MP 42

706 48 2
                                    

Ping menghentikan motornya tepat di garis finish, hari ini dia kembali mengikuti balapan, selama dia bersama 𝑀een , dia tidak pernah lagi ikutan balapan karna Meen menutup arena balapan miliknya.

"Yeayy, , King Riders kita kembali dong..! " sorak Kiki melihat Ping membuka helmnya.

Kiki adalah sepupu Miki, dulu Ping sering berada di balapan mereka namun saat Meen membuka arema balap juga Ping tidak pernah lagi kesini tentu saja tentang hadiah nya.

Di arena milik Meen hadiah nya besar dan juga resmi jauh dari jangkauan polisi, bahkan motor saja disediain, kalau disini, motor sendiri, taruhan tergantung tantangan.

Dan malam ini entah kenapa Ping ikutan balapan ditempatnya hingga semua yang datang heboh dan juga senang tentunya.

"Biasa aja deh, oh ya mana Miki? " tanya Ping merangkul pundak Kiki. Nama mereka hampir sama.

"Ada di belakang dia, biasa cari mangsa... "

"Lo Ping kan? " seseorang menyela mereka membuat keduanya menatap kearah pria di depannya.

Badan sedikit berisi dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya Ping sedikit menyipit kan mata... Rasanya Ping pernah bertemu dengan pria ini.

"Gue Antonio, lawan lo tadi. "

"Ohh, iya , gue Ping kenapa? "

"Cuman mau ngasih hadiah lo, selamat ya! " Antonio mengulurkan ponselnya, Ping mengerti karna ada kode scan disana.

Ping mengeluarkan ponselnya juga, tidak lama untuk mereka melakukan transaksi.

"Boleh ngak gue dapat id line lo? "

Sejenak Ping berfikir, lalu mengangguk dia kembali membuka line dan memberikan pada Antonio.

Antonio langsung saja menambahkan Ping sebagai temannya, dia sudah mengikuti Ping dan dia tahu kalau lelaki manis ini sudah putus dari Meen, musuhnya.

"Thanks Ping, nanti gue hubungi,, gue pergi dulu...! " Ping hanya mengangguk  , lalu pria itu pergi dari sana.

Tidak jauh dari mereka,Marco melihat Ping bicara dengan Antonio , tentu saja dia kenal dengan Antonio, dia orang kepercayaan Meen .tentu bos nya itu menceritakan siapa Antonio padanya.

Marco langsung menelfon Meen dan mengabarkan apa yang dilihatnya.

Meen yang baru saja sampai di appartnya langsung keluar lagi menuju motor yang lima menit diparkir nya,,tentunya dia akan pergi ke tempat yang disebutkan Marco.

Tidak butuh waktu lama, dengan rahang mengeras Meen memarkirkan motornya disamping Marco. Apa tidak panas, melihat Ping dikelilingi banyak orang , tertawa lepas bahkan ada pria yang melingkarkan tangannya dipundak Ping.

"Meen ....! " panggil Marco.

Meen tidak menjawab, dia membuka helmnya lalu berjalan cepat kearah Ping.

"Ping....! " panggilnya kesal yang menarik perhatian semua orang, mereka kaget melihat pemilik arena sebelah datang ketempat seperti ini.

Ping hanya diam menatap Meen, siapa yang melaporkan dia ada disini, mana Meen menatapnya dengan wajah kesal.

"Phi Meen, ngapain disini? " Miki yang melihat Meen langsung mendekat.

"Phi mau bicara sama Ping... Ping ayo ikut phi! "

"Gue ngak mau... "

Mendengar penolakan Ping, dia memejamkan matanya, Meen mencoba menahan amarah yang bergejolak di dadanya.

"Ping ....! " teriak Meen kesal dan Ping tidak peduli, Ping yang hendak berbalik kaget saat tangan Meen memegang pergelangan tangannya kasar lalu menariknya.

"Woii, kalau Ping nya ngak mau ngak usah lo paksa, lepas kan Ping...! " Kiki langsung menghempas tangan Meen hingga pegangan tangannya terlepas dari Ping.

Ping memegang pergelangan tangannya yang sedikit memerah, bisa dilihat sekeras apa Meen menggenggam tangannya.

"Brengsek,, jangan ikut campur lo atau gue hancurin tempat ini! " ancam Meen.

"Anj lo, gue ngak takut sama ancaman lo,pergi ....lo ngak diterima disini....! "Usir Kiki, dia tahu Meen kaya, namun dia tidak akan membiarkan pria ini semena-mena dengan Ping yang sudah dianggap nya sebagai adik.

"Nik, sudah gue ngak apa-apa, gue akan bicara dengannya. "

"Ping, lo....! "

"Sudah kalian lanjutkan saja, phi Meen ayo pergi! "

Ping menuju motornya, dan keluar dari arena melihat itu Meen juga berlari menuju motornya mencoba mengejar Ping sebelum Ping menjauh.

Ping melajukan motornya kencang menuju sebuah jembatan yang tidak jauh dari arena, sesampainya disana Ping berhenti.

Melepas helmnya lalu turun , menatap sungai yang berada didepan nya , jembatan itu juga dihiasi lampu hias berwarna putih dan kuning.

Tidak lama menatap keindahan itu, Ping mendengar suara motor Meen, namun dia tidak menoleh sama sekali.

"Ping....! " panggil Meen pelan.

"Mau bicara apa? " Meen menatap sendu Ping yang sama sekali tidak menatapnya.

Melihat Meen diam saja Ping memutar badannya menatap pria itu.

"Gue pergi...  "

"Ping tunggu! " Meen menarik tangan Ping kuat hingga Ping masuk kedalam pelukannya

"Lepas..! " tekan Ping meronta namun Meen mengeratkan pelukannya ,dia merindukan Ping, Meen menghirup aroma Ping dalam-dalam. Aroma yang sudah lama tidak dia cium baunya.

"Sebentar saja, Ping ..phi mohon... "

"Gue bilang lepas, anj,,, " sentak Ping mendorong Meen lalu memukul wajah pria itu kuat.

Meen mengusap bibirnya yang terluka karna kerasnya pukulan Ping. Emosinya kembali naik

"Ping, phi tidak suka kamu ikut balapan liar seperti itu, apalagi kamu dekat dengan orang yang phi benci, menjauh dari tempat itu " maki Meen yang mendapat tatapan tajam oleh Ping.

Ping menaikan satu alisnya lalu tersenyum sinis kearah Meen.

"Ngak ada hubungannya dengan phi...! " jawab Ping membalik tubuhnya.

Ping pergi dari sana, pria di depannya ini tidak masuk akal hubungan mereka sudah berakhir . Apa haknya melarang Ping, dia sendiri yang memutuskan Ping.

Ping fikir Meen akan minta maaf tapi malah mengatakan hal lain.

"Ping tunggu,phi hanya ingin kamu menjauh dari nya...! " ucap Meen menahan tangan Ping yang hendak menghidupkan motornya

Ping diam dan hanya menatap Meen sekilas, menghentak tangannya hingga pegangan Meen lepas ,lalu Ping pergi dari sana.

»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««
Meen ping❤❤

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang