• 05

84 7 2
                                    

selamat menikmati haluanku-!

•••

Bian benar-benar benci dengan hari ini. Kejadian apesnya terus berlanjut hingga malam hari. Dimana gadis yang disukai nya sedang berduaan dengan lelaki.

Tidak mungkin hanya berteman, dilihat dari tangan si lelaki yang berani merangkul pinggang Nala. Pasti lebih dari teman. Dan dugaannya ini diperkuat dengan foto yang Nolan kirim.

Nolan

(send a picture)
nih cewe yg lo suka, ngepost sama cowo

dah tau, tadi gue ketemu di tukang nasgor

Bagus deh kalo lo udh tau
skrg lo juga tau kan apa yg harus lo lakuin?

gue blm bisa. gue masih stuck

ayolah, An! Apa yang mau lo harapin dari orang friendly?

lan, gue blm bisa

plis deh, dia aja udh lupa sama lo

it's okey, yg penting gue nya ga lupa
nanti
nanti pasti ada waktunya gue bakal lupa

ini waktunya. jgn buang kesempatan buat lupain itu cewe

lo ga ngerti, lan

iya, gue ga ngerti. tapi emg lo ga cape nyakitin diri lo sendiri terus? lo ga cape liat cewe yang lo suka selalu sama cowo lain?
lo ga cape dengan cinta bertepuk sebelah tangan ini selama hampir 3 tahun?

Bian tentu saja lelah. Ia lelah harus melihat Nala tiap hari bersama lelaki lain. Bian lelah dengan cinta sepihaknya ini. Dan Bian juga sakit, saat Nala tidak mengingat dirinya sama sekali.

Tapi, melupakan sangat sulit bukan? Jika saja melupakan semudah jatuh cinta, maka tidak akan ada namanya sekumpulan manusia gagal move on seperti dirinya ini.

Kembali menutup layar handphone nya, lalu berjalan menuju kamar mandi berharap bisa menyegarkan tubuh serta pikirannya.

Hanya butuh waktu 10 menit, Bian sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Lelaki itu mengambil sesuatu dari laci, kemudian duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.

Ah, angin malam memang yang terbaik. Mengangkat pandangannya ke langit, ada beberapa bintang dan juga bulan sabit yang menghiasi malam hari ini. Memejamkan matanya, membiarkan angin malam menerpa wajah.

Kebulan asap keluar dari mulut Bian.

"Fyuh."

Wangi vanilla menusuk hidungnya. Jika kalian mengira Bian merokok, maka dugaan kalian salah besar. Karena nyatanya, Bian lebih suka vape ketimbang rokok. Alasannya sih, karena vape lebih banyak memiliki rasa daripada rokok. Rokok itu asam, menurutnya.

"Gue harus kayak gimana biar lupa sama lo, Nal?"

"Gue harus lakuin apa biar gue ga keinget terus sama lo?"

Demi apapun. Bian muak ada di posisi ini terus. Ingin melupakan, tapi bayangannya selalu menghantui. Ingin melupakan, tapi tidak tau harus mulai darimana. Bayangan-bayangan saat kelas 8 SMP selalu menghantuinya selama ini, selalu meyakinkan dirinya bahwa suatu saat Nala akan mengingatnya dan membalas cinta sepihaknya ini.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang