Meen bergegas membeli makanan yang diminta Ping, sebenarnya dia tidak mau meninggalkan Ping sendirian tapi dia harus menemui dokter sekalian membeli makanan buat Ping.
"Aishh... Kenapa ramai sekali? " gumam Meen menunggu antrian nya, ingin sekali Meen membeli ditempat lain tanpa harus mengantri tapi Ping berpesan untuk nya membeli disini.
30 menit mengantri Meen selesai membayar dan keluar dari kedai makanan itu, dia mengeluarkan ponselnya tidak ada panggilan dari Ping berarti baik-baik saja tapi kenapa perasaannya tidak enak.
Meen berjalan cepat menuju mobilnya,meletakkan makanan di bangku belakang lalu Meen hendak menutup pintu, tapi...
Bruughh
"Brengsek, kau punya mata tidak? "Maki Meen tapi dia merasa seseorang memegang lengannya kuat.
"To to tolong kak, tolong aku...! "
"Lepas! "Meen menghentak tangannya dan berhasil lepas dari wanita itu, dia tidak suka disentuh sembarangan.
"Kak aku mohon tolong abangku dikeroyok disana, tolong kak.."
"Cari orang lain, aku sibuk..!" Tega biarlah Meen harus kembali , Ping lebih penting dari pada orang lain, semakin dihalangi, perasaan Meen semakin tidak enak .
"Kak, aku mohon kak, hiks, abang ku, dia..... "
"Minggir!!." Meen akan membuka pintu mobilnya tapi yang terjadi wanita didepannya malah bersujud di kaki Meen.
"Kak , tolong aku kak , dia satu-satunya keluarga ku kak, mereka ramai pasti akan membunuh kakak ku, kak tolong... " mohon nya lagi kali ini wanita itu memegang kaki Meen.
"Apa yang kau lakukan? Berdiri.! "
Wanita itu tetap tidak melepas kakinya, banyaknya orang yang berlalu disana membuat mereka menjadi tontonan.
Meen menghela nafas kasar, siapa yang tidak kenal dengan Meen , bisik-bisik juga mulai terdengar oleh Meen mengatakan dirinya tidak punya rasa kemanusiaan.
Meen mengeluarkan ponselnya hendak menelfon anak buahnya tapi. Hap.. '
"Arggh, brengsek kembalikan ponselku.! "
Wanita yang tadi memohon padanya melarikan ponsel Meen, Meen tentu saja mengejarnya , gila saja setelah memohon malah mencuri.
Tidak jauh Meen mengejar wanita itu, dia melihat 5 orang lebih menghajar satu pria yang hampir sekarat. Wanita itu tidak berbohong.
"Hen hentikan, tolong hentikan, atau aku telfon polisi! " teriak wanita itu dengan gemetar. Tentu saja mendapat gelengan oleh Meen mana mungkin sang preman berhenti hanya karna ancaman kecil.
Dengan langkah cepat Meen merebut ponselnya, dia menatap tajam wanita itu, yang ditatap hanya menunduk takut.
Tanpa basa basi Meen kembali melangkah cepat kali ini dia menuju sang preman.
Bruggh, satu kali tendangan, dua preman berhasil dijatuhkan oleh Meen. Perkelahian berhenti.
"Tidak malu kah kalian menghajar orang yang sudah sekarat. "
"Kau,,,siapa kau? , tidak perlu ikut campur lelaki ini punya hutang pada kami... "
"Bohong! " teriak sang wanita yang mengaku sebagai adik dari lelaki yang tengah sekarat.
Meen hanya diam, matanya menatap lelaki yang sudah terbaring lemah tak berdaya.
Meen mengeluarkan dompetnya, lalu menyerahkan satu black card pada preman itu , dia ingin mengakhiri ini semua agar semua selesai dia ingin kembali pada Ping.
"50 juta cukup! " tanya Meen , awalnya dia melihat preman itu kaget namun mereka dengan cepat mengangguk.
