MP33

732 55 5
                                    

Sementara itu Ping yang sekarang berada di sorumnya menatap nanar laptop yang ada didepannya.

Senyum gentir terlihat diwajah manis pria itu, "Gue yang mengirim bukti pada orang ini, tapi dengan tidak tau dirinya malah ingin menyelidiki gue, " ucap Ping kesal.

Faktanya, dia mengirim data Broto pada Daddynya Meen, tapi entah kenapa lelaki itu malah menyuruh anak nya menyelidiki Ping.

Meskipun Dirgantara tidak tahu kalau dia yang mengirim datanya,tapi menjadi salah satu incaran Dirgantara..Ping juga tidak Terima.

Ping bukannya tidak menyukai keluarga Meen, tapi ada satu hal yang dilakuin Dirgantara yang tidak sepatutnya dilakukan oleh orang sepertinya. Dan Ping yakin keluarga Dirga sendiri termasuk Meen tidak mengetahui hal ini.

Ping sebenarnya tidak ingin ikut campur tapi melihat sekarang Ping yang menjadi targetnya, Ping akan fikirkan lagi untuk membongkar hal tentang Dirgantara,menguncang sedikit keluarga itu tidak masalah.

Ping mengaktifkan ponselnya , lalu keluar dari ruangannya,dia berjanji akan pulang pada sang Papa.

~
Ping mengendarai motornya cepat menuju kediaman sang Papa, sesampainya di rumah Ping disambut oleh Arlo.

"Hai Arlo, dimana pak tua itu? "

"Anak sialan! , aku belum tua...! " sela sang Papa cepat yang duduk di sofa ruang tamu.

"Arlo dia galak banget. "

"Ping....! "

Ping hanya tertawa kecil lalu mengajak Arlo menuju ruang tamu, duduk disamping sang Papa

"Mereka menyelidiki mu... ?"

"Waw, Papa mendapat informasi lebih cepat dari dugaanku. "

"Makanya publish kalau kamu itu anak Papa, biar mereka ngak macam-macam. "

"Pa mereka orang kaya dinegara ini lo? "

"Mereka belum tau diatas langit masih ada langit, mereka kaya aku lebih kaya. "

Ping hanya mengangguk mengiyakan sang Papa, nyatanya emang begitu.

Mereka sebelumnya tidak ada dendam apapun, Elang sendiri tidak begitu peduli dengan apa yang mereka lakukan tapi ini sudah menyangkut putranya.

Berani-beraninya Dirga menargetkan putranya dalam hal curang .

"Wanita itu bagaimana, kamu ingin papa mengatasinya. ?"

Ping menatap sang Papa, wanita yang dimaksud sang Papa adalah anaknya Broto, Ping sudah tau kalau Clara ikut terlibat dalam kecelakaannya waktu itu.

"Biar itu urusan keluarga itu Pa, Ping ingin menyelidiki tentang pengiriman barang itu dulu. "

"Baiklah, Berhati-hatilah jangan sampai kamu kenapa-napa. "

"Pasti Pa. "

"Ping....! "

"Mmm.. "

"Kamu harus ingat masih ada Papa, jangan berdiri sendiri, jangan melangkah sendiri.... Apa yang kamu lakukan, apa yang kamu pendam, jika ada masalah,kamu bisa bicara sama Papa, Papa akan selalu jadi orang nomor satu yang akan mendukungmu. "

Ping melihat sang Papa, semenjak kepergian sang Mama, dan juga kejadian dulu Ping tidak pernah lagi jadi anak manja, dia bangkit tanpa dibantu oleh sang Papa. Membuktikan omongan seseorang yang menyakitinya.

Jarak mereka semakin jauh saat Ping memutuskan untuk keluar dari rumah, meski sang Papa tau semua yang Ping lakukan tapi sang Papa tidak pernah menegurnya seperti ini.

Ping menyembunyikan jati dirinya, mencari uang sendiri, hidup sendiri bahkan bisa membuka usaha sendiri  , pasti sebagai orang tua Elang bangga.

Tapi bagi Elang sendiri, dia kerja buat putranya, harta yang dia punya semua untuk Ping, jadi kalau Ping sama sekali tidak membutuhkannya buat apa dia masih dianggap orang tua oleh Ping.

"Pasti Pa, Ping akan lebih sering minta bantuan papa. "

"Good son, kamu harta berharga bagi Papa, ingat semua apa yang Papa bilang. "

Ping mengangguk, disaat itu juga ponselnya berbunyi, dia melihat nama Meen disana.

"Apa masih mau sama anaknya? " goda sang Papa yang ditatap tajam oleh Ping.

"Jangan libatkan dia, dia tidak tau apa-apa! "

"Hahaha, baiklah baiklah, Papa cuman bercanda. "

"Mmm, Ping kekamar dulu Pa. "

Ping berdiri dan pergi dari sana menuju kamarnya yang sudah lama dia tinggalkan.

~~

"Aku ada urusan.... "

"..... "

"Ya, setelah ini phi aku pulang... "

" .... "

"Tidak ada masalah, kita ketemu nanti.... "

Ping mematikan telfonnya, lalu menatap sekeliling kamarnya.

Kamar penuh kenangan bersama sang mama, ada foto besar keluarga kecil mereka dikamar Ping.

"Mama, Ping merindukan Mama! "

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
TBC.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang