Sesuatu yang benar-benar menarik tidak butuh pengakuan. Akan terbukti dengan sendirinya, melalui senyum diam-diam yang terbit tanpa sebab.
---
Kamu mungkin akan menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan, tapi percayalah, ini tidak seburuk yang kamu pikir.
Pagi ini keinginan Kania untuk kembali mengintip situs horoskop favoritnya teramat kuat.
Sepertinya udah normal, batinnya, mendapati ramalan bintangnya sangat related.
"Sayang, titip ini buat Nolan, ya," ujar Sarah sambil meletakkan snack box di samping piring nasi goreng Kania.
Tatapan Kania langsung tertuju ke benda itu. "Apa ini?"
"Cupcake spesial." Sarah tersenyum lebar.
Kania meringis. Kenapa juga Mama harus baik sama cowok itu? "Harus banget ya?"
"Harus, dong, Sayang. Kan, Mama udah bilang sama dia."
"Mama yakin dia bakal memakannya?" sangsi Kania sambil menyuap makanannya.
"Nggak ada yang sanggup nolak cupcake bikinan Mama," tanggap Sarah penuh percaya diri sambil mengambil beberapa apel dari keranjang dan mulai memotongnya.
"Jangan bilang buah itu buat cowok aneh itu juga." Kania berhenti mengunyah. Kerutan samar di kening menciptakan tampang serius.
"Kok, aneh, sih?"
"Cuma orang aneh yang pakai kacamata hitam ke sekolah."
"Bukannya itu keren?"
"Astaga ...." Kania memutar bola mata malas.
"Kamu yang aneh, bisa-bisanya ketus sama cowok sebaik Nolan."
"Mama baru ketemu dia sekali, kan? Jangan terlalu cepat ngambil kesimpulan, deh."
"Mama yakin Nolan anak yang baik. Mama bisa ngerasain, kok," sanggah Sarah sambil memotong apel kedua.
Kania hanya bisa berdecak sambil berdoa, semoga Mama segera diberi hidayah. Rasanya Kania ingin menceritakan bagaimana Mr. Black menyiksanya kemarin. Mengingat gayanya yang sok bossy, rasanya ingin melempar cowok itu ke segitiga bermuda, biar hilang dari peredaran.
Sarah beranjak mengambil kotak bekal, kemudian memasukkan buah potongnya ke situ. Setelah selesai, dia meletakkannya juga di depan Kania, ditumpuk dengan snack box tadi.
"Serius, semua ini buat Mr. Black?" Kania melongo.
"Kamu ini, sembarangan banget ganti nama orang."
"Sumpah, ini berlebihan banget, Ma. Ntar dia keenakan."
"Ya bagus, dong," tanggap Sarah sekenanya sambil meraih tisu untuk membersihkan pisau yang telah digunakannya.
Kania hanya bisa mendesah pasrah. Dari dulu Mama memang senang membagikan hasil kreasinya di dapur untuk tetangga, teman kantor Papa, dan sekolah Kania. Katanya, rasanya ajaib bila orang-orang menyukai kue bikinannya. Melalui hobi memasak, Mama selalu ingin berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitarnya. Kania bangga menjadi anaknya.
Tapi ... kenapa harus berbagi juga sama Mr. Black?
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan kisah Nolan dan misteri di balik kacamata hitamnya, silakan baca selengkapnya di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Black
Teen FictionMeskipun gantengnya selangit, Kania tetap tidak menyukai Nolan. Baginya, cowok itu aneh karena selalu pakai kacamata hitam. Karena itu dia menjulukinya Mr. Black. Namun, sebuah insiden kecil malah mengharuskan Kania jadi asisten pribadi cowok itu. P...