"Kak, ja jangan, kami tidak berhutang, orang tua kami yang berhutang! " jelas wanita tadi menahan tangan Meen yang masih memegang kartu.
"Jangan sentuh! " Meen menghentak tangannya lagi.
Wanita itu hanya mengigit bibirnya, Meen memijat pangkal hidungnya, dia lelah dengan hal seperti ini, mana ingatan nya terus pada Ping.
"Pergi dan jangan usik mereka lagi, anak buah ku akan mengawasi kalian. "
Para preman dengan senang hati pergi dari sana, semua berlalu begitu cepat bahkan sang wanita kehabisan kata-kata.
"Dan kau, ambil ini, ada 50 juta di dalamnya , bawa abang mu berobat, aku tidak ingin ada kabar tentangku besok atau ku cari kau sampai dapat. "
Meen tidak bodoh, dia tau ada beberapa orang yang merekam kejadian ini, dan Meen rasa wanita ini sengaja, nanti Meen akan menyelidikinya.
"Tu tunggu, kak... "
Meen tidak peduli dia pergi dari sana tanpa menoleh lagi pada wanita itu.
~
Meen berlari di lorong rumah sakit menuju ruangan Ping, ini hampir satu jam dia meninggalkan Ping , meski pakai bodyguard tetap saja hatinya tidak tenang.
"Ping! " panggil Meen saat dia sudah masuk kedalam ruangan Ping.
"Phi, kenapa ? " tanya Ping meletakkan ponselnya.
"Huhh, tidak, phi meninggal kan mu terlalu lama, kamu tidak apa-apa?."
Ping menggeleng mengatakan dia tidak apa-apa. Meen menghembus nafas lega.
"Ini makanan mu sayang, kita makan malam dulu ya. "
"Makasi phi "
"Anything for u... " Meen hendak meletakkan makanan Ping diatas meja tapi tatapan nya bertemu dengan buah dan bunga segar. Berarti ada yang datang.
Meen dengan sigap mengambil keranjang buah dan juga bunga menjauhkan semua dari Ping.
"Ping siapa yang datang? " Meen juga langsung bertanya dengan menatap Ping .
"Antonio... "
Meen mengepal tangannya, Antonio sudah berani menunjukkan batang hidung nya lagi.
"Apa dia melukaimu? "
"Tidak dia hanya memberi itu, menanyakan keadaan ku lalu pergi lagi phi. "
"Yakin hanya itu? "
"Iya phi, aku tidak Berbohong. "
"Ping ,,Antonio bukan pria yang baik, Antonio dia...."
"Aku tau phi... " Ping memotong penjelasan Meen.
"Huh..? "
"Aku tau, jadi phi tidak perlu khawatir ,aku sendiri yang akan membalasnya nanti. "
"Ping....! "
"Phi tenang saja, biar dulu dia mendekat , dia tidak akan bisa melukai ku. "
Akhirnya Meen hanya diam, setelahnya mengangguk Meen tentunya tau Ping tidak pernah main-main dengan ucapannya. Dan dia lega Ping mengetahui siapa Antonio dan tidak mudah dihasut oleh pria licik seperti Antonio.
"Baiklah, ini akan phi buang, ! " Ping juga mengangguk lagian ada kamera kecil di bunga itu, Ping langsung menyadari saat tadi Antonio meletakkan bunga itu ditangannya.
Ping sendiri tidak menyangka Antonio akan datang dengan sendirinya, ternyata pria itu belum juga mengerti siapa Ping.
Dia menyerahkan nyawanya pada singa kelaparan.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝑡𝑏𝑐 ♛┈⛧┈┈•༶
𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 read🖤🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PING
Roman d'amourMeen, ketua basket terkenal di high school internasional,anak tunggal kaya raya,yang tiba-tiba menyukai adik kelasnya yang notabenya adalah seorang laki-laki "bernama Ping, dia mengklaim Ping adalah miliknya padahal Ping sudah menolaknya berkali-kal...