• 24

69 9 0
                                    

selamat membaca -!

•••

Seorang lelaki termenung di balkon kamarnya sambil menyesap vape. Kebulan asap keluar dari mulutnya seiringan dengan aroma vanila yang menyeruak memenuhi balkon.

"Jangan lama-lama digantung. Nanti keduluan sama orang."

Mencoba menghilangkan ingatan mengenai ucapan Bundanya sore tadi, tetapi usahanya sia-sia. Ucapan itu terus berputar di otaknya seperti kaset rusak.

"Gila! Bisa gila gue lama-lama mikirin ini," guman Bian. Lelaki itu menaruh vape nya di meja kecil yang memang ada di balkon, dan mengambil ponselnya.

Jari besarnya mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Tak sampai 2 menit, dering nyaring terdengar oleh telinganya. Lelaki itu mendengus pelan, kemudian mengangkat telfon.

"SUMPAH? LO SERIUS, ALBIAN? TEMEN GUA YANG JOMBLO DARI LAHIR INI MAU NEMBAK CEWE? TEMEN GUE YANG CINTANYA BERTEPUK SEBELAH TANGAN INI UDAH MOVE ON? DAN SEKARANG MAU NEMBAK CEWE? ANJRIT GUE HARUS TUMPENGAN!!!"

Bian menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga saat suara super berisik itu seperti akan merusak gendang telinganya. Meringis pelan lalu mengusap telinganya. Saat dirasa orang disana sudah tenang, Bian kembali mendekatnya ponselnya ke telinga.

"Udah ngomongnya?"

"Belum! Gue shock parah. Seorang Albian Davindra, nanya ke gue 'gimana caranya nembak cewe?'."

"Alay."

"Anjing. Tapi serius. Lo mau nembak dia? Lo udah bisa mastiin rasa sayang lo ke dia?"

"Gue gasuka dia deket sama temen cowoknya, ada perasaan cemburu setiap dia interaksi sama temen cowoknya. Kayaknya itu udah bisa mastiin perasaan gue ke dia kayak gimana."

"Oke, karena penjelasan lo udah meyakinkan. Gue bakal bantu lo buat nembak Mala."

"Bantuannya bisa dipercaya ga nih?"

"Ck! Tenang aja kali. Gue udah berpengalaman."

"Tai! Lo juga jomblo karatan sama kayak gue ya?"

"Ya elah. Gue better dari lu. Udah pernah pacaran, otomatis udah pernah nembak cewe."

"Bukannya waktu itu di tolak ya?"

"Bajingan kau. Gausah minta bantuan ke gue."

"IYA IYA! Nolan ganteng, tolong bantu temanmu ini untuk mengungkap kan rasa cinta nya."

"Najis manusia alay."

"Jancok."

"ALBIAN!!"

Suara teriakan dari luar, disusul oleh suara derap langkah itu membuat Bian panik.

"Lan, nanti kasih tau gue di chat aja. Anjing, Bunda gue mau ke kamar, tapi gue masih nge vape di balkon."

Tut

Bian mematikan telfon secara sepihak, lelaki itu langsung mematikan vape yang tergeletak di meja. Lalu tangannya mengibas di udara untuk menghilangkan jejak asap yang tertinggal.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang