Ugghh..!" Ping yang sibuk dengan laptopnya mengalihkan pandangan saat mendengar keluhannya dari pria yang masih terbaring diranjang.
"Pi... Ping...! " panggilnya pelan.
"Mmm, phi sudah bangun, aku panggilkan dokter..."
Meen hanya menekan kepalanya mencoba duduk dan menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang rumah sakit.
Dia melihat sekitar, lalu beralih menatap tubuhnya yang penuh dengan perban, termasuk kepalanya.
Meen mengepal tangannya mengingat kejadian yang menimpanya di rooftop , dia akan membalas Antonio nanti.
"Selamat sore tuan muda, akhirnya anda sadar juga, saya cek dulu...! " Meen mengangguk lalu menatap Ping yang baru saja masuk lalu berdiri di samping sang dokter.
"Bagaimana dok? " tanya Ping menatap luka-luka diwajah Meen, bahkan bibirnya juga robek.
"Tuan muda hanya mengalami cedera luar Ping, jadi dia hanya butuh istirahat dan rutin meminum obat untuk sembuh. "
Ping mengangguk, dia kenal dengan dokter itu jadi dia menyuruh sang dokter memanggilnya nama .
"Terimakasih dokter..."
"Ya Ping, saya permisi dulu tuan muda. "
Meen hanya diam, tatapannya tidak beralih dari Ping, dia senang karna Ping masih peduli padanya, bahkan menemaninya sampai sadar.
Setelah dokter keluar, Ping kembali duduk di kursi yang tadi didudukinya lalu menatap datar kearah Meen.
"Phi senang kamu ada disini Ping, terimakasih..."
"Bukan aku..." potong Ping tau arah pembicaraan Meen.
"Hah? "
"Ya bukan aku yang nyelamatin phi.... "
"Lalu siapa? "
"Orang yang phi benci... " Meen terdiam, orang yang dia benci , apa yang Ping maksud Antonio.
"Tidak mungkin... "
"Kenapa tidak mungkin?, jika dia tidak menelfon ku pasti phi sudah mati dihajar preman itu..."
"Ping, kamu salah, dialah yang membuat Phi seperti ini. ? "
Ping menatap tajam kearah Meen, dia tidak mengerti dari mana tuduhan Meen berasal.
"Ping kamu harus percaya pada phi, dia yang memukul phi , dia..... "
"Sudah lah phi, aku tidak mau mendengarnya lagi, aku melihat dengan mata ku sendiri dia terluka karna menyelamatkan phi, tapi sekarang phi bicara seperti ini. "
"Tapi Ping, phi ngak bohong... "
"Stopp! " Ping mengangkat tangannya, dia menatap kecewa kearah Meen. "Semoga cepat sembuh...! "
Setelah mengucapkan itu Ping memasukkan laptopnya kedalam tas. Dia ingin pergi sana.
"Ping, dengerin phi dulu... Jangan pergi..! " Meen yang belum leluasa bergerak karna beberapa alat di tubuhnya mencoba duduk untuk memegang Ping.
Tapi Ping malah menghindar membuat Meen menatapnya nanar. Apa yang sudah terjadi jelas-jelas dia seperti ini karna Antonio tapi Ping malah bilang Antonio menyelamatkan nya.
Ping berjalan kearah pintu, hendak membuka nya tapi Saras lebih dulu membukanya dari luar.
"Ping...! " panggil Saras kaget sudah lama dia tidak melihat Ping, tentunya dia tahu hubungan adik sepupunya sudah berakhir dengan pria manis didepannya ini.
Ping menatap tiga orang didepannya bergantian, ada Diana dan juga Dirga, daddy Meen.
"Permisi...! " ucap Ping sopan sambil sedikit menundukkan kepalanya lalu pergi dari sana, setelah tau sifat asli keluarga Dirgantara.Ping jadi malas hanya untuk sekedar basa basi.
Ping tidak ingin lagi berurusan dengan mereka, beberapa kali Dirga ingin bertemu dengannya dan menghubungi Ping lewat sang papa tapi Ping tidak peduli.
"Tunggu Nak.... Bisa kita bicara sebentar? "
Ping menghentikan langkah nya mendengar panggilan Dirga, karna dia belum cukup jauh berjalan.
"Maaf tuan Dirga yang terhormat , ada sesuatu yang harus saya lakukan... " tolak Ping tanpa membalik tubuhnya.
Setelah mengucapkan itu Ping bergegas pergi dari sana, dia tau apa yang akan dibicarakan pria paru baya itu.
Ck, mereka fikir Ping siapa mereka? bisa-bisanya berencana untuk memanfaatkan Ping untuk kedua kalinya .
Tentunya Ping tahu, Ping punya anak buah yang tersebar di mana-mana, bahkan di perusahaan Dirga tanpa sepengetahuan pria itu.
Masalah Meen dan Antonio, dia juga tau jadi tenang saja , dia hanya ingin tahu apa yang diinginkan pria seperti Antonio .
Untuk Meen sendiri, pelajaran yang dia dapatkan belum seberapa, Ping berharap Meen kembali seperti dulu lagi, setelah kejadian yang menimpa keluarganya Ping tidak menemukan Meen nya yang dulu.
Meen berubah. Entah kenapa orang yang dulu sempat diidolakan Ping berubah menjadi menjijikan, bahkan Meen tidak lagi bergabung dengan gengnya hanya Marco yang selalu berada di sisiNya.
~~
Disalah satu ruangan Antonio sedang berpesta dengan dua temannya, tentu saja berapa wanita yang mereka sewa.
"Permisi bos! " salah satu anak buah Antonio masuk kedalam ruangan itu untuk melapor.
"Katakan? "
"Dia sudah sadar bos"
"Hahaha, baguslah, apa pria manis itu masih disana? " tanya Antonio antusias tapi tangannya tetap meraba seluruh tubuh wanita di pangkuannya. Sesekali dia meremas dada wanita itu hingga mendesah.
"Masih bos, dan saya lihat dia pergi dengan kecewa bahkan, Tuan Dirga diabaikan.! "
"Huahaha mampus... Ini akan lebih menarik lagi, aku tidak sabar menunggunya. "
"Tio, apa kamu tidak berfikir ini terlalu mudah? "
"apanya...? "
"Tio , lo harus tau ping bukan orang sembarangan yang bisa diajak main-main,ketahuan kita bisa mampus! " teman Antonio mengedik ngeri membayangkan.
"Ck, tenang aku sudah punya rencana, menghadapi pria galak seperti 𝑃𝑖ng harus dengan kelembutan jadi akan aman..."
"Lo yakin....? "
"Tentu saja, kau tunggu dan lihat...! " dua teman Antonio akhinya mengalah dan mengangguk setuju akan perkataan bosnya.
Lalu mereka kembali berpesta disana tanpa ada yang menganggu.
༶•┈┈⛧┈♛ 𝑡𝑏𝑥 ♛┈⛧┈┈•༶
𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 read❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PING
Storie d'amoreMeen, ketua basket terkenal di high school internasional,anak tunggal kaya raya,yang tiba-tiba menyukai adik kelasnya yang notabenya adalah seorang laki-laki "bernama Ping, dia mengklaim Ping adalah miliknya padahal Ping sudah menolaknya berkali-kal...