52 - Menuju Jalan Keluar

7 0 0
                                    

Pada akhirnya setiap orang harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

---

Sebenarnya Liam tidak ingin memperkeruh suasana dengan menceritakan sikap Nolan hari ini, tapi kedua orangtuanya sudah melihat video singkat mereka.

"Kamu ke sana untuk bujuk dia, kan, kenapa malah kayak gini?" Video itu membuat Marni semakin frustrasi. Kalau saja Liam tidak melarang, sebenarnya tadi dia ingin ikut menemui Nolan.

Sepanjang perjalanan pulang Liam sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan ini. Dia tidak ingin melibatkan nama Kania, terlebih Marsya.

"Dia nggak suka Liam ngurusin hidupnya. Padahal Liam cuma minta dia balik dan ngomong baik-baik sama Papa." Liam terpaksa mengimprovisasi skenarionya.

Air mata Marni jatuh lagi. Sampai detik ini dia terus menyalahkan diri sendiri atas kepergian Nolan. "Dia tinggal di mana?" Suaranya serak.

"Liam nggak sempat tanya soal itu, Ma."

"Tapi dia baik-baik aja, kan?" cecar Marni di sela isaknya.

"Sudahlah, Ma." Yasa menengahi. "Dia itu bukan anak kecil lagi. Paling dia nginap di rumah temannya. Setidaknya kita udah tahu kalau dia nggak apa-apa."

"Tapi kita tetap harus bujuk dia pulang, Pa." rengek Marni.

Yasa merapat dan merangkul sang istri untuk menenangkan. "Besok kalau dia belum pulang, Papa akan turun tangan langsung."

Sekarang Marni terlihat lebih tenang.

🍁🍁🍁

Assalamualaikum.

Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Nolan dan misteri di balik kacamata hitamnya, silakan baca selengkapnya di:

* KBM App
* KaryaKarsa

Di semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.

Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.

Aku tunggu di sana, ya.

Makasih.

Salam santun 😊🙏

Mr. BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang