Meen mengacak rambutnya kesal mendengar 𝑃ing semakin dekat sama Antonio... Tidak dia tidak bisa membiarkan nya begitu saja.
Nomor Meen di blockir oleh Ping, Meen juga mencari ke condo , rumah, bahkan sorumnya... Sekali pun Meen tidak pernah bertemu dengan Ping.
Hingga dia mendengar kabar Ping janjian bertemu dengan Antonio hari ini.
Meen dengan tergesa pergi ke tempat yang dibilang orang suruhannya tapi bukan Marco.
Menghentikan mobilnya Meen masuk kedalam sebuah gedung, dia membaca lagi alamat yang diberikan padanya..lantai 56 ... Dan itu adalah Rooftop, apa ada tempat makan disana? .
Gedung ini cukup sepi menurut Meen walaupun terlihat mewah, apa Antonio ingin menyatakan cintanya pada Ping ,
Dan membuat dirinya semakin khawatir , dia mempercepat langkahnya menaikki jenjang setelah keluar dari lift
Sesampainya di Rooftop Meen langsung membuka pintu, dan memanggil nama Ping.
Tidak ada yang menyahut tapi ada sebuah meja disana , yang dihiasi lilin dan juga 2 piring steak dan buah yang sudah dipotong membentuk hiasan cantik.
Pikiran Meen semakin berkelana, apa dia terlambat
Dia hendak berbalik namun.....Brukkk,, punggung Meen dipukul dengan balok kayu dari belakang oleh seseorang hingga dia terhuyung kedepan .
Belum jadi Meen berdiri, dia kembali dipukul dengan kuat , darah menyembur dari mulutnya membuat Meen kehilangan keseimbangan , dia berlutut ,dengan satu tangan dilantai menahan tubuhnya , dia melihat siapa yang sudah memukulnya.
Antonio, dan dua teman nya tertawa melihat Meen yang menatap mereka tajam tapi tidak berdaya . Antonio yang memegang balok dan memukul meen dengan keras tadi.
"Kalian pengecut, brengsek! " Maki Meen mengusap bibirnya yang berdarah membuat ketiga pria itu lagi-lagi tertawa.
"Bodoh....! , hajar dia ! " perintah Antonio yang langsung diiyakan temannya dengan senang hati.
Meen berdiri mencoba melawan mereka ,namun sia-sia saja mereka memiliki balok , mereka beberapa kali memukul tubuh Meen yang berkelahi dengan tangan kosong.
"Hentikan..! " kedua temannya Antonio berhenti lalu melempar tubuh Meen ke lantai.
Meen menatap Antonio dengan sisa tenaganya, lelaki itu berjongkok didepan Meen menarik krah baju Meen hingga mata mereka bertemu.
"Pria yang dulu mencintai ku, bagaimana sekarang kau suka kejutan ku....? "
"Bajingan..! " gumam Meen tidak jelas karna bibirnya yang robek dan darah masih mengalir di hidungnya.
"Hahahahahha, , bodoh lo ngak berubah Meen, ,, mana ponselku! "Alih Antonio bicara pada anak buahnya...Anak buah Antonio yang mendengar itu langsung mendekat memberikan ponselnya pada Antonio.
"Ini bos....! "
"Bawa dia kebawah... Lalu jemput para anak buah kita pastikan tidak dikenali kesayangan ku dan bakar mobilnya ...! "
"Baik bos... ! "
Meen hanya menatap tajam pada Antonio saat tubuhnya diseret oleh anak buah pria itu.
"Hallo ping.... ! "
Hanya itu yang bisa didengar Meen , tidak ada tenaga lagi Meen memejamkan matanya sebelum dirinya dilempar tidak jauh dari gedung dan mobil Meen benar-benar dibakar.
~~
Di sekolah...
Ping berusaha mengacuhkan panggilan dari Antonio tapi melihat foto Meen yang sedang dikeroyok beberapa orang , Ping langsung mengangkat telfon itu.
"Dia kenapa phi....? "
".... "
"Dirampok..? "
".... "
"Gue akan kesana phi...! "
Ping mematikan ponselnya,Ping yang baru bersiap untuk pulang berlari cepat keluar kelas bahkan panggilan Miki dihiraukan Ping.
Tidak butuh waktu lama buat Ping sampai di tempat itu karna dia membawa motor.
Ping melihat Antonio membantu Meen menghajar beberapa orang sedangkan Meen sendiri sudah terbaring tidak sadarkan diri. Tidak jauh Ping melihat mobil kesayangan Meen sudah habis terbakar.
Ping segera mendekat, menendang beberapa orang dari mereka, melihat Ping datang perkelahian itu terhenti.
"Ping....! " panggil Antonio
Ping menatap Antonio yang sudah babak belur, apalagi keadaan Meen yang bisa dibilang sekarat, membuat emosi Ping naik.
"Minggir phi, tolong bawa phi Meen juga,biar gue yang hadapi mereka. "
"Ta tapi mereka terlampau banyak Ping,phi akan membantu ... "
"Tidak masalah, gue bisa menanganinya,, menepi lah. "
"Baiklah, kamu hati-hati ya..... ! "
Ping mengangguk, lalu menatap Meen yang saat ini dipapah oleh Antonio menjauh dari mereka dan sekarang Ping lah yang berkelahi menghadapi 16 anak buah Antonio .
Cukup kewalahan juga Ping karna mereka cukup pintar bela diri seperti terlatih ,tapi Ping bukanlah lawan mereka, Ping merebahkan mereka semua tidak sampai 30 menit.
"Phi, lo ngak apa-apa? " tanya Ping memegang bahu Antonio.
"Aku... Ping lebih baik kita bawa dulu Meen kerumah sakit, dia tidak sadarkan diri. "
"Aku panggil tak..... "
"Tidak perlu Ping, aku bawa mobil, aku akan mengambilnya...! " tanpa menunggu jawaban ping Antonio segera berlari ke mobilnya.
Ping melirik Meen , luka Meen cukup banyak tapi dia tidak berniat memapah Meen hanya menatap nya saja.
"Huh, kau menyuruhku menjauhi orang yang kau benci phi, lihatlah dia bahkan menyelamatkan dan khawatir pada mu.." gumam Ping .
Tidak lama Antonio kembali, dibantu Ping mereka memasukkan Meen kedalam mobil dan membawanya kerumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit, Meen langsung dilarikan ke ruangan gawat darurat, lalu mereka berdua disuruh menunggu diluar, Ping kembali menatap Antonio yang terduduk dibangku ruang tunggu rumah sakit.
"Phi tunggu disini, gue akan membelikan obat untuk phi...! "
"Tidak perlu Ping! " Ping melihat tangannya yang dipegang oleh Antonio.
"Ohh, sorry, " Antonio melepas tangannya cepat, " Ping ini hanya luka kecil nanti juga sembuh aku akan mengobatinya sendiri, jadi aku pergi dulu."
"Apa phi tidak manunggu Meen Sadar...?"
"Tidak perlu , Ping tau kan dia membenci phi, jadi lebih baik phi pergi...! "
Ping terdiam mendengar ucapan Antonio , tidak ada alasan lagi dia menahan Antonio.
"Makasi ya phi sudah bantu phi Meen. "
"Sama-sama, phi pergi dulu...! "
Ping mengangguk, Antonio berbalik dari sana dengan senyum tipis dibibirnya.
*Meen lihatlah aku mendapat simPATI pria mu ~* batin Antonio memasukkan tangannya kedalam saku celana yang dipakainya setelah sedikit menjauh dari Ping.
»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««
MeenPing❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PING
RomanceMeen, ketua basket terkenal di high school internasional,anak tunggal kaya raya,yang tiba-tiba menyukai adik kelasnya yang notabenya adalah seorang laki-laki "bernama Ping, dia mengklaim Ping adalah miliknya padahal Ping sudah menolaknya berkali-kal...