17 - Perjanjian dengan Cewek Galak

15 2 0
                                    

Terdeteksi atau tidak, aturan tidak baku (Bos selalu benar!) semakin merajalela.

---

Hingga bel istirahat berdering, Kania tidak pernah lepas memikirkan keputusannya. Padahal ia tahu, mau dipikir bagaimanapun semuanya sudah telanjur. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya merancang surat perjanjian sebaik mungkin, sejelas-jelasnya. Gara-gara mengerjakan itu, sepanjang pelajaran tadi Kania tidak fokus.

"Lo nggak mau ke kantin?" tanya Melda yang sudah berdiri di samping meja Kania.

Kania hanya menggeleng sambil tetap menekuri kertas di depannya.

"Bikin apa, sih? Kok, serius amat?" Melda membungkuk, bermaksud melihat isi kertas itu. Karena tak juga paham, ia beralih duduk di kursi di depan Kania. "Itu apa, sih?" desaknya.

Kania menghela napas berat sebelum menjawab. "Ini surat perjanjian gue sama Mr. Black."

"Perjanjian apaan?" timpal Melda sambil mengernyit tajam.

Kania meletakkan pulpennya, kemudian beralih memijit keningnya. "Gue ambil saran lo kemarin, mencoba bernegosiasi dengan cowok sialan itu."

"Terus?"

"Lo tahu option yang dia tawarkan?"

"Apa?" Melda sungguh penasaran.

"Jadi asistennya." Kania mengatakannya nyaris tanpa tenaga.

"Wah ...." Seketika mata Melda menyorot antusias. "Terus, lo mau gitu?"

"Mau nggak mau, kan?"

"Ih ... gue iri banget." Melda mupeng. "Kira-kira dia butuh co-asisten nggak? Gue mau gabung, dong."

Kania memukul meja, membuat Melda agak tersentak. "Mel, ini tuh musibah, bukan ajang pencarian bakat yang bisa lo coba-coba!"

"Tapi jadi asisten Nolan pasti seru banget, deh. Siapa coba yang nggak mau dekat-dekat terus sama cowok seganteng dia?"

"Lo paham nggak, sih, asisten itu apa?" Kania jadi gemas.

"Babu, kan?"

"Terus, lo rela gitu disuruh-suruh sama Mr. Black?"

"Jangankan disuruh-suruh, dibunuh juga gue rela."

"Astaga!" Kania memutar bola mata.

"Eh, pasti nanti lo berkesempatan masuk ke kamar Nolan. Atau bahkan bantuin dia gosok punggung pas lagi mandi."

Kania refleks memukul kepala Melda dengan pulpen. "Lo mikir apa, sih?"

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Nolan dan misteri di balik kacamata hitamnya, silakan baca selengkapnya di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Mr. BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang