mp 58

834 53 5
                                    

"Woii setan lo bilang dia pintar berkelahi dan kejam, apa-apaan dia cuma seorang pria kecil polos, sialan..!"

Bentak pria itu saat dia menelfon temannya, benar saja sekarang dia melihat Ping yang sebelumnya dia culik.

Sahabat pria ini manager keuangan di sorum Ping, sahabatnya itu menyuruhnya  untuk menculik Ping karna butuh dana entah untuk apa dia hanya mengikuti karna dia juga butuh uang.

"Semudah itu? " tanya sahabat nya di sebrang sana.

"Ya, dan lo tau dia nurut aja dan nyuruh gue bayar yang dia tumpangi , kasian katanya. "

Pria itu menatap Ping yang mulai membuka matanya, karna tadi dia diberi bius ringan jadi Ping tertidur.

"Anjirlah dia manis banget  , gue bawa pulang aja kali ya gue jadiin istri. "

" brengsek, ingat kita butuh uang..! " maki sahabat nya lagi, meski ditelfon entah kenapa suara itu terdengar cukup kuat.

Ping sendiri, menyadari ada yang mengikutinya semenjak keluar dari sorum, dia fikir siapa ternyata orang yang sudah korupsi disorum nya.

Permainan kecil ini membuat Ping mengeleng, cerita ini bukan cerita romantis ,tapi cerita ini  ala-ala mafia, sekolahan yang seram,geng motor,kalau diingat Ping masih harus sekolah 1 tahun lagi sedangkan phi Meen sudah lulus.jadi kenapa ada tikus kecil seperti ini. Ngak tau lah Ping juga pusing.

Ping menghubungi Elang tadi sewaktu ditaksi, mengiyakan saja jika ada yang minta uang padanya, Elang yang awalnya ingin mengamuk jadi terdiam dengan rencana Ping.

Tikus kecil mana yang menghabiskan dana ratusan juta hanya untuk keluarga, dan lagi pria yang menelfon ini, apa-apaan mau jadiin  Ping istri, minta dihajar phi Meen kah dia.

"Kamu sudah sadar, ada yang sakit? ."

Eh. Ping menatap pria itu dengan mata berkedip lucu, kenapa malah bertanya seperti itu, bukankah dia diculik dan penculik seharusnya serem dan mengancam.

Ping lalu mengeleng, dia diikat ke belakang mudah sebenarnya untuk lepas, namun Ping ingin  melihat pengkhianat disorum nya itu suruhan siapa selain istrinya. Membuat pria itu semakin gemes padanya.

~~
Jam 7 malam , Elang masuk keruangan yang sudah dijanjikan dia sendirian karna itu permintaan sang penculik.

Elang menatap Ping yang juga menatapnya, tidak lama Elang berlari kearah Ping memeluknya erat. Selayaknya ayah yang mengkhawatirkan anaknya.

Akting Elang cukup bagus membuat Ping merinding. Tidak lama pistol mengarah kearah mereka.

"Angkat tangan , atau kena tembak! " amatir banget deh ngancam nya fikir Ping, namun sang papa tetap mengangkat tangan nya.

Penangkapan Ping tidak sesederhana yang terlihat, jika ini saja buat apa Ping pura-pura lemah.

"Tuan medal..! " Ping menyebutkan nama manager keuangan di sorum nya itu.

"Ya kenapa, ? Mana uangnya cepat, atau ku tembak kepala kau itu! " ancam nya sekali lagi.

Elang hanya menatapnya datar, sialan harga dirinya merasa terhina . Ingin sekali rasanya Elang menendang pria ini dan mematahkan semua bagian tubuhnya.

Elang mengeluarkan  gold card tanpa limit dari sakunya, uang segitu tidak sedikit tapi bagi Elang itu bukan apa-apa.

"Ambil , dan kau dipecat...! " tegas Elang. Yang diangguki oleh Ping. sejenak pria itu terdiam dipecat, semudah itu.

Dia hendak melangkah namun, dduuuarr.. Ledakan di belakangnya membuat dia terpental menghantam tiang,dia langsung tewas di tempat , begitu juga Elang dan Ping, meski dia dilindungi Steve tetap saja mereka sedikit terpental.

"Sial aku sudah menduga, ini tidak segampang itu. Steve, tangkap mereka semua. ! " perintah Ping yang diangguki oleh Steve .

Semua anak buahnya segera berpencar, perkelahian terjadi, entah dari mana datangnya mereka, Elang dan Ping yakin ini bukan lagi tentang managernya itu, namun seseorang yang mengetahui Ping diculik dan memanfaatkan nya.

"Siapa? " tanya Elang masih memegang Ping, putranya itu baru sembuh dia tidak akan biarkan siapapun menyakiti Ping.

"Antonio, maybe.."

"Cih, Ping ayo selesaikan  dia, jangan bermain lagi papa tidak suka seperti ini! "

"Papa tau dia pria licik, kita ngak segampang itu mendekatinya. "

"Jadi apa rencanamu...?"

Ping menatap sang papa, dia punya rencana  sendiri, setelah ini dia akan  melakukan nya.

~~

Sedangkan Meen melangkah cepat keluar dari kantornya saat mendengar Ping diculik, hatinya gelisah dengan berlari dia menuju mobil.

"Tuan Meen di kantor..? "

Meen menutup pintu mobilnya lagi menatap Emily yang menyapanya, kalau bukan karna rencana Ping dia akan melenyapkan wanita ini.

"Ngapain disini? "

Emily terseyum mendapat pertanyaan Meen, senang sekali Meen menanggapi ucapannya.

"Saya mau pulang tuan Meen, balik beli makanan diappart habis. "

"Ohh, ya sudah saya duluan, cepatlah pulang sudah malam. "

Emily hampir berteriak mendapat perhatian dari Meen, apa pria kulkas ini akhirnya luluh melihat kecantikannya.

"Baiklah tuan, Terima kasih. "

Meen hanya mengangguk, lalu masuk kedalam mobilnya, ini sudah cukup bukan, untuk mengantarnya pulang, cih Meen tidak sudi.

»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««

𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑟𝑒𝑎𝑑. ❤🤍

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang