• 02

115 10 1
                                    

selamat menikmati karya haluanku-!

•••

Pikiran Mala benar-benar tidak bisa fokus. Gadis yang sedang duduk di kursi itu menatap lurus ke arah buku pelajaran yang ada tepat di hadapannya.

"Ish kenapa gue mikirin itu cowo terus sih?" gerutu Mala sambil mengacak-acak rambutnya kesal. Kepalanya ia tenggelamkan pada lipatan tangan di atas meja belajar.

"Ga mungkin kan gue jatuh cinta pandangan pertama?! Udah kayak sinetron aja!"

Mala menghembuskan nafasnya kesal. "Ayo, Mala. Lo harus hilangin pikiran tentang tuh cowo. Yang sekarang harus lo pikirin itu tugas kimia yang besok harus di kumpulin!"

Mala mencoba untuk kembali mengerjakan soal-soal pemberian dari guru. Tapi nihil, bayangan lelaki itu saat tersenyum tidak bisa hilang dari pikirannya. Gadis itu mendengus kesal, ia berjalan ke arah kasur lalu melemparkan tubuhnya keatas kasur. Ia mengambil handphone, lalu jari-jari lentiknya mulai menggulirkan beranda sosial medianya.

"Gue harus scroll sosmed dulu biar bisa lupain tuh cowo."

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Mala melotot kala melihat jam yang tertera di layar handphone nya dan kembali berlari ke arah meja belajar.

"Mampus! Gue belum ngerjain sama sekali! Mana besok mapel pertama lagi, ini semua gegara cowo itu!"

•••

Kantung mata gadis yang sedang berjalan di koridor sekolah dengan sangat lesu itu nampak sangat jelas menghitam. Mala sesekali menguap dan menggerutu karena merasa kelasnya sangat jauh.

Malam tadi, ia baru menyelesaikan tugas Kimia pukul 02:45 WIB dan harus kembali bangun pukul 05:30 WIB.

"Mal."

Mala menoleh ke samping, lalu ia melihat arlojinya. "Udah jam 06:40, tumben lo baru dateng?"

"Telat bangun gue, semalem ngerjain tugas kimia," jawab Cia. Diantara Zea, dan Arumi, Cia memang lebih rajin kalau soal berangkat sekolah. Ia biasanya sampai ke sekolah pukul 06:00, paling telat itu pukul 06:10.

"Liat kantung mata gue, keliatan banget kurang tidur ya?" tanya Mala sambil menunjuk ke arah kantung matanya.

Cia tertawa pelan. "Keliatan banget, muka lo jadi makin kusut!"

Baru saja sampai di pintu kelas, bahu Mala di tepuk dengan sangat kasar sampai ia sedikit merasakan sakit.

"WOI! GUE LUPA BELUM NGERJAIN TUGAS KIMIA AAAA!!" Zea berseru lantang.

"Terus urusannya sama gue?" sahut Cia lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kursinya.

"Mal, sumpah! Lo harus nolongin gue," ucap Zea dengan tampang memelas.

Mala mendengus. "Ini ada 10 soal, dan semua soalnya itu beranak. Gue yakin, dengan waktu yang mepet ini, lo gabakal bisa buat nyalin semuanya."

"GAPAPA SUMPAH! YANG PENTING GUE NGERJAIN BEBERAPA!" sahutnya yang membuat Mala menutup telinga karena suara Zea itu sangat berisik.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang