MP 49

726 50 5
                                    

Meen menghela nafas nya berat, tubuh tegap nya berangsur dia dudukan dikursi samping ranjang 𝑃ing.

"Ping ini sudah setahun kamu tidur.....Ping bantu phi apa yang harus phi lakukan untukmu....? " tanya Meen mencoba menahan air matanya.

Dia tidak sanggup lagi melihat Ping terbaring lemah tidak berdaya seperti ini, perlahan alat ditubuh Ping juga dibuka karna memang tidak ada pengaruhnya lagi ditubuh Ping.

Hanya alat denyut jantung, oksigen dan juga infus yang melekat ditubuh Pria manis itu.

"Ping, apa yang menahan mu disana sayang? Kenapa kamu nyenyak banget boboknya, apa kamu ngak kangen sama phi...? "

Meen tidak dapat lagi menahan air matanya, dia menangis lagi ,tubuhnya pun ikut kurus, Meen kehilangan berat badannya bahkan berapa kali Meen mimisan tapi dia tetap tidak mau istirahat.

"Meen...!" Elang masuk keruangan putranya dan melihat Meen menangis lagi.

Tidak cuma Meen yang hancur dirinya juga, ayah mana yang sanggup melihat putranya begini. Dia jarang masuk kedalam ini karna dia pasti akan menangis sama seperti Meen.

"Om... Kenapa Ping tidak mau memaafkan Meen om, kenapa dia tidak mau membuka matanya. ? "

Elang memegang pundak Meen, dia pun tidak tahu bagaimana membangunkan putranya. Setahun ini dia sudah mencari obat terbaik diseluruh negri, dokter terbaik dan juga perawatan terbaik tapi kenapa putranya tidak kunjung sadar.

Bahkan dokter dari luar negri tidak bisa membuat putra nya bangun, Elang sama frustasinya dengan Meen .

"Meen, apa benar Ping masih bersama kita.?

"Om Elang. " teriak Meen langsung berdiri, Elang tidak marah hanya menatap datar kearah sang putra yang masih tidur dengan nyamannya.

"Pulanglah, om akan berjaga disini..! "

"Meen tidak mau, Meen akan disini, Meen tidak lelah...! "

"Lihat tubuhmu, kau juga butuh istirahat.. Pulang sekarang datang lagi nanti malam.

"Tapi om... "

"Cukup bantahannya, pulang sebelum anak buah om nyeret kamu dari sini."

Meen mengepal tangan erat , dia tidak mau meninggalkan Ping , tapi akhirnya Meen menurut ada satu hal juga yang harus dia lakukan.

"Baiklah, Meen pamit om... "

"Mmm, Hati-hati...! "

Meen mengangguk mengusap wajah Ping sebentar lalu berdiri.

Dengan rasa berat hati Meen keluar dari ruangan Ping, dua kali tatapan nya mengarah pada Ping sebelum menutup pintu dan pergi dari sana.

~~~

Setelah cukup beristirahat dan meminum vitamin nya, disini lah Meen berada.

Di sebuah mansion besar , alamat yang dikirim oleh anak buahnya beberapa hari lalu.

"Kamu yakin disini?. " tanyanya pada orang disebrang.

".... ".

"Baiklah, aku akan menemui bunda sendiri. "

".... "

"Pasti Marco... "

Meen mematikan sambungan telfonnya, lalu melajukan lagi mobil nya ke pagar tinggi, setelah ditanya satpam Meen dibiarkan masuk.

Tidak lama menunggu , Elyn yang dipanggil penjaga rumahnya datang menggendong seorang bayi yang Meen tau itu adiknya ,baru berumur 2 bulan.

Elyn hanya diam, dia meletakkan bayinya di box kecil di ruang tamu, Meen melihatnya.

"Queen! " ucap Elyn dan Meen mengangguk.

"Dia adikku...? " gumam Meen mendudukkan tubuhnya disamping box.

Bayi perempuan cantik dengan mata bulat , kulit putih bersih, mata sang bunda , raut wajah juga mirip seperti bunda nya, hanya saja rambut ikal dan juga bibirnya mirip Meen.

Elyn hanya diam saja menatap Meen bermain dengan putrinya, jika Meen menganggap Queen adalah adiknya, Elyn sangat bersyukur, bagaimana pun Meen adalah putranya juga.

Cukup lama Meen memegang tangan munggil Queen hingga bayi cantik itu tertidur, Elyn menyuruh pengasuh Queen membawanya kekamar.

"Bunda hidup dengan baik..."

"Ya,, seperti yang kau lihat... "

Meen tersenyum gentir , dia tau bunda nya sangat genius ,pekerja keras, dia memiliki beberapa aset juga,kehilangan sang daddy tidak bakalan buat bunda nya hancur .

"Dan apa yang terjadi padamu, apa pria itu tidak mengurus mu dengan baik? "

Pria itu? Bahkan sang bunda tidak lagi mau menyebut nama sang daddy.

Meen mengeleng membuat Elyn menghela nafas, dia sengaja membuka akses identitas nya biar Meen bisa menemukan nya.

Anak buah Elyn berapa kali bilang kalau Meen mencari bahkan menyewa beberapa orang yang ahli dalam bidang satelit .

Elyn yang dapat perlindungan dari keluarga besarnya tentu saja bukan lawan Meen , beda cerita jika itu Ping

Mengingat pria manis itu, Elyn merindukannya , Elyn juga menghubungi Ping berapa kali, namun satu tahun ini Ping menghilang.tidak mengangkat telfonnya juga,Namun Elyn tetap mengirimnya foto Queen yang baru saja lahir pada Ping.

"Jadi    .? "

"Hidup Meen hancur semenjak bunda pergi dan sekarang tambah hancur karna orang yang paling Meen cintai terbaring hampir satu tahun. Dia tidak mau bangun bunda. "

Elyn menutup mulutnya dengan satu tangan lalu membawa Meen duduk disamping nya.

"Maksud mu Ping? "

"Iya bunda...! " Meen menjelaskan semua pada sang bunda , tidak ada yang dia lewatkan.

Plaaak! " wajah Meen tertoleh kesamping saat dia menerima tamparan tiba-tiba dari sang bunda.

Meen hanya diam , ini tidak seberapa , hatinya jauh lebih sakit  kalau sang bunda membunuh nya dia akan Terima .

"Lihat lah kelakuan mu sekarang Meen, apa kau fikir pria sebaik itu pantas melindungi mu ha? "

Pertanyaan sang bunda membawa mata Meen menatap padanya.

"Meen tidak pantas bunda, Meen menyesal  , jika bisa memilih lebih baik Meen yang terbaring disana."

"A arrrggghhh  .. Meen...! " Elyn tidak bisa lagi melanjutkan kata-katanya. Bagaimana bisa Ping menyelamatkan orang yang sudah menyakiti nya tanpa memikirkan nyawanya sendiri.

Dr tth drttthh dr tth..

Meen mengeluarkan ponselnya yang bergetar.

"Om Elang? "

"Elang.. Angkat spekerin bunda mau bicara.! "

Meen mengangguk, namun belum sempat dia bicara ponsel Meen terlepas dari gengamannya.

"Meen.... Ping kritiss ,!!!. "

»»————> 𝑇𝐵𝐶. <————««
Happy read

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang