(Fokus Meen)
Dirga company's.
Meen dengan langkah tegap masuk kedalam perusahaan besar yang tak lain adalah milik sang Daddy, dengan memakai seragam sekolahnya Meen terlihat sangat tampan .Wajah dingin, tidak ada senyum itu membuat semua karyawan sang Daddy menatap padanya.
Ganteng, tapi tidak tertarik dengan wanita, , Kata-kata itu sering Meen dengar tapi dia tidak peduli, jika menurut orang itu menjijikan salahkan otaknya yang primitif karna zaman sudah berkembang.
Dan lagi saat ini dia sudah memiliki Ping sebagai sumber kebahagiaan nya, tidak peduli apa yang orang bicarakan , selagi tidak menganggu fisik nya Meen juga akan diam.
"Daddy! " Sapa Meen masuk setelah mengetuk pintu Dua kali.
Sang daddy mengangguk, Meen duduk disofa tanpa disuruh dalam ruangan sang Daddy Lalu melihat sang daddy fokus memberi arahan pada asistennya. Tidak lama dia ikut bergabung dengan Meen disofa itu.
"Meen ,Daddy dengar Peyimpanan motor kamu dibakar? "
Meen mengangguk sebagai jawaban, tanpa dijelaskan sang Daddy pasti tau. Dirga hanya menghela nafas lalu kembali menatap putranya itu.
"Kenapa tidak minta bantuan sama Daddy? "
"Meen sudah ada Ping, dad.! "
"Ping.? Apa yang dia lakukan? . "
"Mmm,Ping menyediakan motornya seolah tau ini akan terjadi. " mendengar ucapan sang putra Dirga melebarkan matanya, Ping yang menurutnya pria biasa saja kenapa bisa melakukan ini.
"Siapa dia sebenarnya? "
" I don't know, Meen sudah menyelidikinya tapi dia seperti memiliki seseorang yang bisa menyembunyikan nya Dad."
Dirga mengangguk, dia tau didunia ini pasti ada yang seperti itu, kehebatan seseorang jika kau bisa membayar kau akan jadi tuannya.
"Jadi ini ulah Antonio? "Sang Daddy mengalihkan pertanyaan nya.
"Ya."
"Sudahlah tidak usah berbaik hati lagi padanya, "
Meen mengangguk, dia juga tidak berniat berbaikan dengan Antonio. Meen masih mengingat bagaimana Antonio memperlakukan nya waktu itu.
~
Toni, panggilan yang diberikan Meen padanya, keduanya tumbuh besar bersama karna keluarga mereka berteman baik, Ayah Tony, Hermawan adalah sahabat daddy Meen.Orang tua mereka mengejar investasi bersama sampai mendirikan perusahaan yang tumbuh semakin kuat, tidak lama Hermawan kalap mata dan mengkhianati Dirga.
Meen mengetahui itu setelah dia tinggal bersama Diana, diusia 14 tahun, menurut Dirga buat apa anak dipisahkan walaupun orang tuanya sudah tidak berteman anak tidak ada hubungannya.
waktu itu Meen mengetahui nya dalam sebuah masalah, Toni yang diusia masih muda sudah berani membawa wanita kerumah membuat Meen kesal.
Tumbuh bersama ,Meen sedikit memiliki perasaan berbeda pada Antonio, melihat tony seperti itu Meen ingin sekali mengatakan perasaannya, hanya saja tidak mungkin dia lakukan.
Pastinya Toni akan jijik padanya , Meen tidak mau kehilangan satu-satunya sahabat yang dia punya.
Sampai hari dimana kekasih Toni memeluk Meen saat mereka bermain bersama seperti biasa dikamar Toni, Toni melihat itu ,dengan sandiwara sang kekasih, Toni lebih percaya pada wanita itu.
"Bagaimana aku bisa menyukainya sedangkan aku menyukaimu Ton, aku tidak tertarik dengan wanita. "
Karna permasalahan itu Meen membokar identitas s"sual nya hingga Hermawan datang dengan tepuk tangan yang tidak dimengerti Oleh Meen.
"Kau dengar sendiri sekarang putra ku, dia ini tidak pantas jadi temanmu, apa kau mau dilecehkan olehnya, kalian tidur bersama bukan? ."
"Brengsek, dasar menjijikan, enyah kau dari hidup ku! " Toni kembali menghajar Meen disana.
Entah apa yang Hermawan katakan pada Toni hingga dia bisa semarah ini pada Meen, bahkan Hermawan juga langsung mengatakan dia yang merebut perusahaan Dirga di depan Meen yang sudah sekarat.
Kata-kata menyakitkan tetap didengar oleh Meen meski tubuhnya tidak bisa lagi digerakkan,kenapa begini Meen tidak berharab dia disukai tapi Toni sahabatnya dan Hermawan sudah dianggap orang tuanya, kenapa?
Sampai Dirga tahu apa yang terjadi pada Meen dan membawa semua keranah hukum, Hermawan dengan tuduhan berlipat dimasukan kedalam penjara ,sedangkan Toni dimasukan ke ruang rehabilitasi selama 3 bulan.
"Meen." Panggil Dirga menyadarkan putra nya itu dari kejadian masa lalu.
"Yes dad. "
"Jangan ingat itu lagi. "
"Baiklah, jika hanya itu Meen berangkat sekolah dulu! "
" tunggu, Meen kemaren Daddy bertemu pemilik Elang crop. "
"Daddy serius? "
"Ya, kau tau rasanya Daddy pernah mendengar ucapan seperti itu dulu. "
"Maksudnya apa Daddy? , Meen tidak mengerti!. "
"Dia mengucapkan kata yang membuat Daddy terdiam sama seperti dulu waktu Daddy belum seperti sekarang,seseorang juga mengatakannya, sama persis. "
Dirga mengingat lagi,dia menceritakan Meen pada Elang, mengatakan pada Elang kalau putra satu-satunya menyukai lelaki, dia tidak keberatan Karna itu kebahagian putranya,namun dia hanya sedikit menyayangkan.
Namun kata-kata Elang membuat nya bungkam, "jika kau adalah orang yang selalu berfikir pendek seperti itu,perusahaan ini tidak layak berada ditanganmu!. "
"Jadi Daddy ? "
"Ya , Daddy mulai meragukan Broto yang sudah menolong Daddy! ."
"Biar Meen selidiki, Meen pergi dulu! "
Meen pergi setelah sang Daddy mengangguk padanya, dia juga harus kesekolah, dia tidak punya banyak waktu untuk bicara dengan putra nya sendiri, ini sudah jam 7 , bahkan Dirga sudah di sini dari jam 5 subuh Karna dia ada meeting.
~~
Sesampainya disekolah hal yang pertama kali dilhat Meen adalah Ping, pria manis itu dikerumuni banyak orang, Karna berita kemenangan nya semalam tersebar, entah siapa pelakunya.
Meen segera turun dari motornya dan melangkah kearah kerumunan , dari kejauhan Meen tertawa kecil melihat wajah Ping yang tidak nyaman.
Meen segera masuk kedalam kerununan itu dan merangkul leher Ping, lalu menyeret Pria manis itu dengan tanpa mengubah posisinya.
"Kekasih ku bukan monyet tontonan yang harus kalian lihat. ! " ucap Meen tarus berjalan membawa Ping menjauh dari sana tanpa menghiraukan tatapan semua mata pada mereka.
"Phi Meen brengsek! ."
━━━━━━♡♥♡━━━━━━
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PING
RomanceMeen, ketua basket terkenal di high school internasional,anak tunggal kaya raya,yang tiba-tiba menyukai adik kelasnya yang notabenya adalah seorang laki-laki "bernama Ping, dia mengklaim Ping adalah miliknya padahal Ping sudah menolaknya berkali-kal...