35 - Ciuman Pertama?

12 1 0
                                    

Dia seperti sandi rumit yang tidak bisa dipecahkan hanya dalam sekali eja.

---

Masakan Tante Sarah semuanya terlihat menggiurkan. Terlebih, ada campur tangan Kania di sini. Belum lagi suasananya yang sangat hangat. Perpaduan yang sebenarnya bisa membuat Nolan sangat lahap. Hanya saja, sesuatu tiba-tiba mengganggu pikirannya setibanya di meja makan ini. Dia kepikiran, di suatu tempat di luar sana, keluarganya juga sedang makan bersama. Namun, dia malah di sini bersama keluarga orang lain. Perasaan bersalah perlahan-lahan merambati hati Nolan, meski dia tidak merasa melakukan salah apa-apa.

"Di sekolah, kalian dekat, ya?" Pertanyaan Ruslan membuyarkan lamunan Nolan.

Bukan hanya Nolan, Kania juga langsung menoleh ke arah lelaki berumur 43 tahun itu.

"Lumayan, Om."

"Nggak."

Nolan dan Kania melontarkan jawaban bertolak belakang secara bersamaan, membuat Ruslan menatap mereka secara bergantian dengan ekspresi bingung. "Loh?"

"Maksudnya, Nolan lumayan tahu Kania karena dia ketua klub lukis, Om. Pernah juara nasional lagi." Nolan nyengir salting.

Kali ini tatapan Ruslan hanya mengarah ke Kania dengan alis setengah terangkat. Kania paham maksud ekspresi itu.

"Kania nggak kenal dia sama sekali, Pa."

"Masa sih?" Sarah yang menimpali. Ekspresinya memetakan kesangsian yang teramat pekat.

Kania hanya mengedik tak acuh.

"Tapi sekarang udah kenal, kan?" Ruslan bertanya lagi sambil tersenyum jail.

Kania berhenti mengunyah, melirik ke arah Nolan yang duduk tepat di sampingnya. Mereka memang tiba-tiba dekat sejak insiden kacamata itu, terpaksa dekat lebih tepatnya. Namun, sekadar dekat belum tentu kenal, kan? Kania merasa, Nolan seperti sandi rumit yang tidak bisa dipecahkan hanya dalam sekali eja.

Saat tiba-tiba Nolan juga menoleh, Kania buru-buru mengalihkan pandangannya ke gelas berisi air putih di depannya. Dia menyambar gelas itu, membuat isinya hampir tumpah. Dia minum dua tegukan besar.

"Pelan-pelan, dong, Sayang," protes Sarah.

Kania mengembalikan gelasnya sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangan. Selanjutnya dia fokus untuk menghabiskan makanan di piringnya agar bisa lekas beranjak dari meja makan itu sebelum bertingkah bodoh.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Nolan dan misteri di balik kacamata hitamnya, silakan baca selengkapnya di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Mr. BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang