mp6

1.8K 118 0
                                    

Bruuk,, anjir! ,,, Phi lo ngapain dikamar gue? " ping yang kaget langsung bangun dan mundur saat dia melihat wajah Meen tidur disampingnya.

"Anjg pantat gue! ", sialnya dia yang mundur dia juga yang jatuh dari tempat tidur ," kecil banget ni tempat tidur!" Omel Ping lalu memegang kakinya  yang terasa nyeri sekarang.

Padahal ranjang itu king size, entah kenapa mereka bisa tidur begitu dekat.

"Brisik! , ngapain sih lo, ini kamar gue? "

"Hah? "

"Ping,, gue ngantuk , "! Rengek Meen dengan suara serak kas bangun tidur, membalik badannya kearah Ping, mengulung seluruh badannya dengan selimut,lalu memejamkan mata lagi.

Ping melihat sekeliling kamar itu, benar ternyata dia bukan dikamar nya.

*sial bagaimana bisa gue tidur disini?" Gumam Ping,

Dia memegang tepi ranjang mencoba untuk berdiri, matanya menatap wajah Meen , sangat tampan.

Sial, dia manusia bukan sih tidur aja cakep,? Tuhan ngak adil nih! " gumamnya lagi lalu duduk disamping Meen.

"Phi bangun, ini sudah pagi, gue mau pulang! "

"Ya pulang!. " lah nggak tidur ternyata, Ping mengeleng dibuatnya.

"Ya sianj, antarin gue phi, ! "

"Siapa lo, tuan putri,? pulang sendiri gue ngantuk. "

...Tok tok!  Ping melihat kearah pintu begitu juga dengan Meen tanpa Mengubah posisinya, siapa yang mengetuk pintu appart Meen sepagi ini.

"Phi siapa? "

"Nggak tau, buka gih! "

"Ini appart lo phi. "

"Bantuin,! "

"Ogah gue, mau mandi! "

Meen melihat Ping saat pria manis itu mengatakan mandi.

"Bareng. "

"Hah, apa? ."

"Mandi bareng. "

Ping butuh sekitar 5 detik untuk berfikir sebelum dia melempar Meen pake guling.

"Mesum, sialan."

"Anj, lo kasar banget sih! "

"Bicara sekali lagi, gue lempar lo dari lantai ini ke bawah. "

Ping berdiri dengan susah payah setelah mengancam Meen, mereka malah mengabaikan pintu yang sudah diketuk dua kali.

"Kejam, ilang laki lo ntar,jadi janda lo. "

"Gue laki anjirr! "

"Bodo, mandi sana! "

Ping memberikan jari tengah pada meen yang juga sudah duduk lalu melepas selimutnya , baru sadar mereka berdua tidur tidak pakai baju hanya celana pendek saja.

Ping cepat-cepat masuk kedalam kamar mandi, kalau di komik dia pasti sudah digambar dengan hidung bedarah ,mimisan gara-gara melihat roti sobek pagi-pagi.

Sialan.

***

Ping duduk didepan Miki dan temannya yang sudah berkumpul , mereka dikantin sekarang karna jam istirahat.

"Ping, kenapa kaki lo? " tanya Miki pertama kali,

"Jatuh."

"Dari motor, ? "

"Dari pesawat, " semua teman Ping tertawa mendengar ucapan Ping, lagian pertanyaan Miki ada-ada saja.

"Brengsek! . "

"Parah tuh sampai pincang? " saut temannya yang lain.

"Tidak juga, udah diobatin kok".

Suara riuh beberapa siswi membuat Ping mengedar pandangannya karna ucapannya jadi terhenti.

"Brisik banget gila! " umpat Miki menutup telinganya

"Jelas, noh lihat anak kelas tiga datang kekantin sini. "

"Biasa aja lah , apa bedanya kita sama anak kelas tiga! "

"Most wanted anjir ,Ping ada phi Meen tuh. ! "

Ping menatap kearah tunjuk temannya, mata Ping menangkap sosok Meen yang sekarang jalan memimpin temannya yang lain.

Mereka saling tatap namun mengingat tadi pagi Ping mengalihkan pandangan nya dengan cepat.

"Gue ngak peduli! " jawab Ping cuek menunggu pesanannya datang.

Teman-teman nya sudah pasti mengerti, Ping nggak suka sama kakak kelas mereka itu entah apa alasannya.

"Sebentar lagi mereka luluskan ya?."

"Ya, luluspun kan masih disini, kampus tuh disebelah, "

Emang iya sih , sekolah terkenal mereka memang diide seperti itu, mulai dari PAUD, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA. dan universitas semua berdampingan, jadi jika lulus mereka melanjutkannya tetap disana.

"Benar juga, tapi kan sudah beda tingkat, jauh dulu kalau mau bertemu mereka! ".

Ping tidak begitu peduli dengan obrolan temannya , dia sibuk dengan game online diponselnya sampai dia tidak sadar Meen berdiri dibelakangnnya.

"Obat lo! ."

Ping memejamkan matanya saat mendengar suara Meen , kenapa harus ditempat ramai, sialan Meen.

Ping bisa melihat semua mata menatap kearah mereka saat ini, memang hampir semua murid disini tau kalau Meen menyukainya.

Tapi Ping malah menolak pria tertampan disekolahnya itu, ketua basket, kaya raya, Ping yang notabenya tidak diketahui banyak orang sekarang jadi bahan obrolan.

Kemana dia pergi,semua orang berbisik bahkan ada yang bicara terang-terangan ,Bilang ping jual mahal lah, ping ini lah ping itu lah, dia sangat kesal sekarang.

Ping menatap kearah Meen dengan cepat membuat Meen tersenyum kearahnya, hanya Ping yang akan mendapatkan itu . Teriakan,tentu saja semua orang disana tidak menduga Meen akan begitu termasuk teman-temannya.

"Apa ? " tanya Ping, seram juga dia melihat meen tersenyum begitu.

"Minum obat lo! ."

"Nanti."

"Sekarang! "

"Brisik! "

"Ping! " pangil Meen menumpu tangannya di meja menghadap kearah Ping, "minum sendiri atau gue suapin ? " ancamnya setelah itu.

"Gila , minggir lo phi! "

Ping mendorong tubuh Meen kuat, lalu dengan cepat mengambil beberapa obat didepannya, memasukkan kedalam mulut , meneguk sedikit air kemudian Ping berdiri.

"Puas lo! "

Meen hanya menaikkan alisnya, dia yakin sekali Ping tidak menelan obat itu dengan benar,wajahnya aneh.

Ping pergi dari sana dengan tergesa, menghiraukan pangilan temannya,sedangkan Meen hanya menatap kepergian Ping.

"Phi,,Ping tidak pandai minum obat! "

Damn it!

❀•°•═════ஓ๑♡๑ஓ═════•°•❀
Tbc.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang