bian.

Aldan

nongkrong ga?

sini ke pos, bocah² lgi
pada nongkrong

siapa aja?

semuanye ada

Bian bangkit kemudian berjalan menuju pos ronda yang dijadikan sebagai tempat nongkrong anak muda perumahan. Di dapur ia melihat Indira sedang membuat kue.

"Bikin berapa kue?" tanya Bian kemudian duduk di kursi yang berada di dekat dapur.

Indira yang sedang mengaduk adonan mengangkat pandangannya. "5 kue."

"Kue biasa?" tanya Bian.

"Brownies. Malem ini harus udah dianter ke yang pesen, nanti kamu anter ya?" tanya Indira yang dibalas anggukan oleh Bian.

Indira memang mempunyai toko kue untuk menghidupi kedua putranya. Setelah Ahmad-- Ayah Bian meninggal dunia tepat 3 tahun yang lalu, Indira hanya bisa mengandalkan toko kue dan tabungan yang ditinggalkan oleh Ahmad.

"Toko berarti tutup?" tanya Bian.

"Iya, mending kamu sana ke toko. Jagain," jawab Indira. Wanita itu kini sibuk memasukkan adonan kedalam loyang.

"Yaudah deh. Tadinya Ian mau main sama anak-anak, tapi nanti aja malem abis nganter pesenan ini," ucap Bian.

Ting!

"Ian! Tolong buka handphone Bunda," titah Indira sambil menunjuk posisi ponsel yang berada di ujung meja menggunakan dagunya.

Bian bangkit kemudian mengambil ponsel Indira dan membuka roomchat.

Customer 27 Desember

Assalamualaikum. Nanti kuenya
saya ambil saja ke toko.
Jam 7, sudah bisa diambil?

"Katanya nanti diambil ke toko jam 7 malem. Bisa diambil ga?"

"Bisa bisa. Sekitar jam 5 juga udah bisa diambil kok," jawab Indira.

Bian mengetikkan balasan sesuai dengan apa yang Indira ucapkan. Lelaki itu kemudian menaruh ponsel milik Bundanya.

"Yaudah, Ian ke toko dulu. Kuncinya ditempat biasa ya?" tanya Bian.

"Iya, nanti Bunda nyusul kesana," jawab Indira. Bian mengangguk dan berjalan menuju halaman rumah untuk mengeluarkan motor.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang